[25] last and forever. [END]

479 34 12
                                    

Akan jadi chapter terpanjang sebagai bentuk perpisahan.

●●●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

●●●

Pagi itu Anela dan Haruto bersiap ke sekolah seperti biasa. Namun bedanya mereka merencanakan sesuatu hari ini, yak benar. Mereka berencana bolos.

Setelah semalaman mereka berusaha untuk memasang topeng terbaik mereka untuk menjalani hari ini. Keduanya terlihat bersinar saat bertemu, mereka harus memanfaatkan hari ini dengan baik. Untuk mengukir kenangan terakhir mereka.

Hari ini Haruto dan Anela keluar dari rumah ini bukan sebagai kakak adik. Tapi sebagai sepasang kekasih.

Saat ini Anela sedang berada di mobil yang sama dengan Haruto. Haruto meminjan mobil milik Hanbin yang untungnya sedang tidak digunakan.

Haruto menggenggam tangan Anela dengan sangat erat.

"Mau pergi kemana dulu nih??" Tanya Haruto, melirik sekilas pada Anela yang berada di sebelahnya. 

Anela terlihat berpikir, kemudian menyunggingkan senyumnya dengan manis. "Terserah Aru aja, aku ngikut."

Mendengar panggilan itu membuatnya tersenyum dengan lebarnya. Tangan kirinya tidak henti-hentinya ia gunakan untuk mengelus punggung tangan Anela.

"Kak Ala, inget ibu ibu yang dulu jual jus deket rumah sakit itu gak sih??" Tanya Haruto.

Anela mengangguk. "Iya inget!! Kan dulu tiap hari sabtu kita selalu beli-beli disitu." Ujar Anela kembali mengingat-ingat masa indahnya saat SMP.

"Mau kesana??" Ajak Haruto.

"AYUK! Kangen juga, kira-kira ibunya masih inget sama kita gak ya??" Anela kembali tersenyum, mengingat dulu ibu-ibu itu sering mendoakan mereka untuk berjodoh.

"Kak,"

"Apa??"

"Sini," Haruto menepuk pundaknya. Memberi tanda pada Anela untuk bersandar padanya.

Gadis itu dengan cepat langsung menyandarkan kepalanya pada pundak Haruto. Ia memeluk lengan Haruto, namun tetap memberi ruang Haruto untuk bergerak.

Setelah sampai di depan tempat jus yang mereka bicarakan, Haruto mengelus pipi Anela. "Udah sampe kak, ayo turun."

Anela mengangguk, namun baru saja ia hendak turun. Haruto menahan pergelangan tangannya.

"Hm, kenapa??" Tanya Anela bingung.

"Aku bukain, tunggu ya!" Kata Haruto dengan semangat, lalu buru-buru keluar dan membuka pintu mobil untuk kekasihnya, Anela.

Haruto memberikan tangannya untuk membantu Anela keluar.

Anela hanya terkekeh melihatnya. Ia meraih tangan Haruto, kemudian keluar dari sana. Mereka langsung menghampiri penjual jus yang ternyata masih sama seperti dua tahun yang lalu.

Mantan · Watanabe HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang