Dua tahun yang lalu...
Haruto berjalan turun ke bawah dengan tergesa-gesa. Dilihatnya kedua orang tua dan adik perempuannya sudah duduk bersama mengelilingi meja makan.
"Pagi ma, pa," sapa Haruto lalu duduk di kursi tepat di sebelah adiknya.
"Zoa, engga disapa??" Tanya Zoa sambil memasang raut wajah sedih.
Haruto tersenyum, kemudian mengacak-acak rambut adiknya. "Iya, pagi adeknya kak Haru yang cantik."
Di depannya, Yuta dan Sana tersenyum melihat interaksi adik kakak itu.
"Oh iya, Haru besok kamu ulang tahun kan??" Tanya Sana sambil menyendokkan beberapa lauk ke atas piring milik Haruto.
Haruto mengangguk, kemudian tersenyum simpul saat menerima piring yang Sana berikan.
Keluarga Watanabe memang merupakan keluarga yang sangat tentram, Yuta dan Sana menjaga kedua anaknya dengan sangat baik. Haruto dan Zoa juga tidak pernah merasakan kekurangan kasih sayang dari orang tuanya.
Walaupun Haruto bukan anak kandung mereka, Yuta dan Sana sangat menjaga Haruto sebagai anak kandungnya sendiri. Karena tanpa Haruto, mungkin Zoa tidak akan hadir di dunia ini.
Iya, beberapa tahun lalu Yuta dan Sana sangat kesulitan untuk mendapatkan anak. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk mengasuh Haruto. Tidak disangka beberapa saat kemudian Sana hamil. Karena itulah mereka menganggap bahwa Haruto sebagai pembawa keberuntungan.
Dan hingga saat ini, Yuta dan Sana sedang mencari cara untuk memberitahukan semuanya pada Haruto. Karena mereka takut jika suatu saat Haruto akan marah jika mereka terlalu lama merahasiakan hal ini.
"Haru..." panggil Yuta.
"Hm?? Kenapa pa??" Tanya Haruto.
"Nanti papa mau ngobrol sama kamu, boleh?"
"Apaan sih pa, ngobrol aja kali. Canggung banget," kekeh Haruto.
Yuta hanya tersenyum, senyum yang tidak bisa Haruto pahami apa maksudnya.
Setelah mereka selesai sarapan, Haruto dan Zoa berpamitan untuk pergi ke sekolah. Ya, walaupun mereka bersekolah di tempat yang berbeda, Haruto masih setia mengantar Zoa dengan selamat sampai ke depan gerbang sekolahnya.
●●●
Sesampainya di sekolah, seperti biasa. Haruto tidak langsung menuju kelasnya, ia lebih dulu menuju kelas kekasihnya, Anela. Haruto berjalan dengan senyum yang sangat lebar, dengan membawa sekotak susu pisang yang baru saja ia beli di market depan sekolahnya.
Setelah sampai di depan kelas IX J, ia mengetuk pintu perlahan. Jujur saja walau ia seringkali bertemu pacarnya tapi ia masih malu malu kalau disuruh masuk ke dalam kelas Anela.
"Kak Anela ada??" Tanyanya pada salah satu kakak kelas yang ia duduknya tidak jauh dari pintu.
"ANELAAA DI CARIIN PACAR LO NIH!!" Katanya berteriak, pipi Haruto langsung memerah karena seluruh murid di kelas itu langsung menoleh ke arahnya.
Tidak lama kemudian Anela muncul dari balik mejanya, ternyata ia sedang tidur di bawah meja. Melihat Haruto yang tersenyum ke arahnya membuatnya ikut tersenyum.
"Pagi pagi dah ngapel aja lo bedua," celetuk Umji sambil menyenggol lengan Anela.
"Iri? Bilang bos," ejek Anela kemudian berlari menjauh dari Umji.
"Parah lo, awas aja kalo putus ntar lo nangis nangis ke gue." Balas Umji tidak terima.
"Gak bakal putus sih, kan gue mau nikah sama Haruto."
"NGIMPI BANGET LO!"
Anela hanya membalas Umji dengan wajah konyolnya, kemudian keluar dari kelasnya dan menarik Haruto untuk pergi agak jauh dari sana.
"Aru, kenapa??"
"Kakak tidur lagi barusan??" Tanya Haruto kepo, karena ia melihat Anela yang keluar dari bawah mejanya dengan rambut yang sedikit berantakan.
Anela hanya terkekeh, "iya bentar doang, takut ngantuk pas kelasnya bu Sejeong."
Haruto langsung memberikan susu pisang yang ia bawa pada Anela.
"Nih, buat ngisi perut, belom makan kan?" Tebak Haruto.
Anela membelalakkan matanya, kemudian pura-pura kaget dengan menutup mulutnya. "Ih kok kamu kaya dukun sih??" Ujar Anela dengan nada bercanda.
Ctak!
Haruto mendaratkan sentilan pada jidat Anela, "udah dibilang pagi tuh sarapan dulu. Nanti kalau lambung kakak kumat gimana??" Tanya Haruto dengan nada khawatir.
Bukannya menanggapi dengan serius, Anela malah terkekeh dan mencubit pipi Haruto. "Duh gemes banget sih kalau marah gini, iya Aru nanti aku makan kok."
"Awas ya gak makan!"
Haruto memang sangat ketat masalah jadwal makan Anela, bukannya apa. Anela itu sering sekali lupa makan kalau tidak diingatkan. Padahal Anela punya penyakit lambung yang mengharuskannya makan tepat waktu. Biasanya Anela akan makan kalau sudah perutnya terasa sakit.
"Iya iya Aru, udah ah balik sana ke kelas." Kata Anela lembut.
"Nanti pulang sekolah aku tunggu di depan kelas kaya biasa ya," ujar Haruto kemudian mengacak-acak rambut Anela.
Anela hanya tersenyum manis. "Iya, nanti aku samperin. Dah sana."
Setelah melepas kangen karena satu malam tidak bertemu, akhirnya keduanya kembali ke kelas masing masing.
Tidak peduli siapapun itu, kalau sudah cinta ya bakal kangen all the day, all the time. Benar bukan??
●●●
Eihhh ini belom selezai. Mari kita vomment!
Perbedaan Haruto waktu SMP sama waktu SMA. Ada yang beda??
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan · Watanabe Haruto
Fanfiction"Aru, balikan sama gue yuk!" "Ogah!" Hanya sebuah kisah seorang Anela yang berusaha balikan sama Haruto setelah dua tahun lamanya. Dan Anela yang masih mencari jawaban kenapa Haruto mengakhiri hubungan mereka yang saat itu sedang baik-baik saja...