beach

11.4K 957 54
                                        





"Win..."

Tidak ada sautan.

Mereka sudah sampai di rumah beberapa waktu lalu, tetapi sejak dari perjalanan tadi Win tidak membuka suaranya alias diem aja. Biasanya kalo lagi berduaan kan Win yang lumayan bawel. Dia juga anaknya gasuka keheningan.

"Win..." Dipanggilnya Win untuk kedua kalinya dengan respon yang sama.

Bright yang udah gregetan akhirnya nemplok di bahu Win. Sang empu terlonjak kaget.

Lho, anaknya daritadi ngelamun ternyata.

"Fakyu, gue kaget," Kata Win sambil nyubit tangan Bright yang berada di kedua sisi bahunya.

"Lo daritadi ngelamunin apaansih? Kesambet lo," Bright menyilangkan tangannya di depan dada Win.

Win menyingkirkan tangan Bright dan bergegas beranjak ke tempat tidurnya. Akhirnya ia terlelap tanpa berbicara apapun dan membuat Bright tertegun ditempat.

.

.

.

keesokan harinya,

Ketika Bright membuka matanya, ia sudah tidak menemukan Win berada di sampingnya alias kosong. Kasur Win kosong dan sudah tertata rapih. Tandanya ia sudah meninggalkan kamar dan berangkat kuliah. Bright merasa ada yang aneh.

Win tidak menghindarinya perkara kemarin malam, bukan?

Karena juga biasanya Win akan membangunkannya ketika ia akan berangkat ke kampus. Tumben kali ini tidak. Karena Bright orang yang lumayan peka pun tanpa berlama-lama ia segera menyusul Win ke kampus. Sebenarnya hari ini Bright mendapat kelas sore, tetapi ia hanya ingin memastikan, apakah Win benar menghindarinya atau tidak?

Sesampainya di kampus tercinta, ia langsung pergi ke kantin untuk menunggu Win sampai selesai kelas.

Satu jam berlalu, seharusnya kelas sudah selesai sekarang. Namun, yang dicari tak kunjung datang. Bright pun tidak sengaja melihat Dew yang sedang jalan sendirian menuju kantin. Dengan cepat Bright menghampirinya dan menanyakan keberadaan Win.

"Gue gatau Bri, dia gamasuk hari ini," Jawab Dew yang membuat hati Bright seketika gelisah.

"Oh oke Dew, Thanks."

Bright pun sedikit berlari meninggalkan area kampus. Ia tidak ada ide untuk mencari keberadaan Win. Anak itu jarang sekali bolos. Sekalinya bolos paling ya kalo misalnya kontrakan mereka kebanjiran.

Akhirnya Bright memutuskan untuk pulang kerumah untuk berfikir kemana kah ia harus mencari sosok kelinci pujaan hatinya itu.

Sementara itu disisi lain, Win terlihat senang sekali karena sudah lama ia tidak pergi ke pantai sendirian seperti ini kecuali waktu ia masih kecil dulu.

Win berada di kampung halamannya saat ini. Entah kenapa sejak semalam ia selalu terbayang adegan 'ciuman' bersama sahabat sekamarnya itu. Bahkan sampai ke alam mimpi pun adegan itu datang menghampiri.

Jantung Win berdetak tidak normal ketika mengingatnya. Perasaan aneh mulai muncul ketika ia memikirkan hal itu. Maka dari itu, ia memutuskan untuk pergi ke pantai demi menjernihkan pikiran-pikiran dan perasaan anehnya.

Win menatap langit yang cerah menggunakan kacamata hitam legam anti radiasi favoritnya ditemani angin sepoi-sepoi yang menyejukkan.

Tiba-tiba ia dikejutkan oleh sebuah suara,

"Dor!"

Win terlonjak kaget. Ia pikir itu Bright yang menyusulinya, gataunya itu adalah kakaknya yang bernama Apo.

"Kenapa sih bang? Ngagetin aja deh," cemberut Win.

"Ya abis kayaknya ada yang lagi galau nih," Kata Apo sambil ikut mendudukkan dirinya disamping sang adik.

"Apaansih bang, kaga."

