Chapter 35. Makan Malam

8.1K 579 63
                                    

Matahari mulai turun dari tempatnya dan bumi mulai redup. Lampu-lampu jalan satu per satu mulai menyala. Para asisten rumah tangga Xander mulai sibuk menyiapkan makan malam. Hari ini Xander pulang terlambat dan ia meminta para asistennya memasakkan menu terbaik mereka. Mungkin dimata orang lain, permintaan Xander tampak sepele. Namun lain bagi Margareth, Annete dan Gloria. Permintaan Xander yang jarang-jarang itu menandakan akan ada suatu hal yang terjadi dan mereka tidak boleh merusaknya. 

Violetta mengintip masakan mereka di dapur. "Akan ada acara besar?" Violetta tidak tahu menahu soal rencana Xander petang ini. 

Margareth menggeleng. "Tidak tahu, Nona. Tuan Xander hanya meminta kami memasak menu terbaik kami. Mungkin akan ada tamu yang datang, biasanya itu yang terjadi," 

Violetta manggut-manggut. Aroma harum menyeruak memenuhi seluruh isi rumah. Xander junior mengibaskan ekornya ikut menikmati aroma harum masakan mereka. Dari sudut mata, Violetta melihat Sam masih memandangnya sayu. Sejak Sam menentang pernikahannya tempo lalu, sikap Sam membuat Violetta tidak nyaman. Ia memutuskan untuk menjaga jarak darinya. Sam begitu memaksa dirinya untuk kabur dari Xander. Padahal, kini ia menyandang status sebagai istri Xander, pun diperutnya kini bersemayam buah hati Xander. Tidak mungkin ia meninggalkan Xander. Selain itu, ia tidak memiliki alasan lain untuk meninggalkan Xander karena ia memperlakukan dirinya bak seorang ratu disini. Ia tidak pernah lagi menyakiti dirinya. 

Tak berapa lama kemudian suara mobil Xander memasuki halaman rumah terdengar. Bobby dan August muncul ke dalam rumah diikuti oleh Xander. 

"Honey," sapa Xander pada istrinya itu. Ia mengecup bibir Violetta sambil melirik Sam penuh arti. Sam hanya diam tak merespon. 

"Kak Sam!" tiba-tiba terdengar teriakan nyaring dari belakang Xander. Sesosok gadis kecil berkepala botak dengan syal pink melilit lehernya berlari menghampiri Sam. Ia memeluk Sam bahagia. 

Kedatangan Natasha justru membuat Sam kaget bukan main. Ia langsung menatap Xander penuh tanda tanya. "Bos?!" 

"Rilex, Samuel. We just have dinner together," jawab Xander tenang. Ia melepas dasi dan jas kerjanya. "And why don't we bring Natasha to our dinner?" 

Sam tetap tidak tenang mendengar jawaban Xander. Ia merasa ada yang tidak beres dengan datangnya Natasha kesini. 

"Kak Sam, i have a good news for you!" seru Natasha.

"Apa itu Natasha?" tanya Sam takut. 

"August dan Bobby membawa semua barang-barangku dari rumah sakit! Kata mereka, aku sudah sembuh!"

Jantung Sam berdebar kencang. Tidak, Natasha belum sembuh. Xander sengaja memulangkan Natasha dari rumah sakit! 

"Boss, what happen? Do I make a mistake?" Sam langsung menghampiri Xander. 

"Xander, ada apa?" Violetta tampak bingung. "Apa Natasha benar-benar sudah sembuh?" Violetta meraih Natasha dan mendekapnya. 

Xander tersenyum penuh arti. "I want to take a shower. Pukul tujuh, August, Bobby, Sam, and Natasha, Margaret, Annete, Gloria, and istriku, kita makan malam bersama disini," ia enggan menjawab pertanyaan yang diutarakan oleh Violetta dan Sam.

Semua saling pandang tidak terkecuali Violetta. Xander tidak pernah makan malam bersama bodyguard dan asisten rumah tangganya. Sikap Xander yang dirasa aneh ini memicu tanda tanya. Violetta langsung mengejar Xander masuk ke dalam kamar untuk meminta jawab atas keanehan yang sedang terjadi padanya. Namun Xander menolak dan memilih untuk tetap diam merahasiakan rencananya. 

***

Malam itu, atmosfer makan malam terasa sangat berat. Masing-masing dari anak buah Xander bertanya-tanya apa yang terjadi. Bahkan Annete tampak ketakutan jika saja ia berbuat salah. Margaret dan Gloria pun menenangkan Annete. Kemudian, suara Natasha memecah keheningan," Tuan Xander, apa aku boleh memakan es krim ini?" tanya Natasha sambil menunjuk semangkuk es krim. 

