Hai semua! Nggak kerasa sudah di chapter 42 ya. Gimana nih pendapat kalian tentang story ini? Drop komentar kalian yuk biar Author bisa tahu pendapat kalian 😉
Dan mohon maaf kalau lama updatenya, because aku punya urusan penting di real life yang bikin ide-ide di kepala aku mendadak nge-block. Mohon dimaklumi ya 🥺 nggak maksud mau gantungin reader kok, aku berusaha untuk terus update Xander sampai tamat ya. Terima kasih untuk dukungannya.Gimana cover barunya, Oke nggak?
Tiga bulan berlalu sejak perginya Violetta dari rumah. Sejak itu lah Violetta tidak lagi bertemu dengan Xander. Kehidupannya mulai tertata kembali. Perutnya semakin besar setelah trisemeter pertama berhasil ia lalui. Janinnya sudah semakin kuat kini.
Violetta dan Gloria masih tinggal bersama si Nenek Tua, Nyonya Ebi namanya. Nyonya Ebi merawat Violetta dengan baik seperti ia merawat cucunya sendiri. Sedangkan Gloria, ikut membantu meringankan pekerjaan Nyonya Ebi di rumah.
"Aku senang ketika mendengar dokter mengatakan bayimu sehat," ucap Nyonya Ebi sepulang menemani Violetta memeriksakan diri di rumah sakit.
Violetta melepas topinya. Ia telah memotong rambut panjangnya untuk mengelabui Xander maupun suruhannya yang mungkin sedang mencarinya. Ia merasa rencananya berhasil sebab sudah tiga bulan berlalu dan Xander belum juga menemukanya. Violetta melirik ke arah luar. Ia mengintip dari balik tirai jendela. Ia tengah mencurigai sebuah mobil tua berwarna cokelat dengan kaca jendela gelap yang setiap seminggu sekali akan terparkir diam di halte tidak jauh dari rumah Nyonya Ebi. Pengemudi maupun penumpangnya tidak keluar sama sekali. Mereka hanya diam disana. Seringkali Violetta bergegas masuk ke dalam rumah saat mobil itu datang ditengah kegiatan berkebunnya.
"Mobil itu," gumam Violetta. Ia melirik Gloria dan Nyonya Ebi bergantian. "Sudah tiga bulan terakhir mobil itu datang seminggu sekali. Kau yakin pemiliknya bukan warga sini, Nek?" Violetta gelisah. Ia khawatir jika mobil itu adalah milik Xander. "Aku takut itu milik Xander," lanjutnya.
Nenek Ebi menggeleng. "Tidak, Cucuku. Aku kenal semua penghuni rumah di blok sini. Aku tak mengenal pemilik mobil itu,"
Violetta kembali melirik ke luar jendela. Mobil itu masir terparkir disana, mencurigakan.
"Jika itu Tuan Xander, kurasa tidak mungkin, Nyonya. Sebab, Tuan Xander pasti akan langsung membawa Anda pulang," ujar Gloria.
Violetta mengangguk. Benar, jika itu Xander, tidak mungkin dia hanya berdiam diri disana. Dia pasti sudah menyeretnya pulang.
"Atau mungkin dia memang tidak mencariku," suara Violetta memelan.
Ada secercah kerinduan dalam diri Violetta akan sosok Xander. Ia terbiasa berada di dekat Xander untuk sebuah pertengkaran maupun romansa diantara mereka. Ia terbiasa merasakan sentuhan tangan Xander di waktu tidurnya. Ia juga terbiasa melihat wajah Xander di waktu bangunnya. Ia kabur bukan untuk berpisah dari Xander. Ya, dia tidak siap jika harus berpisah dengan Xander dalam arti perpisahan yang sesungguhnnya. Ia hanya pergi untuk melindungi bayinya dari kebrutalan yang mungkin saja Xander lakukan di kemudian hari. Ia pasti pulang untuk menemui suaminya. Terdengar egois, huh? Tetapi ia tidak menemukan jalan lain selain menyingkir untuk sementara. Dan apabila saat ia kembali dan Xander sudah menemukan wanita lain, pasti Violetta akan merasa patah dan hancur.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXANDER
Romance[ Warning content 21+ ] Banyak adegan dewasa. Bagi yang belum cukup umur, diharap tidak membaca Masa depan dan mimpi Violetta hancur begitu ayahnya, yang merawatnya sejak kecil menjual dirinya pada seorang pria kaya nan kejam, Xander, yang tidak lai...