Tangan Xander menelusup ke balik selimut yang menutupi tubuh Violetta.
"Xander," erang Violetta pelan. Tangan Xander bermain di dalam sana, membuat tubuh Violetta sedikit menegang. "Aku masih mengantuk," protesnya dengan tetap menikmati tiap sentuhannya.
"Xander!" Violetta berteriak saat Xander meremas satu dari dua asetnya. Xander begitu usil. Ia seolah tidak membiarkan Violetta untuk bangun lebih siang. Ia mengganggunya, dengan caranya sendiri yang begitu menyebalkan.
Masih dirasa gagal membangunkan Violetta, tangan Xander menuruni tubuh Violetta dan mulai bermain. Seketika Violetta menjepit tangan Xander di bawah sana.
"God!" Violetta membuka matanya. "What do you want?!" Kesalnya.
"A morning sex?" Tawarnya.
Violetta menggelengkan kepalanya. "Kupikir semalam kita sudah melakukannya cukup lama!" Protesnya.
"Tiga jam. Hanya tiga jam." Xander menyeringai. "Ayolah," rayunya.
"Hanya kaubilang?!" Violetta memang tahu Xander memiliki nafsu yang begitu besar. Tapi kali ini, Xander begitu manjanya. Ia tidak berhenti merayu Violetta.
"Apa jika aku memberinya, kau akan membiarkanku tidur lebih lama?" Violetta memicingkan matanya.
"Oh, it depend on how you treat me," Xander tersenyum nakal.
"Let we see," Violetta balas tersenyum.
Ia bangkit, memutar tubuh Xander dan duduk di atas perutnya. Belum sempat Violetta melancarkan aksinya, sebuah ketukan di pintu kamar mengganggu kegiatan mereka.
Violetta memandang ke arah pintu. "Sepagi ini?" Gumamnya penasaran. Dan yang lebih membuat Violetta heran, Xander, jika biasanya ia akan membiarkan apapun yang mengganggu sexnya, kini ia justru menyuruh Violetta untuk mengenakan pakaiannya dan mengecek siapa yang mengetuk. Tentu saja Violetta segera mengenakan pakaiannya dan membuka pintu.
Betapa terkejutnya ia ketika melihat Anette, Margareth, Glorry, dan Sam berdiri tidak jauh dari muka pintu, dimana dibelakangnya, ruangan didekorasi begitu indahnya dengan banyak bunga dan pita. "Xan..der?" Violetta melirik Xander yang tengah duduk bersila di atas kasurnya, tersenyum puas. "You said that you will marry me, right?"
Violetta tertegun haru. Ia kemudian tersenyum sembari mengusap setitik air mata harus yang mendesak keluar. Xander jr yang berlari memutarinya dengan ekor berkibas seolah paham bahwa Tuannya akan menikah. "Of course," Violetta mengangguk cepat.
"Malam ini, aku mengadakan pesta. Aku akan mengundang semua kolegaku. Aku akan memperkenalkanmu pada mereka."
"Kau mempersiapkan semuanya secepat ini?" Violetta terbelalak.
"Rode akan mendapatkan hukuman jika ia gagal menyiapkan apa yang kusuruh," jawabnya. Violetta memicingkan matanya. Xander benar-benar..
"Undang siapapun yang ingin kau undang, tidak kurang, tidak lebih karena siapa yang kau undangan malam ini, aku akan mengundangnya di hari pernikahan kita." Lanjutnya.
"Siapapun?"
Xander mengangguk. "Siapapun yang kau mau," Xander mengecup puncak kepala Violetta. "Aku harus ke kantor sekarang," Xander menatap layar ponselnya. "Setelah kematian ayah, akan ada banyak kejutan yang terjadi di kantor."
Violetta mendadak begitu khawatir. Ia tahu siapa Xander, dia adalah pewaris tahta yang tidak diakui oleh keluarganya. Setelah kematian ayahnya, apapun bisa terjadi tanpa diduga. Bagaimana jika keluarganya mencoba menyakiti Xander? No, God, don't let something bad happen to Xander, please..
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXANDER
Romance[ Warning content 21+ ] Banyak adegan dewasa. Bagi yang belum cukup umur, diharap tidak membaca Masa depan dan mimpi Violetta hancur begitu ayahnya, yang merawatnya sejak kecil menjual dirinya pada seorang pria kaya nan kejam, Xander, yang tidak lai...