[21] Haruto dan masa lalu 2

247 29 3
                                    

Haruto memarkirkan sepeda pedalnya di halaman rumahnya, kemudian masuk ke dalam rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haruto memarkirkan sepeda pedalnya di halaman rumahnya, kemudian masuk ke dalam rumah. Saat membuka pintu, suasana rumah terlihat sangat sepi.

Ia menutup pintu rumahnya perlahan, hampir tidak ada suara. Langkahnya langsung membawanya naik ke atas, menuju kamarnya.

Kemudian telinganya mendengar sesuatu yang cukup mengejutkan.

"Aku gak mau mas!!" Itu suara Sana yang sedang bertengkar dengan Yuta di dalam kamarnya.

Haruto dengan sigap langsung berlari dan berdiri di balik pintu kamarnya sendiri. Ia ingin mendengarkan lebih jauh apa yang orang tuanya debatkan, memang terkesan tidak sopan. Namun rasa keponya melunjak karena kedua orang tuanya bertengkar di dalam kamarnya.

"Aku... aku berubah pikiran," ujar Sana lagi dengan suara yang sedikit terisak.

"Tapi kita udah sepakat mau ngomong ke Haruto, sayang."

Pikiran Haruto semakin terganggu, apa maksudnya?? Apa yang perlu dibicarakan dengannya??

"Terus kalau setelah itu dia pergi nyari orang tua kandungnya gimana, hah?? Kamu mau Haruto ninggalin kita??"

Deg..

Orang tua kandung?? Batin Haruto.

Haruto mulai goyah, tapi ia berusaha tetap mendengarkan kedua orang tuanya dari luar sana.

"Sayang, aku lebih takut kalau Haruto tau dari orang lain. Lagipun umurnya sudah cukup untuk paham masalah ini," terdengar suara Yuta yang berusaha menenangkan istrinya itu.

Cklek

Yuta dan Sana menoleh, mereka membelalakkan mata saat melihat Haruto berdiri di depan pintu dengan wajah yang kusut.

"H-haru?? Sejak kapan kamu disitu??" Tanya Sana gugup.

"Bisa jelasin apa maksud mama sama papa??" Tanya Haruto tanpa basa basi, suaranya mulai bergetar.

Yuta berdiri, kemudian menarik tangan Haruto untuk duduk di sebelahnya. Sedangkan Haruto hanya menuruti saja, badannya sudah lemas setengah mati mendengar pembicaraan kedua orang tuanya.

"Maafin papa sama mama ya Haru," ujar Sana sambil mengelus rambut Haruto lembut.

"Buat apa pa?? Ma??"

"Maaf karna bukan mama yang ngelahirin kamu ke dunia ini," setelah itu tangis Sana pecah. Ia menangis di dalam pelukan Haruto.

Haruto juga tidak sebodoh itu untuk tidak mengerti apa maksud Sana.

"Mama sama papa sayang sama kamu, tapi itu tetap engga bisa nutupin fakta, kalau kita engga punya hubungan darah sama sekali." Jelas Yuta pelan.

"Tapi kita gak akan pisah kan?? Haruto tetap mau sama mama sama papa," tanya Haruto penuh harap.

Mantan · Watanabe HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang