Jeritan kencang seorang wanita yang ketakutan menggema memenuhi seluruh mansion mewah. Jeritan itu kemudian berubah menjadi tangis menyayat hati. Para pelayan dari pemilik mansion hanya bisa diam pura pura tidak mendengar apapun. Mereka takut, jika ikut campur bukan tidak mungkin mereka akan mendapat masalah besar.
Adalah Violetta Liliane, seorang gadis bernasib buruk, yang dijual oleh orangtuanya ke seorang pria kaya raya yang tidak lain adalah bos sebuah perusahaan multinasional yang bergerak di berbagai sektor perdagangan, AllTrades Corporation.
Adalah Alexander Ferdinand, pria berusia tiga puluh tahun, seorang duda muda tanpa seorang anak. Pernikahannya dengan sang istri baru seumur jagung ketika istrinya menceraikannya dan pergi entah kemana. Xander, begitu panggilannya, adalah sosok paling ditakuti bak seorang mafia. Kekayaannya yang seolah tidak ada habisnya menjadikan semua yang ia mau terpenuhi. Mencelakai seseorang? Semudah menjentikkan jarinya.
Ayah dari Violetta sendiri adalah Kepala Departemen Pemasaran perusahaan, setidaknya sampai kecerobohannya membuat perusahaaan mengalami kerugian jutaan dolar. Tentu saja Xander, yang baru menjabat sebagai Direktur Utama selama beberapa tahun terakhir, menggantikan sang Ayah yang semakin tua, sangat marah dan mengharuskan Ayah Violetta mengganti kerugian perusahaan.
Harta dan aset ayah Violetta pun tidak cukup menggantikan kerugian perusahaan. Hingga dalam keadaan babak belur, Ayah Violetta hanya bisa pasrah ketika Xander meminta Violetta. Sedari awal, Ayah Violetta tahu Xander menyukai putrinya. Hanya saja, ia tidak ingin putrinya jatuh ke tangan Xander. Sebisa mungkin ia menjauhkan Violetta dari Xander
"Kau bawa Violetta ke mansionku dan hutangmu kuanggap lunas!"
"Jangan..jangan Violetta, Tuan Xander! Dia hartaku..." mohon George, ayah Violetta.
"Karena dia hartamu aku mengambilnya!"
"Akan kau apakan putriku? Jangan sakiti dia!" George terus memohon, bersujud meminta belas kasihan Xander.
Xander murka. Para bodyguardnya memukuli George tanpa ampun. "Katakan padanya untuk mengantar berkasmu ke mansionku,"
"Kumohon, Tuan..jangan putriku..ambilah nyawaku tapi jangan putriku.." George menangis sambil meringkuk kesakitan. Darah segar mengucur dari setiap luka di tubuhnya.
"Tidak. Aku ingin putrimu. Dan jika kau berani menceritakan soal ini pada siapapun, bahkan polisi, maka putrimu taruhannya,"
Dan inilah yang terjadi pada Violetta. Saat ia mengantar sebuah map, yang sebenarnya hanyalah sebuah map kosong, bodyguard Xander langsung membekap Violetta dan membuatnya tidak sadarkan diri.
Begitu ia tersadar, ia ada di sebuah ranjang, terikat dan tidak berdaya. Sesosok pria yang ia kenal betul sebagai bos ayahnya, berada di hadapannya.
"Ayahmu menjualmu padaku!" Xander berbisik sambil menyeringai tajam.
Mata Violetta membulat. Air matanya jatuh begitu saja. "Ti..tidak! Ayah tidak mungkin menjualku! Ayah ..ayah menyuruhku mengirim berkas untukmu!" Violetta menggeleng cepat, menolak mempercayai apa yang Xander ucapkan.
"Kau, gadis yang sangat polos, Violet." Xander tertawa.
"Kau..kau sinting! Lepaskan aku!" Teriak Violet. "Tolong!!"
Xander tertawa keras. "Berteriaklah, Violet! Berteriaklah! Tidak ada yang akan menolongmu!"
"Siapapun! Ah! Apa yang kau lakukan?!" Violetta ketakutan ketika Xander meraih gunting dari atas meja. Ia mengacungkan gunting itu tepat di wajah Violetta.
"Ayah!! Ayah!!" Violetta terus berteriak dan meronta. Ia berusaha melepas ikatan yang mengikat kedua tangannya kebelakang.
Crek
Violetta bagai tersambar petir menyaksikan apa yang Xander lakukan. Ia menggunting kancing kemeja Violetta.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXANDER
Romance[ Warning content 21+ ] Banyak adegan dewasa. Bagi yang belum cukup umur, diharap tidak membaca Masa depan dan mimpi Violetta hancur begitu ayahnya, yang merawatnya sejak kecil menjual dirinya pada seorang pria kaya nan kejam, Xander, yang tidak lai...