8

1.2K 228 30
                                    

Yujin diam-diam di balik punggung Sungchan. Ngeri banget papanya ngomelin anak orang. Udah gitu Mamanya sama Mamanya Junkyu Doyoung malah bodoamat dan asik sendiri ngobrol di dapur.

"Kamu janji jaga anak saya?"

Doyoung mengangguk mantap, "Iya om, kan om juga udah tahu saya lama."

"Masalahnya ini anak cewek saya. Satu-satunya gadis di rumah." Tambah Hongseok. Kedua kakaknya Jihoon dan Sungchan ikut ngangguk membenarkan.

"Yaudah saya bolehin. Tapi kalau putus saya ga mau yah kalian berdua jadi musuhan, tetap temenan. Malu saya sama Papa kamu Doyoung."

Yujin mencebikkan bibirnya, "Papa ngeri banget ish, belum pacaran aja udah mikirin putus."

"Yaudah sih Pa, lagian Yujin sama Doyoung. Satu-satunya cowok yang Papa bolehin deket sama adek." Jihoon nyemil brownies yang di bawa sama Mamanya Junkyu.

"Diem kamu. Kamu belum papa adilin yah."

Jihhon kicep, Junkyu ikutan menegang.

"Udah berapa lama mabok-mabok? Ji? Kyu?"

Jihoon menatap Yujin lamat, si bungsu makin bersembunyi di balik punggung kakaknya. Sama Junkyu juga, gatau dia calon pacar adiknya itu kadang polos menyerempet bego.

"Ga mabok Pa. Cuman nyicip doang." Jihoon membela diri.

"Iya Om, biasalah anak muda." Tambah Junkyu lagi.

Hongseok menyandarkan tubuhnya ke sofa, "Anak muda anak muda. Tunggu terperosok lubang dosa baru tahu."

Mampus.

Sungchan, Yujin, dan Doyoung cuman bisa dengerin doang. Soalnya masalah Jihoon sama Junkyu bukan ranah mereka. Masih piyik wkwkwk.

Udah lama Jihoon sama Junkyu di sidang, akhirnya duo Kim plus Mamanya pulang.

"Ada yang mau Sungchan omongin."

Hongseok, Mijoo, Yujin dan Jihoon natap Sungchan.

"Sungchan keterima teknik sipil di kota nenek."

Yujin tepuk tangan antusias, sama dengan Jihoon juga. Mereka senyum terus meluk Jihoon bilang selamat.

"Selamat jagoan mama." Mijoo turut memeluk Sungchan dan mengelus kepalanya sayang.

"Oh, kamu ga jadi ambil yang papah bilang."

Sungchan terdiam kelu. Yujin dan Jihoon juga. Sementara Mama mereka langsung menyikut suaminya.

"Jadi ngapain minta pendapat papa waktu itu?"

Sungchan menutup matanya, berusaha mengatasi detak jantungnya yang udah berdetak kencang. Tangannya tiba-tiba berkeringat. Gelas yang kebetulan ada di tangannya jatuh mengenai meja kaca di depannya. Untung ia tak mengangkat nya tinggi.

"Pa!"

Hongseok menghiraukan panggilan isterinya. Ia menatap lamat Sungchan, "Kamu yang bakalan nanggung konsekuensinya bukan papa."

Kemudian Hongseok berlalu dari ruang keluarga menuju kamarnya. Mijoo turut mengikuti suaminya, sebelum pergi Mijoo sempat memberi kode pada Jihoon untuk tetap bersama Sungchan.

Yujin pindah ke samping Sungchan. Ia memeluk Sungchan erat. Sementara Jihoon melap telapak tangan Sungchan serta keringat di pelipisnya.

"Gapapa kak, gapapa. Papa cuman kaget aja mungkin."

"Engga Jin, Papa kecewa sama gue."

"Bukan, Papa ga kecewa, papa bangga cuman ketutupan sama ego nya yang mikir kalau yang papa kasih adalah yang terbaik nyatanya lo milih pilihan lo. Gapapa, itu ga salah. Lo berani." Jihoon turut mengusap kepala Sungchan.

Our Little Sister [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang