Six

986 167 8
                                    


••

Sehun mematung ditempatnya, ia masih tak habis pikir dengan apa yang terjadi barusan. Rahangnya nampak mengeras, tangannya juga ikut mengepal. Gadis itu benar-benar telah melampaui batas. Seumur hidupnya ia belum pernah mengalami hal seperti ini.

"Gadis lancang itu! kita lihat apa ucapanmu itu benar? Kau yang memulai permainan ini, dan kupastikan kau akan kembali datang padaku sambil berlutut memohon ampun." Desis Sehun dengan mata menyalang layaknya elang yang hendak menghabisi mangsanya.

Disisi lain, Jisoo nampak berjalan cepat dengan mulut terus bergerak mengucapkan sumpah serapah terhadap pria yang baru saja ia temui, Siapa lagi kalau bukan Oh Sehun.

"Dasar pria angkuh! Dia pikir aku sudi menerima uangnya? Dia pikir aku pengemis?" Runtuk Jisoo melewati pintu resort mewah tersebut.

Namun langkahnya tertahan, begitu para pria berjas hitam yang membawanya kemari menghalangi langkahnya.

"Apa lagi sekarang?" Keluhnya sebal.

"Urusanku dengan Tuan kalian sudah selesai, jadi biarkan aku pergi!" Jelas Jisoo.

Mereka saling melirik satu sama lain, sebelum akhirnya menyingkir dan memberi Jisoo jalan.

"Haissh!" Jisoo mendesis, emosinya masih meluap.

Jisoo kembali melanjutkan langkahnya, rasanya ia benar-benar ingin cepat enyah dari tempat itu. Tepat saat ia telah melewati gerbang resort, ia menghentikan langkahnya.

Kim Jisoo kau bahkan tak tahu kau ada dimana sekarang, Bodoh!

Jisoo menoleh kesekitar, lokasi resort ini sedikit jauh dari jalan raya hingga ia tak menemukan kendaraan umum disini. Dengan asal Jisoo melanjutkan langkahnya, dengan keyakinan bahwa resort ini terletak tak begitu jauh dari penginapannya karena tadi ia sampai disini tak begitu lama.

Dan benar saja, setelah berjalan sekitar sepuluh menit dia pun akhirnya sampai di jalanan utama. Jisoo menapaki trotoar menoleh ke ujung jalan beberapa kali berharap menemukan taksi yang akan membawanya kembali ke penginapan.

°°

Aku menghempaskan tubuhku dengan asal kearah tempat tidur, ini benar-benar membuat kepalaku hampir pecah! Pria angkuh itu benar-benar menguji kesabaranku.

Aku menghela nafasku panjang, mengaturnya perlahan berharap rasa sesak yang memenuhi dadaku dapat berkurang. Ingatanku justru kembali memutar ulang kejadian di resort itu.

"Aku jelas tak tahu nomor rekeningmu, jadi kuputuskan untuk memberikannya langsung. Anggap saja kau tak pernah melihat kejadian hari ini, tentang Bae Irene dan aku. Jangan sampai ada pihak media yang mengetahuinya, Jika aku sampai melihat berita tentang hal itu di media kau orang pertama yang kucari."

Aku menutup mataku begitu teringat bagaimana dia menyunggingkan senyuman meremehkan itu.

"Oh Sehun sialan!" runtukku seraya memukul udara, melampiaskan rasa kesalku.

Kulirik jam yang menggantung disalah satu sudut kamar penginapan ini. Sudah hampir pukul sebelas siang. Aku bahkan belum sempat sarapan tadi. Suara diperutku bahkan sampai hingga telinga. Aku lapar!

Akhirnya aku memutuskan untuk keluar dari penginapan ini. Aku berjalan menapaki trotoar, mataku kemudian menangkap sebuah tenda kecil yang berlokasi tak begitu jauh dari pemukiman penginapanku. Ternyata itu penjual odeng.

Syukurlah, setidaknya aku tidak harus berjalan lebih jauh untuk bisa makan sekarang. Tadinya aku memang berniat untuk membeli makanan di pasar lagi.

LOVE SCENARIO [Sehun Jisoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang