chap 18

502 56 5
                                    

Selamat membaca ❤❤
.

.

.
"Oh, pria brengsek!..., ada apa kau berkunjung kesini?"

"Mau menemui Hinata?, jangan harap!" Sambung suara di belakang hanabi yang ternyata adalah Neji.
.
.
.

Neji sudah siap2 mengangkat satu tangan berniat memukul naruto untuk melampiaskan rasa kecewanya pada pemuda itu

"Neji-kun jangan terbawa emosi, kita harus membawanya masuk terlebih dahulu" Ucap Ten-ten dengan sigap memeluk tubuh Neji dari belakang

Bukan apa2 jika Neji tetap memukul Naruto, Ten-ten tak yakin pemuda itu akan tetap bertahan dengan kesadarannya. Wajah naruto tampak sayu dengan bibir yang pucat, ia juga terlihat menggigil dan masih berjongkok, mungkin tak kuat lagi untuk berdiri.

"Lepaskan aku Ten-ten, pria brengsek ini harus merasakan rasa sakit yang sama seperti apa yang di lakukannya pada Hinata!" Balas Neji seraya berusaha melepaskan diri dari pelukan sang calon istri

"Pukul saja aku, balas semua rasa sakit Hinata pada ku!. Tapi aku mohon beri tahu aku dimana Hinata berada" Ucap naruto dengan nada lirih seperti kehilangan semua tenaganya

"Ya, kau memang pantas dipukul. Bahkan aku ingin membunuh mu saat ini juga!"

"Sudah cukup!, tak perlu berbuat kekerasan Neji-kun. Kau mau di cap buruk oleh tau-san ku?" Ten-ten buru2 menengahi kala tak sanggup menahan pergerakan Neji yang terus berontak dalam pelukannya. Nampaknya Neji masih bersikukuh ingin memukul Naruto

"Sudah lah nii-san, jangan terbawa emosi. Nii-san tak lihat, Naruto nii-san sedang tak baik2 saja!" Kini giliran hanabi yang angkat bicara. Kalau terus2an berada diluar dengan cuaca sedingin ini, bukan hanya naruto yang akan mati membeku, mereka juga akan terkena dampaknya.

"Kau membela pria brengsek yang sudah menyakiti kakak mu hanabi?"

"Bukan begitu nii-san..."

"Kalian kenapa malah ribut di sini Neji, Hanabi" Ucap Hiashi yang membuka pintu pagar beberapa saat lalu dari dalam kediaman rumah sang calon besan.

Niat Hiashi ingin menyusul anak2 dan calon menantunya karna tak kunjung pulang untuk membeli alat2 panggangan yang kurang. Hiashi malah melihat perdebatan putra dan putrinya.

Mendengar suara Hiashi dari telinga kirinya membuat naruto buru2 berdiri "Ttau-san..., tolong beritahu aku dimana Hinata berada" Ucapnya lirih

"Naruto?, kenapa kau ada disini" Bingung Hiashi melihat naruto berdiri dihadapannya dengan tangan yang menyanggah dikedua lutut kiri dan kanannya, nampaknya naruto memang tak mempunyai tenaga lagi untuk berdiri.

"Tau-san, tolong beri tahu aku keberadaan Hinata.., aku mohon" Ulang naruto dengan nada memelas

"Jangan beri tahu dia tau-san!" Potong Neji

"Kalian mau mati beku disini!. ya sudah, tapi jangan ajak2 aku!" Jengah Hanabi melihat kakaknya Neji akan memulai perdebatan kembali. Hanabi kemudian buru2 masuk kedalam rumah tampa menunggu jawaban dari orang2 disekitarnya.

"Ekhm, masuk lah dulu naruto..., kau perlu beristirahat" Ucap Hiashi mempersilahkan sang calon menantu untuk masuk

"Ttidak perlu, aku hanya ingin menemui Hinata, apa Hinata ada didalam?"

"Aku hanya ingin bertemu Hinata tau-san" Ulang naruto

"Untuk apa?!, Kau ingin menyakiti adik ku lagi!" Teriak Neji

"Kau tahu, aku menyesal telah memberikan kesempatan pada mu. Bahkan aku menyesal telah mengatakan kau adalah pria baik dan bertanggung jawab"

"Nyatanya kau hanya pria brengsek yang hanya tau menyakiti hati perempuan" Lepas sudah semua kata2 yang tertahan beberapa hari ini. Bukan hanya ingin memukul Naruto tapi pemuda bersurai panjang itu sangat-sangat ingin membalas semua perlakuan buruk naruto pada adiknya.

line of destiny✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang