Ponsel Violetta berdering kencang. Sebuah panggilan video menunggu responnya. Violetta sendiri masih tertidur pulas. Saking pulasnya, ada air liur yang lolos dari mulutnya.
"Woof! Woof! Guk!" Semalam Xander Jr. masuk dan tidur di dalam kamarnya. Entah sudah berapa lama ia terbangun. Mungkin, ia terganggu dengan suara ponsel Violetta.
Slurp!
Mata Violetta seketika membuka. Xander Jr. menjilat wajahnya, berusaha membangunkannya."Woof! Woof!" Ekornya berayun kencang. Ia melompat lompak di atas ranjang, berputar putar lalu mendekati Violetta dan nenjilatnya.
"Iya iya aku bangun!" Kesal Violetta.
Ponselnya masih terus berbunyi. "Siapa sih?"dengan setengah sadar, ia menempelkan ponselnya ke telinga bermaksud menjawab.
"Apa yang kau lakukan?! Jangan tempel itu di telingamu!" Si penelpon terdengar kesal dari seberang.
"Xander?!" Ia begitu hafal dengan suara Xander. Pagi pagi sekali ia menelpon. "Aku baru bangun. Maafkan aku," Violetta masih menempelkan ponselnya di telinga.
"Stupid! Do you listen to me ?! I can't see your face, dumbass!" Makinya.
Violetta sepenuhnya sadar usai makian yang ia terima. Ia langsung menatap layar ponselnya. Ada wajah Xander disitu.
"O..oh! Xander!" Violetta tersenyum lalu menyapanya.
"Kau sudah mendapatkan semua yang kusuruh San menyiapkannya, 'kan?"
Violetta mengangguk. "Sudah. Tapi agaknya ini terlalu berlebihan," jawab Violetta. Ia menatap tumpukan kotak yang kini berada disudut kamarnya. Ada banyak sekali pakaian baru dan tentu saja ponsel baru yang kini ia gunakan. "Baju lamaku masih bisa kugunakan,"
"Sudah kuno. Aku sulit terangsang jika melihatmu mengenakan pakaian kuno itu," balas Xander dari seberang.
"Xander!" Marah Violetta. Xander hanya mendengus tidak peduli.
"Woof!" Lalu di layar ponsel Xander, muncul seekor anjing kecil lalu pergi berkeliaran
"Ah, sudah datang rupanya," celetuk Xander.
Violetta mengangguk. "Terima kasih, Xander." Violetta tersenyum. "Kau memberiku teman, mengizinkanku bertemu ayahku, kau lebih baik sekarang,"
Xander mengangkat bahunya. "Jika kabur kabur sekali lagi, mungkin aku benar benar akan mengikatmu dan tidak mengizinkanmu keluar kamar sekalipun,"
Violetta terkekeh. "Jangan khawatir, aku yang akan membukakan pintu rumah ini saat kau pulang dari Swiss..Oh ya ampun, Xander jr! Berhenti berlari kau bisa menjatuhkan barang barang di kamarku!" Teriak Violetta tiba tiba. Xander jr berlari memutari seluruh ruangan. "Kau memberiku puppy yang sangat aktif, Xander," Violetta mengerutkan dahinya.
"Kau..kau menamai anjing itu dengan namaku?!" Mata Xander melotot kesal. Ia tidak percaya Violetta memberi nama anjingnya dengan namanya.
"Ya? Itu puppyku, jadi itu terserah aku ingin memberinya nama apa, Xander.." ujar Violetta sambil tertawa meledek.
"Kau sudah gila? Bagaimana bisa kau menyamakan namaku dengan seekor anjing?!" Bentaknya.
"Lihat, saat kau marah, kau begitu mirip dengannya," kekeh Violetta pelan.
"Apa?! Apa kau bilang?! Katakan yang keras!"
Violetta menggeleng sambil tertawa lucu. "Dia mengingatkanku padamu, Xander. Jadi kunamai dia sama denganmu," jawab Violetta.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXANDER
Romance[ Warning content 21+ ] Banyak adegan dewasa. Bagi yang belum cukup umur, diharap tidak membaca Masa depan dan mimpi Violetta hancur begitu ayahnya, yang merawatnya sejak kecil menjual dirinya pada seorang pria kaya nan kejam, Xander, yang tidak lai...