Apo tersenyum remeh. "Iya iya ga galauu," kata Apo.

Mereka berdua duduk sembari memandangi hamparan lautan yang cukup luas di depan sana dengan keheningan yang melanda cukup lama.

Tak lama, Win memecahkan keheningan tersebut. Apo sengaja sebenarnya, agar sang adik yang memulainya duluan. Ia tidak ingin memancing yang takutnya malah menimbulkan perselisihan diantara mereka.

"Bang...."

"Kayaknya gue ... anu ... itu ... ah, lupain ajalah bang," pasrah Win. Ia tidak tahu harus bilang seperti apa.

"Apa? Lo suka cowok?"

Apo bertanya tepat sasaran.

Win mengedipkan matanya berkali-kali. Merasa terkejut dengan pertanyaan atau pernyataan yang diucapkan oleh sang kakak.

"Lo diem berarti bener. Terus sekarang lo kenapa galau? Abis putus?" Tanya Apo lagi.

Win langsung menyanggah, "NGGA! Ga putus kok...."

Apo menaikkan satu alisnya, "Terus?"

Win lalu menceritakan kejadian semalam dan perasaan aneh yang selalu muncul di dalam dirinya.

Apo mengangguk-angguk sebagai respon. Sepertinya ia tahu apa yang membuat Win terlihat galau ini. Adiknya ragu dan takut. Ia pernah berada di posisi Win sebelumnya ketika seorang manajer perusahaan besar yang naksir dirinya. Apo terlihat sama seperti Win saat ini.

"Win, kata gue lo mending samperin si Bright Bright itu. Terus bilang apa yang lo rasain, gue yakin dia pasti terima," saran Apo.

"Bang, ga semudah itu lagi. Gue takut kalo misalnya nanti kita pacaran gabakal bisa ngobrol kaya biasa lagi terus nambah canggung," kata Win.

"Loh, kalo belom dicoba mana tau kedepannya, 'kan?"

Win menghela nafas panjang. Cuma perkara cinta-cintaan jadi mumet gini. Kenapa coba dia harus kenal yang namanya Bright. Hadeh bikin pusing aja. Authornya juga ikut pusing.

Siang pun berganti malam, Win sedang rebahan di kamarnya. Rasanya sudah lama tidak pulang kerumah dan mencium bau kamarnya yang khas vanilla ini.

"Aduh kangen, mau tinggal disini aja capek nguli," gumam Win.

Win membuka hp nya yang sudah ia tidak buka dari pagi. Banyak miscall dari Bright disana. Ada kali 100 lebih. Terus chatnya ada lebih dari 200.

Ia pun terkekeh. Win sedang membayangkan wajah khawatir Bright di sebrang sana.

Tidak berniat untuk membalas pesan tersebut, Win memutuskan untuk tidur saja. Besok ia masih ingin disini dan berjalan-jalan. Soal izin kuliah, bisa diserahkan ke temannya esok hari.


Keesokan paginya,

Pemuda tampan, bertubuh jangking berkacamata hitam terlihat sedang menghidupkan mesin motor untuk pergi ke suatu tempat.

"Oi, Bri! Lo mau nyusul Win ya? IKUTTT!!!" Dew yang berbicara.

Bright yang lagi memakai helm kaget dengan kehadiran Dew. Bagaimana ia bisa tahu?

"Ga ah, kuliah lo sono," tolak Bright.

"Pelit bangsat, gue kan kangen sahabat tercinta gue," kata Dew lebay.

"Punya gue."

"Dih, kalo dia punya elo emang gue peduli? NGGAAA. GUE MAU IKUTTT IKUTTT IKUUTTT," Teriak Dew yang mau gamau Bright harus ngangkut ini anak setan buat nyusulin Win.

"Yaudah naik anjing, ribet lo," emosi Bright.

"Hehe."
















Bersambunggggg

Haloo haloo apakabar?? Akhirnya setelah sekian lama ya aku apdett 😞😞

Siapa yang kangenn wkwkwk gaada pasti 😥

See u all!

Mari kawal bw menuju pelaminan 💪🏻💪🏻

brisexual ; brightwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang