Chapter 43. Pertemuan Kembali

3.8K 460 67
                                    

Sinar matahari musim panas terik menyinari bumi. Siang itu, banyak sekali anak-anak yang menikmati hari minggu mereka dengan bermain maupun bertamasya. Tidak terkecuali dengan Violetta. Ditemani Gloria, Violetta menikmati suara riang anak-anak. Ia mengelus perutnya. Hanya beberapa bulan lagi ia akan menjadi seorang ibu, putra dari seorang Alexander. Belum lama ia memeriksakan kehamilannya dan it's a boy! Violetta membayangkan betapa senangnya Xander jika ia tahu akan memiliki seorang putra. 

"Nona, kau ingin sesuatu? Aku melihat sebuah food truck. Mungkin kau ingin memakan sesuatu?" tawar Gloria. 

Violetta tertarik. "Boleh, belikan aku yang enak, ya. Ini uangnya," Violetta menyodorkan beberapa lembar uang namun Gloria menolak. "Tidak perlu," jawab Gloria.

Alis Violetta mengerut. "Kenapa?"

Gloria menggeleng sembari tersenyum. "Tidak apa-apa. Aku ingin membelikan makanan untuk putra di perutmu, Nona," jawab Gloria diikuti tawa renyah Violetta.

"Terima kasih," ucap Violetta bersyukur memiliki seseorang disisinya seperti Gloria. 

Gloria pun bergegas menuju foodtruck. Uang yang ia miliki, bukanlah tabungan yang ia bawa saat kabur dari mansion milik Xander melainkan uang pemberian dari Xander. 

Ya, Xander telah menguntit Gloria sejak ia keluar dari rumah Nenek Ebi menuju ke supermarket. Saat itu, Gloria kaget dan sangat ketakutan saat Xander menghadangnya di lorong makanan kaleng. Namun Gloria sadar, berada di tempat umum seperti ini dengan banyak saksi mata tidak mungkin Xander akan mencelakainya. 

"Bagaimana keadaan Violetta?" tanya Xander pada Gloria saat itu. Ia ditemani oleh August yang tampak lega melihat temannya masih hidup dan baik-baik saja. August dan Bobby tidak sejahat itu walaupun mereka kaki tangan Xander. 

"Tu-tuan," Gloria gemetaran. 

Mengetahui ketakutan pada diri Gloria, Xander mencoba menenangkannya. 

"Aku tidak akan menyelakaimu, Gloria. Aku tahu dimana kau tinggal. Kau tinggal di sebuah rumah yang ditinggali oleh seorang wanita tua. Orangku mengatakan dia bernama Ebi," ungkap Xander. 

Betapa terkejutnya Gloria. Ia pikir Xander tidak akan tahu keberadaannya karena mereka pergi cukup jauh dan sangat berhati-hati. 

"Tidak ada yang luput dari pengawasanku, Gloria," ucap Xander menjawab rasa kaget Gloria. 

"Tuan, aku hanya ingin melindungi Nona," Gloria menunduk takut. 

Xander mengangguk. "Aku tahu. Sejak awal dia datang ke mansionku, kau yang paling mengkhawatirkannya. Jadi, bagaimana keadaan wanitaku sekarang? Bagaimana dengan kehamilannya?" 

Gloria menelan ludah. Ia tidak tahu apakah tepat memberitahu keadaan Violetta pada Xander. 

"Aku bersalah, Gloria. Itu sebabnya aku berusaha memperbaikinya," kata Xander mencoba menghilangkan keraguan dalam hati Gloria. 

Gloria tetap diam tak bergeming. 

Xander menarik nafas panjang. "Gloria," Xander menyodorkan selembar cek. "Untuk memastikan Violetta baik-baik saja, tidak kekurangan apapun yang ia butuhkan, gunakan uang ini," ucapnya pelan. 

Gloria tercengang. Lembar cek itu bertuliskan ratusan ribu dollar, sangat banyak dimata Gloria. 

"Dan aku akan memberikannya lagi jika memang kurang," tambah Xander. 

Gloria menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Jika memang kau ingin memperbaikinya, Tuan, kenapa tidak kau jemput saja dia?"

Xander menolak. "Aku tidak bisa mengendalikan emosiku," ucap Xander lirih. "Aku bisa saja mencelakainya saat aku marah. Tidak hanya dia yang kusakiti, tapi janin diperutnya juga terancam oleh keberadaanku," jelasnya dengan nada penuh penyesalan. 

ALEXANDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang