[1] hari pertama.

692 58 4
                                    

Sebelum membaca aku mau berterima kasih dulu karena kalian mau baca ini huee ㅠㅠ i'm happy!
Enjoy guys! Semoga kalian suka.
Luv dari Haruto.

●●●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


●●●


"Anjing!"

Anela mengumpat. Membuat seluruh isi kelas langsung melihat ke arahnya, tak terkecuali gurunya yang sedang membaca buku di depan kelasnya.

"Anela! Berisik lagi ya kamu?!" Bu Jihyo berteriak, menunjuk ke arah Anela. Sedangkan Anela hanya cengar cengir dari arah tempat duduknya.

"Maaf bu, gak sengaja. Abisnya kalah nih," katanya sambil menunjukkan layar ponselnya yang menunjukkan tulisan "LOSE". Seisi kelas langsung tertawa, sedangkan wajah bu Jihyo mulai memerah karena menahan amarah.

"Makanya kalo noob tuh gak usah sok main game," Yedam nyeletuk dan Anela langsung melemparkan penghapusnya hingga mengenai kepala Yedam.

"Asu!" Yedam meringis.

"MAMPUS!" Anela tersenyum puas.

"Kamu main game waktu kelas saya!? Anela, KELUAR!!" Mendengar teriakan gurunya, Anela langsung ngicir keluar kelas. Tapi sebelum itu ia memberikan love sign ala ala pada gurunya itu.

"Dadah ibu, dadah teman-teman!" Ujarnya sambil melambaikan tangannya sebelum akhirnya meninggalkan kelas.

Bu Jihyo hanya geleng-geleng dengan kelakuan Anela. Bagaimana bisa Anela bertahan hingga kelas dua SMA dengan otak dan perangainya yang seperti itu?? Tidak tau, bu Jihyo saja bingung.

Anela dengan senyuman manisnya berjalan menuju kantin. Tidak banyak orang di kantin karena memang belum waktunya istirahat. Ia senang karena ia bisa beli-beli tanpa harus ngantri. Kantin berasa milik dirinya sendiri.

"Ibu! Kiw! Beli bakso satu ya." Anela mengedipkan matanya pada ibu-ibu penjual bakso. Sembari menunggu ia menyandarkan tubuhnya pada tiang berbahan kayu di dekat situ. Lalu matanya jatuh pada seorang laki-laki yang baru saja datang bersama kedua temannya.

Senyumannya melebar, ia melambaikan tangan pada Haruto sebelum berlari ke arahnya.

"ARUU!!" Teriaknya dari kejauhan.

Sedangkan yang di sapa hanya menghela nafas kasar, ia sudah bisa mengira siapa yang memanggilnya dengan panggilan tersebut. Karena di dunia ini hanya seorang Anela yang memanggilnya dengan panggilan itu.

"Noh, mantan lo noh," Junkyu menyenggol lengan Haruto dengan wajah yang sedang menahan tawa. Begitupun dengan Jihoon.

"Udah diem napa, gue gak buta." Haruto tetap melanjutkan langkahnya dan mencari tempat duduk, berpura-pura tidak mendengar panggilan Anela.

"Eits!! Apa anda sudah tuli??" Anela berhenti tepat di depan Haruto dan kedua temannya. Ia merentangkan tangannya agar ketiga orang itu berhenti berjalan, ia seperti orang yang sedang menghentikan maling.

"Halo kak," Jihoon dan Junkyu menyapa barengan. Anela tersenyum, kemudian melambaikan tangan pada keduanya.

"Itu temen-temen lo nyapa, lo gak mau nyapa gue??" Tanya Anela pada Haruto.

"Gak, males banget,"

Haruto kemudian duduk di bangku yang tak jauh dari sana, membiarkan Anela masih dengan gaya seperti itu. Anela mendengus kemudian ia menyusul Haruto dengan duduk di hadapannya.

Anela menyanggah dagunya dengan kedua tangan, matanya menatap lekat Haruto. Ia sedikit bingung kenapa Haruto tidak pernah sekalipun berani mengusir dirinya walau tingkah lakunya sudah cukup mengganggu Haruto. Makanya ia pikir Haruto sebenarnya masih menyukainya walau hanya sedikit.

"Aru..."

Haruto memutar kedua bola matanya, ia bisa menebak apa yang akan Anela katakan setelah ini. Karena Anela selalu melakukan ini setiap kali mereka bertemu.

Notes : "Setiap kali mereka bertemu"

"Mau balikan sama gue gak??"

Junkyu dan Jihoon yang mendengar itu sebenarnya sudah tidak kaget, namun tetap saja terasa canggung. Keduanya langsung memainkan HPnya.

Mereka mengetikkan sesuatu di HPnya masing-masing, oh sudah pasti mereka menyebarkan gosip ini pada teman-temannya yang lain.

Anela menatap Haruto dengan wajah penuh harap, matanya terlihat berbinar seakan ada efek bling bling di bola matanya. Namun seperti biasa, jawaban Haruto sama dan akan terus begitu.

"Ogah!" Tegasnya dengan wajah datarnya itu.

Anela menghela nafas kesal, "kenapa gak mau sih Ru?? Kan tinggal balikan aja apa susahnya coba??" Tanyanya dengan wajah kebingungan.

"Iya bener tuh kata kak Anela, coba deh lo..." Belum sempat Junkyu melanjutkan omongannya, ia sudah mendapatkan tatapan sinis dari tuan muda Haruto.

Junkyu merapatkan bibirnya.

Haruto menatap Anela. Tatapannya berubah, tidak sesinis saat ia menatap Junkyu tadi.

"Kak Ala, kita udah..."

"Acieee masih manggil gue 'kak Ala', fix mah lo belom move on dari gue. Udahlah, lo belom move on, gue juga. Jadi gampang kan tinggal balikan aja." Anela menggoda Haruto dengan mentoel-toel pipi Haruto yang sedikit chubby itu.

Haruto menjauhkan wajahnya, namun tidak menepis tangan Anela. "Terus mau gue panggil apa?? Kak Anela yang terhormat, gitu??" Tanya Haruto dingin.

Anela menggeleng, lalu tersenyum lebar. "Ya gak perlu juga sih,"

"Haruto, gue sama Junkyu mau beli-beli dulu ya, lo kayak biasa aja kan??" Jihoon menepuk pundak Haruto, setelah Haruto mengangguk ia kemudian beralih menatap Anela.

"Kak, lanjutin aja. Gue restuin kok."

Anela mengedipkan sebelah mata pada Jihoon.

"Tuh temen lo aja ngerestuin, yaudah sini balikan sama gue."

Haruto diam.

Anela juga diam, menunggu jawaban dari Haruto.

"Kak, lo udah makan??" Tanya Haruto tidak mengindahkan perkataan Anela sebelumnya.

Anela mengernyit, sedetik kemudian ia menepuk jidatnya. "OH IYA ANJIR, BAKSO GUE!!"

●●●

pede aja dulu yakan.

mampus gak lo disinisin Haruto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

mampus gak lo disinisin Haruto.

Mantan · Watanabe HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang