chap 23

583 57 6
                                    

Selamat membaca ❤
.
.
.

'Ini bukan mimpi' batin naruto kala merasakan kehangatan pelukan Hinata.
.
.
.

Hinata masih setia mengeratkan pelukannya pada tubuh kekar naruto. Menyalurkan rindu dan khawatir yang bercampur jadi satu.

Perasaan nyaman timbul di hati hinata kala mendengar suara detak jantung naruto yang seirama dengan detak jantungnya sendiri, hal itu sedikit mengurangi rasa khawatir hinata.

"Hime.., kenapa kau ada disini?" Naruto kembali bertanya.

Hampir satu menit tak mendapatkan jawaban, naruto malah dikagetkan dengan suara isak tangis Hinata yang perlahan2 mulai terdengar.

Belum sempat naruto ingin bertanya pada gadis di pelukannya, ia malah dibuat bingung kala Hinata bertanya

"Naruto-kun, kau baik2 saja?"

"Apa ada yang terluka?"

"Kenapa tak pergi kerumah sakit naruto-kun.." Racau Hinata mendongakkan kepala seraya membalas tatapan naruto.

"Apa yang kau katakan Hime.., aku baik2 saja tak ada yang terjadi pada ku, jangan khawatir" Balas naruto kemudian mengusap surai gelap Hinata untuk menenangkan gadis itu.

"Apa yang baik2 saja.., di dahi naruto-kun ini apa?"

"Au..au.., sakit hime" Seru naruto kala gadis itu menekan luka yang ada di dahinya.

"Hiks... Hiks..., kan. Naruto-kun harus kerumah sakit. Lukanya harus diobati"

"Kaki. Kaki naruto-kun pasti juga terluka" Ucap Hinata seraya menarik tangan naruto mengajaknya pergi kerumah sakit

"Hime.., Bagaimana kau tahu?" Tanya naruto bingung

"Aku mendapatkan telfon dari naruto-kun kemarin"

"Aku tak ada menelfon mu kemarin Hime"

"Ada. Itu Suara perempuan!"

"Apakah..., kaa-san?!" Tanya naruto menguatkan suaranya kemudian mengalihkan pandangan pada ibunya untuk meminta jawaban

"Bukan. Sakura yang mengabari Hinata kemarin" Tukas Kushina kemudian melangkah menuju tangga

"Kaa-san kita harus membawa naruto-kun kerumah sakit. Lukanya harus di obati. Ayo naruto-kun jangan berdiri saja" Hinata masih berusaha menarik tangan naruto

"Hime.., tenanglah. Aku baik2 saja"

"Tidak!. Naruto-kun tak baik2 saja!" Hinata meninggkan suarnya.

"Sayang, tenanglah naruto baik2 saja. Kau lihat naruto masih bisa berdiri meski kakinya terluka" Ucap Kushina mengusap bahu Hinata setelah ia sampai dilantai dua kediaman uzumaki.

"Hmmm..., aku baik2 saja Hime" Tukas naruto menatap lembut mata bulan gadis yang ada dipelukannya.

Naruto masih sibuk mengusap surai panjang Hinata kemudian mengeratkan pelukan dengan sebelah tangannya yang lain, berharap bisa menghilangkan kekhawatiran gadis itu.

"Kaa-san kembali lah ke kamar. Biar aku saja yang urus ini" Bisik naruto pada ibunya yang dibalas anggukan dari Kushina.
.
.
.

Selepas kepergian Kushina hanya suara tangisan Hinata yang terdengar. Gadis itu belum bisa menghentikan air matanya meski ia sudah tahu bahwa naruto baik2 saja.

"Hime..., apa kau jauh2 menyusul ku kesini hanya karna khawatir pada ku?" Tanya naruto setelah menyadari situasi.

Pemuda itu tak dapat lagi menahan senyum dibibirnya akibat perlakuan Hinata. Semua beban dipundak naruto seketika menghilang menyadari bahwa gadis itu khawatir padanya.

line of destiny✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang