02.|Duistere Kant|

317 28 0
                                    

~•LDR paling menyakitkan bukanlah LDR yang berbeda negara, tetapi LDR saat kita berbeda dunia•~

Happy Reading

~•Duistere Kant•~

Suasana penuh duka dan rasa sakit kini terasa saat perlahan tubuh Daveen terkubur ditanah. Banyak media yang merekam acara pemakaman, pasti lah masuk keacara tv karena keluarga Daveen memasuki deretan 10 besar orang terkaya di eropa.

Ibu Daveen mengusap batu yang terlulis nama Daveen, air mata serasa tidak habis saat putra keduanya meninggakkan dirinya untuk selama-lamanya.

"Berbahagialah sayang" gumam sang Ibu lalu menaburkan bunga digundukan tanah itu.

"Maafin gue gak bisa jaga lo. Dan dengan bodohnya kemarin gue hanya diam" Aerael mengusap papan batu itu sambil tersenyum miris.

"Gua gagal jadi sahabat buat lo Dav" ucap Aerael kembali.

"Lo sahabat terbaik yang pernah gue kenal. Walaupun lo jail tapi lo bisa ngerti dimana waktunya jail dan serius" ucap Rigel, kini anggota Danger Zone berjongkok sambil mengelilingi gundukan tanah itu.

"Maaf kita semua gagal lindungin lo Dav" Xlander mengusap air matanya kasar.

"Seharusnya waktu itu kita saling melindungi, bodoh bukan? Jumlah kita bayak tapi gak bisa lindungin Aerael sama lo" kini Lintang perlahan menaburkan bunga mawar itu. Memang selama ini Lintang sangat dekat dengan Daveen karena sifat keduanya yang membuat mereka lebih dekat.

"Kita akan jaga 'dia' Dav sesuai permintaan lo. Bahagia disana, cukup didunia fana ini lo menderita disana jangan" lanjut Lintang.

"Gue gagal jadi sahabat sekaligus sepupu. Gua harap lo bahagia disana" Elang kini tersenyun miris meremat tangan yang saling bertautan untuk menahan desakan air matanya agar tidak turun.

"SELAMAT JALAN  DAVEEN HAELCHA CHAPION!" ucap mereka berlima dan beberapa anggota Danger Zone yang menghadiri pemakaman penuh duka itu.

Mereka menoleh saat sebuah langkah kaki mendekat, kaki yang terbalut heels berwarna putih dan celana jeans putih. Dapat semua orang lihat tubuh gadis yang memakai baju hitam panjang dan muka yang tertutup pashmina hitam yang memutari kepala, dagu dan leher serta mulut dan hidung. Hanya mata biru penuh luka yang dapat orang lain lihat, dapat dilihat orang lain tatapan sayu dan lemahnya menatap gundukan tanah itu.

Bahu gadis itu terasa lemas saat melihat papan batu itu, air mata yang ditahannya seketika keluar.

"Da-Daveen" lirihnya, karena pemakaman yang sepi membuat setengah dari mereka dapat mendengar apa yang digumamkan oleh gadis itu.

Ibu Daveen bangkit dan merengkuh tubuh gadis itu serta mengusap pungung sang gadis lembut.

"Mum.. Dav Mum" Ibu Daveen mengangguk pelan menyadari aduaan dari kekasih putranya.

"Caca willingly Dav huh .. Let him be happy, don't be sad. Dav will be sad too" Gadis itu mendekat ke-arah gundukan tanah itu dan menjatuhkan tubuhnya disamping gundukan tanah itu setelah inti anggota Danger Zone bangkit dan berdiri disisi belakang sang gadis. ("Caca relakan Dav ya.. Biarkan dia bahagia, jangan sedih Dav pasti akan sedih juga")

Athéna Et La MortTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang