[23] selamat datang, ayah.

257 30 3
                                    

Hari minggu yang cerah dan Anela jelas masih bersantai di atas kasurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari minggu yang cerah dan Anela jelas masih bersantai di atas kasurnya. Ia bisa merasakan matanya sembab karena menangis semalaman. Siapa lagi yang ia tangisi kalau bukan Haruto, memang Anela ini lemah masalah Haruto.

Ia meraih ponselnya yang ia letakkan di atas nakas kemudian membuka aplikasi hits bernama instagram itu. Dilihatnya notifikasi dimana Junghwan meng-upload fotonya yang diambil saat malam itu, kemudian tangannya memencet kolom komentar.

Setelah melihat beberapa komentar yang ditujukan untuk dirinya dan Junghwan, ia kesal saat melihat respon Haruto yang hanya menuliskan titik-titik lalu tanda tanya.

"Maksudnya nih apa sih?? Gak ngerti gue." Gumamnya kesal.

Kemudian Anela terkekeh sendiri, "lagian dari dulu kapan sih gue pernah ngertiin lo?? Gak ada satu hal yang gue ngerti dari diri lo Ru," ujarnya berbicara sendiri.

Ia jadi teringat tentang Haruto yang selalu tertutup padanya, entah masalah apapun itu. Selama tujuh bulan ia berpacaran dengan Haruto, tidak sekalipun Haruto mau terbuka dengannya kalau tidak Anela yang menanyakan atau memancingnya terlebih dahulu.

Anela mendesah pelan, jika dulu saja sulit untuk memahami Haruto, apalagi sekarang. Dulu ia bisa saja meminta Haruto untuk terbuka padanya karena saat itu Anela masih berstatus sebagai pacar Haruto, tapi sekarang?? Anela bukan siapa-siapanya.

Tok tok tok

Anela sedikit tersentak dari lamunannya, kemudian mematikan layar ponselnya. "Masuk aja dek,"

Setelah itu, ia bisa melihat Doyoung yang datang sambil membawa nampan yang berisi makanan di tangannya. Anela hanya tersenyum melihatnya, satu-satunya keluarga yang Anela punya saat ini.

Karena sejak beberapa tahun yang lalu, Anela kehilangan mamanya -yang ia juga tidak mengetahui penyebabnya- dan dua tahun yang lalu ayahnya pergi entah kemana.

Ayahnya hanya memberi pesan pada Anela bahwa ia akan mencari sesuatu yang amat penting bagi mamanya.

Namun sudah sekian lama ayahnya tak kembali, sampai-sampai Anela terbiasa sendirian dirumah.

"Makan dulu kak, lo jarang-jarang kan makan makanan rumah??" Tebak Doyoung sambil meletakkan nampan yang ia bawa di atas kasur Anela.

Anela tersenyum gemas, "perhatian juga lo."

"Emang om Hanbin masih gak ada kabar kak??" Tanya Doyoung ragu.

Anela menggeleng, "belom, terakhir cuman ngirim uang bulanan ke gue." Jelas Anela santai, kemudian mulai memakan makanan yang Doyoung sajikan. Sepertinya Anela memang benar-benar sudah terbiasa sendirian.

Dulu saat pertama kali Hanbin meninggalkan Anela sendiri dan tidak pulang hampir beberapa bulan lamanya, Anela akan ngamuk-ngamuk sendiri. Tapi kemudian ia merasa tidak ada gunanya untuk ngamuk-ngamuk.

Mantan · Watanabe HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang