03.|Duistere Kant|

289 24 0
                                    

Happy Reading

~•Duistere Kant•~
••

5 hari sudah berlalu setelah pemakaman Daveen, rencana Danger Zone balas dendam dengan Antrax juga sudah mereka lalukan membuat beberapa anggota Antrax terutama sang ketua yaitu Liam dan Wakil ketuanya, Vano masuk kerumah sakit dengan keadaan parahnya bukan main.

Kini anggota inti Danger Zone yang kelas mereka berpisah tengah duduk dikantin dan berbagai makanan dimeja mereka.

"Puas gua liat muka memar Liam. Pengin bunuh juga" ucap Lintang menggebu.

"Makan jangan sambil ngomong njir... Itu pada keluar makanan lo!" ucap Rigel jijik.

"Hehe.. Abisnya gue esmosi banget" sahut Lintang.

"Emosi goblok. Perasaan nilai Bahasa Indonesia lo pasti diatas 85 kenapa biacara Bahasa sendiri aja masih typo" ucap Dean.

"Brisik anjing" memang dasarnya Elang yang dingin membuatnya jarang mengeluarkan kata-kata tapi sekali keluar langsung jleb. Sifat Aerael tidak dingin tapi dia hanya menyahuti perkataan yang menurutnya hanya hal serius membuat dirinya cuma beberapa kali berbicara dan orang lain pasti mengira sifat Elang dan Aerael 11 12.

"Gua denger ada murid baru pindahan Jerman, tadi ada banyak banget gosip sampe kuping gua sakit dengernya" ucap Rigel.

"Aaa... Gua tau, yang tadi diparkiran sekolah dengan baju bebas bukan?" ucap Lintang, dirinya sempat melihat siluet perempuan dengan hoodie hitam bermodel crop.

"Ya mana gue tau. Yang liat kan mata lo bukan mata gua" ucap Dean.

"Ikan hiu makan tomat, goblok" umpat Lintang pelan.

"Gak nyambung anjing" balas Rigel.

"Hei-hei Danger Zone!! Akhirnya setelah 2 minggu gua pergi kalian masih tetap hidup" mereka ber-5 kaget mendengar teriakkan dari anggota inti terakhir mereka yang 2 minggu lalu dikirim ke-Rusia untuk olimpiade karena dirinya siswa pintar walau tak sepintar Aerael tapi dirinya sering kali ikut perlombaan.

"Brisik monyet" umpat Langit.

"Gak ada yang kangen sama gua apa?" lelaki itu menunjukan wajah sedihnya membuat mereka berlima ingin sekali menonjok muka lelaki itu.

"Duduk dah lo babi"

Raihan Evalano Georgio, lelaki tampan dan pintar itu menekuk mukanya mendengar perkataan Elang tapi tak urung dia langsung duduk.

"Gimana kemarin? Lancar semua?" tanya Dean.

"Lancar dong. Walaupun gak bisa bawa pulang piala nomor 3 tapi bawa pulang piala nomor 1 hehe" ucap Raihan terkekeh.

"Merendah untuk melambung sahabat" cibir Lintang.

"Ya habisnya kalian gak ada yang tanya gua juara berapa. Maaf kemarin gue gak bisa kunjungin acara pemakaman Deveen" ucap Raihan.

"Kita ngerti ko, lo juga lagi berusaha buat sekolah, kan kita bisa datang keDeveen lain kali" jawab Elang.

"Woy tadi gue liat murid baru, cantik banget anjir. Kaya pernah liat tapi dimana yah?. Lupa" ucap Raihan.

Athéna Et La MortTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang