Setelah berjam-jam mengelilingi pameran dan sekiranya mereka sudah mulai bosan, akhirnya mereka keluar dan mulai lanjut berkeliling pasar malam yang letaknya kebetulan disebelah pameran tersebut sekalian berkeliling mencari jajanan untuk mengisi perut.
Tak terasa pun sekarang jam sudah menunjukkan pukul enam sore, sebenernya Win yang anaknya terbiasa rebahan udah lemes banget. Rasanya, kakinya udah ga sanggup lagi buat menopang berat badan dan dosanya. Tapi demi Bright dan Gabriel agar tidak berbuat macam-macam ia bertekad untuk menguatkan dirinya.
"Win, lo laper ga?" Tanya Bright tiba-tiba membuat Win yang sedang berjalan langsung berhenti.
"Lumayan sih, kalau lo berdua masih mau keliling gapapa gue ikut," Bales Win seadanya.
"Yakin???" Tanya Bright.
Win mengangguk mantap sebagai balasan.
"Kak Bright, main ke rumah hantu yuk??" Ajak Gabriel tiba-tiba ketika melihat sebuah wahana yang ia sukai sejak dulu di depan matanya.
"Boleh," Bales Bright.
Kemudian langkah mereka berdua terhenti ketika tidak mendengar jejak kaki Win yang akan mengikuti mereka, dan benar saja Win masih berpijak di tempat yang sama tanpa bergerak selangkah pun.
"Hehe, gue ga ikut ikut deh kalo wahana ginian, kalian berdua aja. Gue mau liat-liat aja hehe," Jelas Win tanpa diminta.
Ya gimana, Win punya cerita dan trauma tersendiri tentang wahana rumah hantu ini.
Pernah waktu itu ketika Win masih belum berumur tujuh belas tahun, ia diajak teman segengnya ke wahana rumah hantu begini. Tadinya Win sudah menolak, wajahnya yang pucat pasi diabaikan sehingga membuat Win mau tidak mau masuk ke wahana mengerikan tersebut. Padahal Win sudah sering bilang kalau ia tidak suka dengan hal-hal berbau setan kecuali dalam film.
Awalnya semua baik-baik saja dan semua berjalan lancar. Namun, ketika di pertengahan saat ada sosok hantu jadi-jadian yang muncul, tidak sengaja semua orang mulai heboh dan berpencar masing-masing. Win rasanya mau pingsan dan sangat ketakutan saat itu.
Akhirnya tanpa pikir panjang, ia meraih siapapun orang yang ada disebelahnya dan ia peluk erat-erat sampai keluar wahana.
Win pikir, orang itu adalah temannya saat itu karena ia tidak bisa melihat dengan jelas karena arena wahana yang cukup gelap. Namun ketika sudah sampai diluar, ia menyadari bahwa sosok itu bukan temannya melainkan orang asing yang sudah ia gandeng dan ia ajak teriak-teriak tidak jelas sedari tadi.
Sejak saat itu Win tidak berani lagi bermain dengan wahana rumah hantu dan tidak ingin mengulang kejadian yang sangat ingin ia lupakan saat itu, tapi yang nyatanya sampai sekarang ia masih mengingatnya.
"Yaudah, yuk kak Bright masukk," Kata Gabriel sambil narik-narik Bright paksa ke dalam wahana.
"Win kita masuk ya! Nanti kalo udah selesai gue chat! Lo bisa keliling aja kalo bosen nunggu," Kata Bright sebelum badannya perlahan hilang dilahap wahana mengerikan tersebut.
Win bales senyum singkat dan memulai perjalanannya sendirian. Seperti anak hilang ia menengok ke kanan kiri seperti sedang mencari sesuatu.
"Hai, sendirian aja?" Pertanyaan retorik datang dari seseorang yang tiba-tiba muncul membuat Win sedikit terkejut.
"Eh? Iya... Siapa?" Jawab Win kebingungan. Soalnya tiba-tiba ada orang asing yang ngajak dia bicara.
"Gatau."
"Hah?"
"Hah?"
"Hah?"
"Hah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
brisexual ; brightwin
FanfictieWin itu bukan homo cuma Bright-Sexual aja! Inget Win bukan homo! top!Bright bott!Win Harsh words🔞 semi baku