04.|Duistere Kant|

253 24 1
                                    

Happy Reading

~•Duistere Kant•~

•••

Pagi ini tidur Aerael terusik saat sebuah air mengalir dari sisi mukanya, saat membuka mata dapat dilihat seorang balita mungil dengan pipi tembam tengah tersenyun kearahnya hingga dapat dilihat 2 gigi kecil yang baru tumbuh itu.

"Kenapa Pelangi bisa disini? Bunda mana?" tanya Aerael dan mengangkat tubuh gemuk sang adik.

Pelangi Denleluvfain Alphahecca Holgouse. Balita yang kini mulai menginjak usia 10 bulan dengan pipi tembam dan rambut sebahu berwarna cokelat madu.

Aerael membawa tubuh balita itu turun kebawah. "Bun kenapa Pelangi bisa ada dikamar Aerael?" tanya Aerael saat dia sampai didapur dan melihat tubuh sang Bunda tengah sibuk dengan masakannya.

"Loh... Bukanya tadi sama Kejora?" tanya Sang Bunda, Mentari Hellevathore Holgouse.

"Ya abisnya Kejora bangunin Abang gak bangun-bangun, waktu lagi ambil air aku taro Pelangi diranjang Abang ehh pas aku keluar Abang sama pelangi udah gak ada" ucap seorang remaja dengan seragam SMP-nya.

"Udah. Sekarang kamu Aerael mandi buruan udah mau jam 8 juga. Kejora udah siap barang-barang-mu yang dibawa kesekolah?" tanya Mentari.

"Udah Bun, sini Pelangi-nya Abang mandi sana" tangan Kejora terulur kearah Aerael membuat Aerael memberikan tubuh Pleangi hati-hati lalu pergi masuk kamarnya. Kejora Annantasia Verline Holgouse.

"Bun tau gak? Ternyata bangunin Abang mudah. Cukup taro Pelangi disamping muka Abang dan dengan mudahnya Abang bangun karena air liur Pelangi mengalir dimuka Abang"

"Bisa Bunda coba lain kali" mereka terkekeh  geli.

~•Duistere Kant•~

Aerael mulai memasuki sekolahnya dan langsung menuju kelasnya, dia satu kelas dengan Lintang dan Elang. Kelas XII IPA 1.

Pertama memasuki kelasnya suara gaduh terdengar, ternyata didalam ada Bu Santi guru Fisika yang masih muda namun sayang dia sangat galak.

"Astaga Bu San-San yang Cantik tapi garang Sumpah bukan Lintang yang ambil sepatu Ibu" ucap Lintang.

"Gak-Gak! Yang punya mata bukan cuma kamu, semua murid dikelas liat bukan kalau sepatu saya digantung Lintang didepan koridor kelas Ips 2" ucap Bu Santi.

"Galak gak percayaan, jodohnya kabur entar Bu" ucap Lintang, bukanya diam dan mengaku jika dirinya memang menyembunyikan sepatu Bu Santi malah dengan santainya memaki Guru didepannya.

"Oh.. Kamu do'a-in tunangan saya kabur?! LARI 20 PUTAR DILAPANGAN KAMU LINTANG" teriak Bu Santi.

"20 doang bu? Mudah-"

"Iya setiap lapangan 20 putaran, mulai dari lapangan utama, lapangan Basket Indoor dan Outdoor, lapangan Volly, lapangan futsal" ucap Bu Santi.

"Astaga bu... 100 putaran? Bisa mati saya Bu" ucap Lintang.

"Pilih itu atau mau dapat surat panggilan orang tua?" dengan malas Lintang berjalan keluar, Lintang melihat kebelakang saat merasakan Bu Sinta tak mengikutinya lagi dia dengan cepat menuju kearah perkiran apalagi kalau bukan bolos.

Athéna Et La MortTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang