[24] kembali bersama.

300 27 5
                                    

Sebelum membaca silahkan menyetel lagu di atas!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum membaca silahkan menyetel lagu di atas!

enjoy~~~

●●●

Setelah beberapa saat Anela pingsan hingga membuat keduanya khawatir, syukurnya ia tidak pingsan terlalu lama. Dan saat ini Haruto, Anela dan Hanbin sedang duduk bersama di ruang tamu. Ketiganya saling menunduk dan termenung di dalam lamunan mereka masing-masing.

Sampai akhirnya Hanbin membuka suara terlebih dahulu. "Apa yang mau kamu tanyakan, tanya aja Nel. Ayah bakal jawab semuanya,"

Anela langsung menatap mata ayahnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca. "Anela minta penjelasan ayah, tentang semuanya..." Anela menarik nafasnya sebelum melanjutkan.

Tangannya beralih menunjuk Haruto dengan lantang, "apa maksud papa kalau dia adik aku!? Kasih tau aku alasan kenapa mama meninggal?? Apa meninggalnya mama ada sangkut pautnya sama dia?!"

Pertanyaan beruntut diberikan oleh Anela. Karena pikirannya sudah terlalu tidak kuat untuk menelaah apa yang terjadi saat ini.

Hanbin menghela nafasnya perlahan sebelum menjawab semua pertanyaan Anela.

"Mama meninggal waktu ngelahirin adik kamu, waktu itu ayah marah sekali karena ayah pikir dia adalah pembawa sial. Makanya ayah memutuskan untuk membuang dia ke panti asuhan. Tapi dua tahun yang lalu, ayah menemukan surat wasiat mama kamu dan disitu mama menuliskan sesuatu..."

"...tolong jaga kedua anak kita, begitu katanya. Makanya ayah memutuskan untuk mencari Haruto. Tapi ternyata tidak semudah itu." Penjelasan Hanbin di akhiri oleh setetes air mata yang jatuh membasahi pipinya.

"Ayah, bohong ya sama aku??" suara Anela bergetar. 

Ia bahkan tidak bisa marah pada siapa-siapa. Ia tidak bisa marah pada ayahnya, apalagi pada mamanya. Lalu siapa yang ia bisa salahkan??

Anela menoleh ke arah Haruto.

"Aru, ini gak bener kan??" Anela menatap Haruto dengan wajah penuh harap. Berharap ini semua hanya candaan.

"Ayah, bener kak."

Mendengar Haruto memanggil Hanbin dengan panggilan Ayah membuatnya semakin remuk. Anela beranjak dari tempat duduknya, kemudian berlari ke arah kamarnya. Yang ia butuhkan saat ini hanya menangis sekeras mungkin.

"Anela..." panggil Hanbin.

"Biar saya aja om," lalu Haruto berdiri dan pergi menyusul Anela.

Setelah sampai di depan kamar Anela, ia membuka pintu kamar Anela dengan pelan. Disana ia melihat Anela yang sedang meringkuk di ujung kamar sambil terisak.

"Kak... gue minta maaf," itu kalimat pertama yang Haruto ucapkan. Bukannya menenangkan, buat Anela itu malah membuatnya semakin marah.

Anela menoleh ke arah Haruto, "lo..."

Mantan · Watanabe HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang