chap 17

528 57 0
                                    

"Seseorang tak akan pernah bisa lari dari takdirnya sendiri, meski ia pergi keujung dunia sekali pun"
.
.
.
❤❤❤

Setelah ditinggal sendiri oleh kedua orang tuanya untuk beristirahat dikamar, Saat ini pemuda bersurai kuning itu masih sibuk dengan telfon pintar yang ada digengamannya. Ia tengah berusaha menghubungi Hinata untuk menanyakan dimana gadis bersurai panjang itu berada.

"Kenapa nomor mu tak bisa dihubungi Hime?"

"Dimana kau sekarang?"

"Kau perlu memaki ku, atau balas perkataan kasar ku kemarin"

"Tapi jangan pergi dari hadapan ku..., tak boleh, kau tak boleh pergi dari ku Hime!"

"Bagaimana bisa kau meninggalkan aku seperti ini Hime"

"Kau seharusnya menagih janji yang ku ucapkan pada mu waktu itu. Tak perduli bahwa aku ingat atau tidak". naruto masih terus meracau dengan telfon yang masih setia melekat di telinga kanannya.

Ia kemudian melirik luka di tangan kirinya yang sudah dibersihkan. Bohong kalau ia bilang itu tak menyakitkan namun, semua rasa sakit ditubuh rasanya hambar kala mengingat luka yang ia torehkan pada hati gadis kecilnya dulu.

"Luka ku tak sebanding dengan luka yang telah ku torehkan padamu kan Hime?" Batin naruto lirih

Naruto masih sibuk merutuki dirinya sendiri atas apa yang telah ia perbuat pada cinta masa kecilnya. Cinta?, ya Naruto sudah mengakui bahwa ia memang mencintai gadis bermata bulan itu. Entah ia tak tahu sejak kapan, yang pasti janjinya untuk menikahi Hinata dulu bukan lah main2 meski ia dan Hinata masih kecil saat itu.

Kalau saja ingatannya tak hilang. kalau saja ia tak melampiaskan rasa kesalnya dengan berucap kasar pada gadis kecilnya. kalau saja rasa sukanya pada sakura tak pernah ada. Kalau saja ia tak terus-terusan menyangkal semua perasaan aneh yang timbul karna Hinata, disebabkan rasa dilemanya. Mungkin semua ini tak akan pernah terjadi.

Namun semua penyesalan tak akan pernah bisa membalikkan keadaan. Yang harus Naruto lakukan sekarang adalah berusaha meminta maaf dan mengembalikan semua rasa percaya Hinata padanya, ah satu lagi pemuda itu harus meyakinkan Hinata bahwa ia sangat mencintai gadis itu.

Pemuda itu kemudian sibuk mengotak atik ponselnya, mencari nama paman kakasih, asisten ayahnya dulu sewaktu menjabat sebagai direktur perusahaan uzumaki.

"Paman tolong carikan informasi tentang Otsutsuki Tenori, semuanya.. Aku perlu semua informasi tentang dia secepatnya"

"Kenapa kau perlu informasi tentangnya?, bukankah otsutsuki adalah salah satu perusahaan saingan kita?"

"Tolong cari saja paman, jangan banyak bertanya. Semua data tentang pria berambut uban itu ada pada Shikamaru, tapi itu hanya yang umumnya saja. Aku perlu yang lebih privasi terutama alamat tempat tinggalnya" Balas Naruto terburu2.

Hanya kakasih yang bisa menggali semua informasi orang2 sampai keakar2nya. Ah, sekretaris nya Shikamaru juga sebenarnya dapat diandalkan  namun pemuda bersirai nanas itu pasti sedang sibuk dengan perusahaan yang ia tinggalkan dua hari ini dan tentunya untuk beberapa hari kedepan.

"Baiklah, tapi aku hanya bisa memulainya lusa. Sekarang aku tengah sibuk". Ucap suara diseberang telfon kemudian langsung menutup panggilan. Seenaknya saja memerintah, jauh sekali dengan sikap atasannya dulu a.k.a Minato fikir kakasih
.

line of destiny✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang