chap 6

462 58 5
                                    

Selamat membaca 😊
.
.
.
"aku ingin bertemu sakura, kau bisa pulang sendiri kan Hinata?"
.
.
.

Refleks Hinata terduduk setelah membaca pesan yang baru saja dikirimkan naruto. Hinata tau ini adalah kesepakatan mereka berdua, namun tetap saja rasa kecewa dan sakit di relung hatinya tidak bisa dihindarkan 'nampaknya mendung kemarin perlahan akan menjadi hujan kaa-san' .

Tidak, Hinata tidak menangis ia hanya merasa kecewa pada situasi yang masih belum memihak padanya. Padahal Hinata sempat bersyukur naruto kembali menunjukkan tawa yang dirindukannya, meski Hinata merasakan sakit saat menaiki bianglala, gadis itu ingin mencobanya lagi, hanya untuk melihat tawa naruto yang terakhir kali didengarnya saat di perpustakaan kota minggu lalu.

"Kenapa melamun...?" Sapa seseorang mengagetkan Hinata

"Boleh aku duduk disini?.."

"Baiklah karna kau tidak menjawab, berarti aku boleh duduk disini" Oceh pemuda berambut putih saat melihat tidak ada respon dari gadis didepannya
.
.
.

Di tempat lain

"Aku bisa2 berjamur karna lama menunggumu naruto" Kesal sakura setelah melihat naruto duduk didepannya "jadi kenapa kau terlambat?.. Tidak biasanya.., Sejak kau dijodohkan kau nampak sibuk ya naruto" Sambung sakura kepada lawan bicaranya

"Tidak begitu, hanya saja aku memang sibuk akhir2 ini" Timpal naruto sambil memanggil pelayan untuk memcatat pesanannya

"Kau lihat ramen ku mengembang hanya karna kau lama datang...aku jadi tidak berselera makan"

"Tukar saja dengan pesanan ku nanti" Ucap naruto menenangkan sakura "aku minta maaf... Aku buru2 kemari setelah menemani Hinata ke taman bermain.."

"Jangan bilang kau meninggalkan hinata sendirian disana naruto"

"Ti..tidak"

"Kau gila ya...., hanya karna ingin menemani aku makan kau meninggalkan gadis itu sendirian". Sakura tau pemuda bersurai kuning itu tengah berbohong. 'Ck kebiasaan lamanya tidak berubah' batin sakura. Naruto akan melupakan apapun hal penting jika sudah menyangkut gadis musim semi itu, bahkan ia pernah meninggalkan ibunya diparkiran mall hanya karna menerima pesan sakura untuk mengajak makan siang bersama

"Kau tidak lihat hari sudah mulai gelap, bagaimana bisa kau meninggalkannya sendirian di tempat ramai seperti itu naruto...., pergi jemput Hinata se.ka.rang naruto" Titah sakura sambil menekankan  kalimat terakhirnya

"Baiklah2" Ucap naruto setelah melihat raut wajah sakura yang tidak ingin dibantah. Sakura Sama persis seperti ibunya kalau sudah memerintah, sama2 tidak bisa dibantah. 'itu sebab nya aku menyukai mu sakura' batin naruto sambil beranjak dari tempat duduknya.
.
.
.

Kembali ketempat Hinata

"Hey bukankah kau gadis aneh yang ada di perpustakaan tempo hari?" Tanya pemuda bersurai putih itu setelah menyadari ada kesamaan rambut dan raut wajah gadis itu dengan yang ia temui di perpustakaan kota

"Apa maksud mu dengan gadis aneh tuan"

"Keke..., Jangan memasang wajah seperti itu...., bukankah kau yang membenturkan  kepala pada rak buku perpustakaan minggu kemarin?"

"Bagaimana kau tahu?" Tanya Hinata dengan masih menampilkan raut wajah menyelidiknya "apa kau seorang stalker?,.. Aku beri tahu ya aku tidak takut dengan mu" Sambung Hinata

"Kau salah sangka bodoh... Aku yang meminta mu bergeser tak lama setelah kau meracau nona"

"Benarkah?..." Tanya Hinata lebih kedirinya sendiri sambil berusaha mengingat apa yang terjadi. Bukan apa2 Hinata akan melupakan sekitarnya kalau ia sedang melampiaskan rasa malu nya

line of destiny✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang