CHAPTER 15. KEMBALI

20.2K 1.2K 19
                                    

Sam terdiam putus asa. Natasha kini ada di hadapannya, di dalam rumah Xander. Tangan mungilnya ada dalam genggaman Xander.

"Kakak!" Natasha melepas gandengannya lalu berlari memeluk Sam. "Kata Om ini aku sudah sembuh dan boleh pulang. Lihat, Om August dan Om Bobby sudah membawa pakaianku. Dan satu lagi, Om Xander mengizinkanku tinggal disini bersama kakak!" Celotehnya.

Sementara Sam membeku, Natasha terus berceloteh akan semua impiannya setelah sembuh. Salah satunya merasakan bagaimana rasanya bersekolah dan bertemu teman teman baru. "Kakak tahu tidak, Bibi Jenna, yang merawatku di rumah sakit mengatakan bahwa putrinya seusiaku dan dia bersekolah. Katanya juga disana ada banyaaak sekali anak seusiaku, Kak. Mereka berteman dengan baik. Teman itu apa sih, Kak? Apakah asyik bertemu banyak teman?" Tanyanya.

Sam menatap Xander. "Bos-"

Xander tersenyum miring. "Sudah satu minggu, Samuel, dan Violetta belum kembali. Kau tidak benar mencarinya kan? Aku tahu kau bukan orang bodoh yang bisa kehilangan wanita seperti Violetta tanpa jejak seperti ini." Ujarnya.

Sam menelan ludah. Ucapan Xander tidak seratus persen salah. Ada benarnya juga. Ada bagian dari dirinya yang sengaja membiarkan Violetta kabur. Ia tidak bisa melihat Violetta diperlakukan seperti itu. Tapi kini, Natasha dalam bahaya jika ia terus memaksakan egonya untuk membiarkan Violetta terus pergi. Natasha, tetap menjadi prioritasnya.

"Aku akan mencarinya," ucap Sam. "Tapi kembalikan Natasha ke rumah sakit,"

Xander menggeleng. "Violetta kembali, Natasha kembali,"

Sam diam. Ia lalu menarik nafas panjang. "Baik. Aku akan bawa Violetta kembali malam ini." Sam lalu melangkah keluar. Ia mengendarai mobil yang biasa ia bawa tiap mengantar Violetta melesat ke kantor Violetta. Ia yakin, ada satu yang tahu dimana keberadaannya. Maka, sesampainya di depan kantor, ia dengan jeli mengamati siapa yang paling mungkin tahu keberadaan Violetta.

Sore pun menjelang. Para karyawan kantor satu persatu mulai keluar meninggalkan gedung. Mata Sam begitu fokus dan jeli mencari setiap kemungkinan. Hingga akhirnya ia memergoki George menghalangi sebuah mobil yang keluar dari basement. Sebuah kebetulan yang menguntungkan bagi Sam.

"Dom, kau sadar tidak apa yang kau lakukan?! Foto Violetta tersebar dimana mana! Aku tidak bisa membiarkan hal ini terus terjadi!" Teriak George.

"Minggir, Paman! Aku tidak akan membiarkan Violetta kembali ke keparat itu!" Dom memajukan mobilnya agar George menyingkir. George tidak bergeming. "Aku tidak tahu apa yang akan Xander lakukan jika Violetta tidak kembali!"

"Paman! Xander akan meninggalkan Violetta jika dia tidak bisa menemukannya. Hentikan kekonyolan ini, Paman!"

George menggeleng cepat. "Kau tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa, Dom! Dia tidak sesederhana itu!" Bantahnya.

Dom tetap bersikeras. Ia pun membanting setirnya melesat menghindari George. Ia tidak memperdulikan teriakan George. Sam tahu saat itu juga bahwa pria bernama Dom itu tahu kemana Violetta pergi. Sehingga, Sam pun mengikuti mobil Dom. Dua jam perjalanan membuat Sam semakin yakin bahwa Dom menyembunyikan Violetta.

Mobil mereka berhenti di depan sebuah kompleks apartemen. Dom yang belum menyadari kehadiran Sam turun dan masuk ke lobi gedung apartemen. Sam, dengan hati hati perlahan mengikuti kemana Dom pergi.

"Violetta," panggil Dom. Sam terbelalak. Dugaannya benar. Dom menyembunyikan Violetta.

Dom menatap ke sekeliling. Bersamaan dengan itu, Sam bersembunyi di balik persimpangan lorong. Mendengar suara Dom, Violetta membuka pintu.

"Oh, kau datang lagi," sapa Violetta.

Dom pun masuk. Ia begitu sedih melihat kondisi Violetta kini. Setelah ia tahu bahwa foto bugilnya tersebar, Violetta banyak diam. Ia hanya berbicara sesekali. Bahkan wajah Violetta terlihat begitu lelah.

