chap 15

583 63 13
                                    

Masalalu hanya akan menjadi masalalu. Bisa saja ia akan menjadi benang pengikat takdir, namun lebih besar kemungkinan hanya sebagai kenangan saja
.
.
.
❤❤❤

Flashback masa kecil Naruhina
.
.
.

Pertemanan Naruto dan Hinata terjalin ketika mereka sering bertemu di tempat yang sama, yaitu antara kantor uzumaki corp atau hyuga corp. Saat itu Hiashi dan Minato tengah sibuk merencanakan projek pertama mereka setelah lama tak bertemu.

Awal pertemuan Naruto dan Hinata sama seperti anak2 kecil pada masanya. Masih malu2 kala diperkenalkan masing2 kedua orang tua mereka. Namun, belum sampai satu minggu kedua pasang anak kecil itu menjalin pertemanan, mereka bahkan tak bisa dipisahkan walau hanya sehari tak bertemu.

Naruto sampai menangis di kediaman uzumaki saat melihat ayahnya tak  berangkat kekantor seperti biasanya kala ia pulang sekolah. Ibunya bahkan harus berkali2 menjelaskan bahwa ayahnya sedang libur dari pekerjaan kantor, karna hari itu hari sabtu yang mana biasanya mereka akan menghabiskan waktu dirumah atau berjalan2 sekedar menghabiskan waktu bersama.

Wanita berambut merah itu hampir menyerah membujuk putranya untuk berhenti menangis, ia bahkan mengiming-imingkan akan membelikan game keluaran terbaru supaya putra semata wayangnya mau menghentikan tangisannya. Namun anak berusia tujuh tahun itu bersikukuh hanya menginginkan Hinata tidak yang lain.

Tangis anak laki-laki bersurai kuning itu akhirnya terhenti tatkala mendapatkan telfon dari kediaman hyuga mengabari bahwa anak kedua dari keluarga hyuga itu memgurung diri didalam kamar minimalis nya karna mengetahui dirinya tak akan bertemu dengan Naruto.

Pada akhirnya kedua kelurga hyuga dan uzumaki itu menghabiskan masa weekend dengan berkumpul bersama di kediaman hyuga sambil berbincang2 ringan mengenang masa lalu kedua keluarga tersebut.

Mereka juga sepakat akan menyekolahkan Hinata ditempat yang sama dengan Naruto karna melihat betapa lengketnya kedua putra putri mereka.

Peristiwa2 manis tak pernah luput dari lingakaran pertemanan antara Naruto dan Hinata, selalu saja ada yang bisa membuat mereka jadi bahan kegemasan antara dua keluarga. Bahkan Kushina dan Hikari sepakat ingin menjodohkan mereka berdua jika sudah besar nanti.

Namun, rencana tinggallah rencana. Tepat saat hari ulang tahun Hinata yang ke depalan tahun kejadian naas terjadi menyebabkan trauma besar diantara Naruto dan Hinata.

Saat itu hujan tengah turun, seperti biasa kedua pasangan kecil itu tengah menunggu jemputan dari supir uzumaki setelah mereka pulang sekolah. Tak biasanya supir yang dipekerjakan Minato untuk menjemput putranya telat hingga hampir satu jam.

Naruto masih setia menggenggam tangan gadis kecil yang ada disampingnya sambil mengoceh tentang syal yang baru saja diberikan ibunya pada naruto. Ia juga menjanjikan akan menyuruh ibunya membuat syal secantik yang ia punya untuk Hinata.

Ditengah2 ocehannya tiba2 tangan kecil yang Naruto genggam terlepas membuat anak kecil bersurai kuning itu bertanya kenapa Hinata melepaskan genggamannya dan malah berlari kearah hujan lebat yang tengah turun.

Pemuda kecil itu kemudian buru2 mengambil payung merah yang ada didalam tasnya dan berlari mengejar Hinata yang sudah berteduh dibawah pohon besar dengan menggendong sesuatu ditangannya.

line of destiny✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang