Setelah melakukan perjalanan yang lumayan panjang. Sampai juga mereka di sebuah rumah yang memiliki pemandangan langsung berhadapan dengan laut lepas. Awalnya Bright ragu-ragu karena sudah lama sekali semenjak ia menginjakkan kakinya ke daerah sini.
Dew berinisiatif buat ngecek maps dan mastiin kalau benar disini itu memang rumah orangtuanya Win.
"Bentar gue mau chat Win dulu," kata Dew yang masih kurang yakin.
"Eh tapi jangan bilang kalo kita lagi disini ya," peringat Bright dan Dew mengangguk nurut.
Lima menit kemudian, dari kejauhan terlihat anak lelaki yang sedang memakai celana sepaha berwarna biru dengan baju kuning garis-garis sedang berjalan menuju ke arah mereka berdua.
Tak lain tak bukan itu adalah Win. Karena Win rabun jauh, jadi ia masih belum menyadari kalau ada Bright yang berdiri disamping Dew. Sebab, yang Win tahu hanya Dew saja yang kemari.
Dew lagi dadah-dadah ke Win disambut juga dengan lambaian tangan yang riang gembira. Senyumnya merekah sebelum ia bertukar pandang dengan pria yang bersama Dew.
"Loh, ngapain lo disini?" Tanya Win sambil nunjuk-nunjuk Bright pake jari tengahnya-telunjuk maksudnya.
Berusaha tenang dan tidak gugup.
Aslinya kaget, gugup, pengen pipis.
"Mau ketemu mamah," jawab Bright enteng.
Win menautkan alisnya. Dew sudah mulai merasakan hawa-hawa dirinya bakalan jadi nyamuk.
"Ma ... mamah lo ga disini anjir, ngelantur lo."
Win salting. Dia tau maksud 'mamah' yang dimaksud Bright.
"Lah mamah lo kan bakal jadi mamah gue juga, Win," bales Bright enteng.
Kan.
Kalau Win adalah thor, udah dipastikan dia bakalan memukulkan palu itu ke bumi dan menghancurkannya. Mulut brengsek Bright ini bikin organ dalam Win jadi ga karuan termasuk hatinya.
Baru saja Win pengen ngomong, tapi suara temennya yang terdengar seperti ikan sekarat mengalihkannya.
"Kak, laper kak, gue belom sarapan kak, kak mau pingsan...."
Bruk
Itu Dew yang beneran ambruk gara-gara ga sarapan. Untung Win dengan sigap menahan tubuhnya biar ga nyium aspal.
"Berat babi, nyusahin aja lo taii," misuh Win ke Dew yang lagi memejamkan matanya. Kayaknya beneran kelaperan deh bibirnya pucet soalnya.
Bright dengan sukarela pun menawarkan bantuannya buat ngebopong Dew ke dalem rumah Win.
Didepan pintu masuk, Win bingung, "Ini anak enaknya ditaro di wc ga sih."
"Ayo deh, kunciin biar ga ngerepotin," bales Bright guyon.
"Serem lo ah, udah taro di lantai aja situ pojok," kata Win sambil nunjuk sudut kamar tamu menggunakan dagunya.
Bright pun menurut. Setelah mereka menaruh Dew disana, mamah Win dateng. Mama Win nampak terkejut ketika melihat sesosok pemuda yang sedang terbaring tak berdaya di rumahnya.
"ASTAGA! MAYAT GANTENG DARIMANA INI?!" Pekiknya.
Win reflek nutup telinga dan satu matanya. "Mah, itu temen Win lho bukan mayat. Terus dia juga jelek ga ganteng, rabun nih mata mamah ya," jelas Win.
"Lho iya kah? Terus yang ganteng satu lagi ini juga temen kamu?" Tanya mama Win sambil melihat ke arah Bright.
Bright langsung membungkukkan badannya dan menjabat tangan mama Win.
![](https://img.wattpad.com/cover/232900485-288-k599575.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
brisexual ; brightwin
FanfictionWin itu bukan homo cuma Bright-Sexual aja! Inget Win bukan homo! top!Bright bott!Win Harsh words🔞 semi baku