Hahahha... Panik gak baca chap sebelumnya?. Gak aku unpublish kok... Langsung aja ya.
Happy Reading
~•Athéna Et La Mort•~
"Pergi Ger" ucap gadis itu lagi.
"Gue gak akan pergi sampai lo bukain pintu Dasha Eveline Marvelio Elbarak" ucap Gerhana sambil menyandarkan tubuhnya digerbang.
"Mau lo sebenarnya apa?" ujar Gadis itu kesal. Gerhana terkekeh sebentar lalu membalikkan badannya menatap mata biru itu dengan lembut.
"Bukain dong Ev... Tega banget lo sama gue. Mentang-mentang 2 tahun lebih gak sama gue lo berubah. Sok gak kenal selama ini padahal selalu perhatiin gue diam-diam 'kan? Sadar gue mah" ujar Gerhana. Biarlah semua tau sifat asli Gerhana yang ditunjukan kepada orang tertentu saja.
"Dih... Siapa juga yang perhatiin lo" ucap Dasha pelan lalu membuka gerbang lalu melenggang pergi diikuti Gerhana yang ikut masuk menutup gerbang lalu mengikuti langkah gadis itu menuju kedalam.
"Eve rumah lo sepi amat. Mana yang lain?" tubuh gadis itu menengang sekejap lalu langsung duduk.
"Bukan urusan lo. Gak usah sok asik gini, pas awal gue datang ke lo aja lo cuma natap gue dingin lalu pergi. Malu banget anjing" ujar Dasha.
"Wow... Kayanya lo emang udah berubah. Dimana Eveline yang polos dan goblok itu yah?" Gerhana melirik sambil tersenyum smirk membuat tangan Dasha melayang menghantam lengan Gerhana berulangkali membuat lelaki itu mengaduh.
"Panas banget njir.. Perih lagi. Tangan atau apa tuh?" ujar Gerhana sambil mengusap lengannya. Wait... Kemana sikap canggung mereka selama ini?.
Buat apa canggung, mereka adalah sahabat sedari sekolah dasar dulu hingga masuk SMP tetapi 3 tahun lalu Dasha pergi keluar negeri karena masalah keluarganya hingga saat dirinya kembali dimana Dasha yang saat itu mati-matian mencari sosok Gerhana yang telah berubah, wajar bukan 3 tahun pasti menimbulkan banyak perubahan.
Sedari awal saat mereka berpapasan disekolah mereka sama sekali tidak mengenali satu-sama lain karena fusik keduanya yang telah berubah. Lalu tak lama saat Dasha tak sengaja melihat Gerhana pulang kearah rumah sahabatnya dulu membuatnya penasaran dan memberanikan diri untuk perkenalan tapi sayang saat itu Gerhana hanya menganggap angin lalu.
"Gimana lo bisa kenal gue? Secara gue sama sekali gak nunjukin diri sebagai Eve?" tanya Dasha.
"Bekas luka dipundak lo" ujar Gerhana santai.
"Oh... Bekas dipun-- WHAT!! LO LIAT GUE LAGI GAK PAKAI BAJU?!" teriak Dasha.
"Salah lo lah.. Gue cuma lewat toilet eh lo malah dengan santainya buka baju olah raga lo untung gue yang liat bukan cowok lain. Mungkin lo udah jadi bahan guncingan" mata Dasha memincing. Walauoun Gerhana sangat asik tetapi kata-katanya tetap saja menusuk.
"Ya waktu itu gue lagi buru-buru ada ulangan sedangkan toilet semua penuh" ujar Dasha membela diri.
"Ya ya ya. Anggap aja gue percaya" ucap Gerhana dengan nada menyebalkan. Mata Dasha tanpa sengaja melihat layar handphone Gerhana yang menyala karena terdapat pesan masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athéna Et La Mort
Roman pour AdolescentsGerhana Aideen Chentarus Gacrux Holgouse, dia memimpin geng motor terkenal dan paling disenggani. Danger Zone, adalah geng motor yang selama ini paling disenggani oleh remaja seusianya. Kejam, Tak ada kata menyerah, Ambisius, Kemenangan adalah harga...