Xander mengangguk. "Makanlah, Natasha sayang. Makan apapun yang kau suka," jawab Xander. Natasha pun kegirangan. Ia bersemangat menyantap es krim rasa stoberi kesukaannya. 

"Malam ini begitu spesial," celetuk Xander kemudian. Mereka saling pandang. "Untuk pertama kalinya, maybe? Aku duduk disini bersama kalian semua, menikmati santapan makan malam yang dimasak dengan penuh cinta oleh Margaret, Annete, dan Glori. Terima kasih untuk kalian," Xander tersenyum sembari memandang ketiga asisten rumah tangganya yang begitu setia. 

"Dan juga terima kasih pada Bobby dan August yang setia menjagaku, dan juga Samuel, yang sudah menjaga Violetta selama ini," lanjutnya. 

"Xander-"

"Violetta," Xander kini memandang Violetta. "Kau tahu kan aku begitu mencintaimu?"

Violetta mengangguk. "Tentu saja, Xander.." 

"Apa kau mempercayai semua perkataan Sam tentangku?"

Semua terdiam termasuk Violetta. 

"Apa-apa maksudmu?" Violetta tidak mengerti. 

Xander tersenyum miring ke arah Sam. Ia kemudian memanggil Xander junior. 

"Woof!" Xander junior mengibaskan ekornya di hadapan Xander. Xander kemudian melepas ikat leher Xander junior dan mengeluarkan sebuah mini recorder dari baliknya. 

Wajah Sam memucat. 

Xander menyetel ulang rekaman pembicaraan antara Sam dan Violetta tempo lalu. Seluruh penghuni rumah diam memucat. Mereka ikut mendengarkan isi hati Sam pada Violetta yang sebenarnya. Mereka juga mendengar bagaimana Sam mengatakan banyak hal tentang Xander. 

"Bos-"

"Kau kuberhentikan, Sam," wajah Sam pucat pasi. Jika sekedar diberhentikan, maka tidak masalah baginya. Namun Natasha? Bagaimana dengan nasib Natasha? 

"Bos, aku-"

"Aku tidak akan bernegosiasi lagi denganmu apalagi tentang Natasha. Aku mengembalikan Natasha padamu. Bagaimana kamu merawat Natasha, itu menjadi tanggungjawabmu," potong Xander. "Honestly, aku tidak menyangka harus melakukan ini padamu. Tapi, kau mengecewakanku, Sam,"  Xander menepuk kedua tangannya lalu Bobby dan August berdiri. Sam bangun dari kursinya. Ia tahu apa yang mungkin terjadi padanya. Bobby dan August bisa saja memukulinya hingga mati. 

"Xander!" Violetta bangkit dari kursinya. "Kau tidak bisa melakukan ini!" cegahnya. "Kau salah paham-"

"Salah paham soal apa, Baby? Soal perasaan Sam yang jelas-jelas menaruh hati padamu, istri dari seorang Alexander, hm? Atau soal Sam yang pernah mencoba menciummu di mobil, hah?!" Xander tiba-tiba berteriak keras tepat di hadapan Violetta. 

"Kau kira aku tidak tahu?!" Ia mencengkeram rahang Violetta. "Kau menyembunyikan perbuatan Sam dariku, apa kau memang sedang bermain-main dibelakangku?!" tuduhnya. "Jawab aku Violetta!" 

"Xander! I do nothing!" bantah Violetta keras. 

"So why you keep protect him, hah?!

"I-I don't mean to- Akh!" Violetta memegangi rahangnya yang terasa sakit. Xander melepas cengekeramannya dengan kasar meninggalkan bekas merah di sana. "Please, Xander, please, tenanglah," Violetta meminta Xander menenangkan dirinya. 

"Setelah semua yang kulakukan untuk adik kecilmu, kau masih berani mencoba mengambil wanitaku, hah?! Samuel..Samuel! Kau tidak tahu diri! August, Bobby! Usir Samuel dan Natasha dari sini!" perintah Sam keras. 

"Boss! Please, jangan Natasha, Boss!" Sam berlutut memohon pada Xander. 

Natasha yang bingung tiba-tiba menangis. Violetta segera menenangkannya. 

"Don't touch her! Gloria! Seret anak kecil itu keluar dari sini!" Xander menarik lengan Violetta dengan kasar. Ia menyeret Violetta masuk ke dalam kamar. Sementara August dan Bobby menyeret Sam keluar dari rumah dan Gloria dengan perasaan campur aduk menuntun Natasha yang menangis untuk keluar dari rumah. 

ALEXANDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang