Suasana hati Xander beberapa hari terakhir sangat buruk. Ia tidak segan memaki dan memukul siapa saja yang membuatnya tersinggung. Violetta baru menyadari bahwa Xander memasang sebuah mikrofon kecil di balik dasi leher milik anjing kesayangannya itu. Xander mencurigai gerak gerik Sam yang semakin hari semakin menjadi. Mikrofon itu terhubung dengan ruang kerjanya. Puncaknya, ucapan Sam tempo lalu terdengar diruangan Xander yang tengah bersama koleganya.
Suasana hati Xander juga mempengaruhi semua orang yang bekerja padanya. Di rumah, ketiga asisten rumah tangganya lebih banyak diam. Sedangkan dua bodyguard yang tersisa, August dan Bobby, tidak jauh berbeda dengan ketiga asisten rumah tangganya.
"Bobby," panggil Violetta pelan. Setelah kepergian Sam dari rumah, Bobby ditugaskan untuk menjaga dan mengawasi Violetta.
Bobby menoleh. "Iya, Nona?" tanya Bobby. Dibandingkan dengan tubuh Sam yang sedikit lebih kecil, berhadapan dengan Bobby membuat Violetta terasa begitu kecil.
"Apa aku bisa menanyakan sesuatu padamu?" tanya Violetta pelan.
Bobby diam untuk sesaat. Ia lalu menggeleng. Bobby tahu kemana arah pembicaraan mereka berdua. Sam, ya pembicaraan mereka akan mengarah ke Sam. Bobby menyayangkan sikap kurang ajar Sam yang berani menyukai wanita milik Alexander, bos dengan kekuasaan tak terbatas bak mafia di era kuno. Dibandingkan dengan Sam, Bobby tidak bekerja dengan Xander selama waktu yang Sam habiskan untuk mengabdikan diri pada Xander. Secara personal pun, Bobby dan August menyadari Sam lebih dekat dengan Xander ketimbang mereka berdua. Di balik keegoisan tinggi yang dimiliki Xander, Xander masih memiliki sisi kebaikan seperti saat ia memutuskan untuk merawat Natasha. Xander tahu, sakit yang diderita Natasha tidak memiliki kesempatan yang besar untuk sembuh. Perawatan hanya memperpanjang usia Natasha. Sikap Sam yang berani menyukai Violetta membuat Xander kecewa dan menutup pintu kebaikan itu.
"Apa..Sam baik-baik saja?" tanya Violetta. Ia hanya ingin tahu bagaimana keadaan Sam, pria itu yang sudah menjaga dirinya selama ini, bahkan saat ia datang ke rumah ini, saat diperkosa oleh pria yang kini menjadi suaminya. "Aku hanya ingin tahu itu saja,"
Bobby enggan untuk menjawab. Ada alasan mengapa Bobby begitu loyal pada Xander. Berbeda dengan Sam yang ditemukan oleh Xander di tepi jalan, Xander justru datang ke rumah Bobby. Tidak ingin rugi, Xander menawarkan sebuah perjanjian dengannya. Saat itu, Bobby tengah bersembunyi dari incaran polisi karena karena terbukti terlibat dalam kasus pembunuhan salah satu pejabat penting disana. Xander bersedia menyembunyikan Bobby dan sebagai gantinya, ia menuntut keloyalan. Awalnya, Bobby tentu saja menganggap remeh Xander. Ia tidak mempercayai ucapan Xander. Hingga akhirnya ia sadar, menentang Xander sama saja seperti bunuh diri. Maka ia pun bersedia menjadi pelindung Xander. Sekejab, bukti-bukti yang menunjukkan keterlibatan Bobby dalam kasus itu lenyap. Tidak sampai situ saja, Xander juga membiayai kebutuhan kedua orang tua Bobby yang sudah berusia lanjut. Xander menyasar kelemahan seseorang untuk membangun kekuatannya.
"Bobby, i just-"
"Nona, please. Stop talking about Sam," pinta Bobby.
"Bobby, aku khawatir sesuatu terjadi pada Sam, terlebih Natasha," tandas Violetta.
Bobby menggeleng. "Kau tidak bisa ikut campur dalam masalah itu, Nona,"
"Kenapa? Kenapa kalian dengan mudah menghilangkan nyawa seseorang, hah?" suara Violetta meninggi. "Apa kalian tidak pernah merasa bersalah?!" air matanya menetes. Ia teringat pada sosok Natasha. Dia gadis kecil yang tidak bersalah. Dia tidak tahu apa-apa. Dia hanya korban dari keegoisan Xander.
Bobby menghela nafas. "Itu akibat dari seseorang yang tidak tahu berterima kasih pada Bos," Bobby berjalan meninggalkan Violetta sendiri. Ia tidak ingin terlibat dalam pembicaraan yang terlalu jauh, demi keselamatan Violetta sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXANDER
Romance[ Warning content 21+ ] Banyak adegan dewasa. Bagi yang belum cukup umur, diharap tidak membaca Masa depan dan mimpi Violetta hancur begitu ayahnya, yang merawatnya sejak kecil menjual dirinya pada seorang pria kaya nan kejam, Xander, yang tidak lai...