Gloria terpaku di belakang bangku taman. Ia baru meninggalkan Violetta sebentar dan ia menghilang. Gloria menghubungi Nyonya Ebi untuk memastikan keberadaan Violetta namun dia tidak di rumah. Gloria pun sudah berkeliling taman dan sekitarnya, memasuki setiap cafe maupun toko barangkali Violetta ada disana namun hasilnya nihil. Jantung Gloria mendadak berdebar. Rasa khawatir memenuhi dirinya. Firasatnya berkata buruk. Violetta tidak pergi sendiri. Seseorang pasti membawanya.
***
"Jadi..Natasha," Violetta berlutut di pusara mendiang Natasha. Ada boneka kesukaan Natasha yang diletakkan di atas makamnya. Boneka itu sudah berubah warna diterpa debu dan hujan menemani Natasha yang berbaring tanpa nyawa di dalam sana."Aku bukan kakak yang baik, Violetta," kata Sam sedih.
Violetta memandang Sam kaget. Ini kali pertama ia mendengar Sam memanggilnya tanpa sebutan 'Nona'. Seolah mengerti, Sam menjelaskan," kau bukan lagi majikanku, Violetta. Aku tidak bekerja untuk Xander apalagi untukmu. Jadi, aku tidak akan menyematkan nama Nona di depan namamu,"
Violetta tersenyum kecil. Ia mengerti. Yang penting Sam masih hidup dan Xander tidak melakukan hal yang kejam pada Sam.
"Kau kakak yang baik, Sam. You did anything for your sister. Of course she was happy to have you as a brother when she still here," bantah Violetta lembut.
"I hope so,"
Violetta kembali memandang ke pusara. Tangannya mengelus lembut nisan makamnya. "Kau pasti sudah bersama Tuhan sekarang," gumamnya.
Sam memandang Violetta dalam. Gadis bodoh ini harus tahu semua tipu muslihat yang dilakukan oleh Xander demi mendapatkan Violetta. Sungguh cara yang hina dan licik.
"Violetta, kau mau berkunjung ke rumahku?" tawar Sam.
"Rumahmu?" alis Violetta mengerut. "Tapi Gloria mungkin mencariku," Violetta sedikit keberatan. Ia sudah pergi terlalu lama.
"Tidak jauh dari sini, kok. Aku akan mengantarmu kembali ke rumah Nyonya Ebi nanti," Sam bernegosiasi.
Violetta diam untuk berpikir.
"Ada banyak hal yang ingin kuceritakan padamu. Terlebih tentang Natasha yang kerap membicarakanmu," tambah Sam.
"Natasha? Baiklah. Tapi kau harus mengantarku sebelum malam, ya!" Violetta akhirnya setuju. Ia kemudian masuk ke dalam mobil tua milik Sam dan mereka pergi.
Sepanjang perjalanan, Sam tidak banyak bicara. Ia memandang lurus ke depan. Hanya radio usang yang berbunyi gemrisik disela lantunan lagu pop dari stasiun radio terdekat.
"Kau bilang perjalanan kita sebentar, Sam? Ini sudah satu jam kita berkendara jauh keluar dari kota," Violetta mulai curiga saat kendaraan Sam terus melaju keluar dari pusat kota. Mereka melewati jalanan tanpa penduduk. "Kau akan membawaku kemana, Sam?!" Violetta mulai panik. Ia meminta Sam menghentikan kendaraannya.
"Menurunkanmu disini? Kau akan meminta tolong pada siapa?" sungguh tidak diduga jawaban yang keluar dari mulut Sam.
"Sam! Ini aku, Violetta! Kau tidak bisa melakukan ini padaku!" Teriak Violetta.
"Yes, I do! Kau harus tahu betapa bodohnya dirimmu jatuh dalam jebakan Xander. Kau hamil, huh? Kau bahagia dengan kehamilanmu, hah?! Kau rupanya gadis bodoh yang tidak mengerti sampai sekarang betapa monsternya suamimu itu!" Balas Sam tidak kalah keras.
"Tapi dia banyak membantumu!" Sanggah Violetta.
"Dengan membunuh Natasha hanya karena aku mencintaimu, huh?!"
Violetta tercekat. "Jadi..ini karena Natasha? Kau mau apa? Kau mau membunuhku, begitu?! Lalu membalaskan dendammu?!"
Sam menggeleng. "Tidak. Aku mengambil apa yang bukan miliknya," Sam tersenyum licik.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXANDER
Romance[ Warning content 21+ ] Banyak adegan dewasa. Bagi yang belum cukup umur, diharap tidak membaca Masa depan dan mimpi Violetta hancur begitu ayahnya, yang merawatnya sejak kecil menjual dirinya pada seorang pria kaya nan kejam, Xander, yang tidak lai...