"Kumohon bantu aku. Jika kau membantuku, aku akan membelikanmu 5 game terbaru"
" Hanya 5?!!. Aku mau 10!!"
" Ck, kau perhitungan sekali. Baiklah 10."
" Haha, okay."
" besok Temui aku di Aurora garden jam 9 pagi ."
" Baiklah."
" Aku pergi. Jangan bilang siapa-siapa."
" Oke."
******
Aku meletakan 2 piring telur beserta sosis dan roti panggang ke meja. Yang satu untuk Devian dan yang satu lagi untukku.
Beberapa saat kemudian, Devian datang dengan senyum lebar dan duduk tepat didepanku.
Aku merakasan tatapan Devian yang terus melihat ke arahku. Oy, rotimu nanti dingin.
" Kau mau pergi?"
Aku yang sedang mengunyah roti panggang ku hanya menjawab pertanyaan Devian dengan anggukan
" kemana?"
Oh, dia bilang aku tidak boleh memberitahu siapa-siapa.
" Ke Aurora garden" aku tidak mau berbohong jadi kujawab saja seadanya.
Oh, aku hafal sekali ekspresi itu.
" Kau tidak boleh ikut. Kau ada pemotretan."
" Aku bisa bolos." Jawaban santai nya itu membuat ku kesal.
Aku masih ingat kejadian 1 Minggu yang lalu. Aku ingin pergi mencari inspirasi, tapi akhirnya malah main bersama Devian di Lotte world. Benar-benar gagal sekali.
" Tidak boleh, pokoknya tidak boleh. Minggu kemarin kau sudah bolos. Kau harus profesional, Devian." Ucapku menggebu-gebu. Bisa gawat jika Devian berhasil ikut.
Belum sempat dia membantah, aku sudah merapikan piringku dan berlari begitu saja.
" Kau harus profesional, aku pergi."
Teriakku sambil berlari.
Huh, aku berhasil kabur. Maaf Devian tapi janji adalah janji. Demi 10 game baru.
Devian terdiam dengan wajah kecewa. Hari ini, Odelia tidak mau dirinya ikut. Ia juga tidak bisa terus memaksa untuk ikut bersama Odelia. Pekerjaan menyebalkan ini membuat ia tidak bisa bersama Odelia. Huh, apa ia berhenti saja?! Toh, pekerjaan nya sekarang juga sudah tak terasa menyenangkan lagi, Uangnya pun sudah sangat banyak. Ia lebih senang menghabiskan waktu dengan Odelia.
" Mungkin aku akan berhenti."
Devian menghabiskan sarapannya, setelah itu ia berangkat kelokasi pemotretan.
****
" Kau sudah menunggu lama, Vier?"
Odelia terengah-engah melirik lelaki muda dengan wajah cantik yang sedang menatapnya dengan wajah datar. Ya, orang yang melakukan perjanjian dengannya adalah Xavier, adik dari suaminya. Vier memintanya untuk menemani lelaki itu seharian. Dengan kata lain, vier meminta waktu Odelia.
Vier bangun dari kursi, lalu berjalan mendekati Odelia. Odelia mengernyit melihat tatapan Vier yang tampak menilai dirinya.
" Ikut aku."
*****
" Vier, apa aku harus berpakaian seperti ini?"
Aku melihat Vier yang tersenyum puas. Sedangkan aku, aku merasa tidak nyaman dengan penampilanku ini. dress putih selutut berwana biru dengan bunga-bunga, kalung mutiara di leherku serta sedikit kepang kecil di rambutku. Itu semua jauh sekali dari gaya sehari-hari ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Husband
RomantizmKisah keseharian Odelia yang cuek dengan suaminya yang bucin. " Bye Devian. Aku pergi." " Aku ikut." " Tidak boleh!!! Ini sudah 3 hari kau bolos bekerja." " Pokoknya, sampai jumpa!." " Odelia, kau lupa sesuatu." Odelia yang berjalan cepat terhenti d...