"Kau sudah makan malam?" Tanya Dom. Violetta menggeleng lemah. "Apa bahan makanannya habis?" Tanya Dom lagi. Violetta mengangguk. Ia tidak berani menemui siapapun. Ia malu dengan pandangan hina yang orang lontarkan saat bertemu dengannya.

"Aku beli makan malam dulu di restaurant ujung blok sana. Kau tunggulah aku, ya?" Ucap Dom. Ia mengelus lembut pipi Violetta lalu pergi.

Kini setelah Dom pergi, Sam langsung menghampiri pintu kamar Violetta. Ia mengetuknya.

"Ada yang tertinggal?" Violetta membuka pintu dan mendadak ia terdiam. Mulutnya menganga dan lidahnya kelu melihat Sam berdiri di hadapannya.

Tanpa menunggu, Sam langsung menarik Violetta. Violetta sontak melawan. Ia menahan diri agar Sam tidak bisa menariknya. Keributan kecil terdengar.

"Lepaskan aku!" Kata Violetta keras.

"Kau harus kembali! Xander menunggumu!" Tolak Sam. Ia menarik paksa Violetta.

"Kau gila? Aku tidak mau kembali ke sana! Itu neraka!"

"Kau harus pulang sebelum Xander melalukan hal lain yg lebih berbahaya hanya agar kau pulang!" Kata Sam.

"Aku tidak peduli!" Violetta menghentakkan tangannya dan tarikan Sam terlepas. "Dia sudah gila, Sam! Kita harus pergi! Kau juga..kaburlah dan bawa Natasha pergi!" Ucap Violetta.

Sam diam. Ia menunduk lalu tangannya mengepal.

Bug! Tiba tiba Sam memukul Violetta dengan cukup keras hingga Violetta pingsan. Tanpa menunggu lebih lama, sebelum Dom kembali, Sam menggendong Violetta masuk ke dalam lift dan turun menuju mobilnya.

"Sesuatu terjadi, Tuan? Bukankah ini Nona Violetta yang tinggal di kamar milik Tuan Dominic?" Tiba tiba seorang perawat gedung menghampirinya.

Sam memutar otaknya. Orang itu mengenal Violetta dan Dom. Ia harus mencari jawaban agar orang itu tidak curiga."Benar. Saat ini Dom sedang pergi membeli makan malam untuk kami, tiba tiba dia pingsan. Aku khawatir dan arus membawanya ke rumah sakit, maaf aku buru buru. Sampaikan pada Dom saat ia kembali." ucap Sam sambil terus berjalan. Perawat gedung itu mengangguk tanpa curiga.

Dengan hati hati Sam meletakkannya di jok belakang. "Aku minta maaf, Violetta. Kumohon maafkan aku," begitu racaunya. Mobil pun melesat pergi.

*

Violetta membuka matanya. Pipinya terasa pegal dan nyeri. Ia langsung duduk di atas ranjangnya begitu ia sadar, ia kembali. Ia ada di kamarnya sekarang. Air mata pun jatuh tak tertahan. Ia berteriak keras.

"Bos, Nona sudah bangun," ucap Sam pelan. Xander meletakkan gelas winenya.

"Pola hidupku kacau karena ulahnya." Gumam Xander. "Natasha," panggil Xander.

Natasha yang sedang bermain boneka di dekatnya, menoleh. "Ada apa, Om?" Tanyanya polos.

"Bos, apa-" Xander langsung memotongnya. "Sudah kau diam saja,"

"Natasha," fokusnya kembali pada gadis kecil cantik di hadapannya itu. "Mau bertemu tante Violetta, tidak?" Tanyanya.

Natasha mengangguk. "Tante cantik yang bersama Om waktu itu kan? Mau!" Jawabnya senang.

"Kalau begitu, Natasha temui dia. Sepertinya dia sedang sedih. Kau dengar dia berteriak, kan? Jika melihatmu, pasti tangisnya berhenti. Itu, tante Violetta ada di ruangan yang itu," Xander menunjuk pintu ruangan yang berada di ujung lorong. Natasha mengangguk lalu berlari girang menuju kamar Violetta.

"Bos..soal Natasha.." Sam menatap Xander takut takut.

Xander tertawa kecil. "Aku tidak pernah ingkar janji, Sam. Akan kurawat Natasha asal kau menjaga Violetta untukku," ucapnya. "Besok pagi Natasha kembali ke rumah sakit,"

Sam mengangguk lirih. "Kalau aku boleh tahu, Bos, kenapa Violetta? Banyak wanita yang siap datang kapanpun bos inginkan," tanya Sam takut. Ia begitu penasaran kenapa Bosnya ini, yang mudah berganti kekasih, kini bertahan pada satu wanita. Tak disangka, Xander justru tersenyum. Kali ini, senyumnya begitu tulus hingga mengagetkan Sam.

"Karena aku mencintainya, Sam." Xander lalu berdiri dari kursinya. Ia keluar ke halaman tengah untuk menikmati udara dingin malam itu.

ALEXANDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang