Kopi cokelat

51 38 8
                                    

"Keadaan yang paling membuat seorang laki-laki senang adalah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Keadaan yang paling membuat seorang laki-laki senang adalah. Menggoda perempuan sampai membuatnya salah tingkah."
-

Rafka mengendari mobilnya di jalanan yang sedikit ramai. Karena waktu yang bertepatan dengan jamnya pulang kantor. Sesekali ketukan jarinya pada setir mengiringi kesunyian di dalam mobil.

Perlahan mobil Rafka mulai melaju saat jalanan mulai lenggang.

"Maira, kamu udah selesai kerjanya?" tanya Uzma yang menghampiri Maira di depan ruang F&B. Di sana memang tersedia tempat duduk.

"Udah ini mau ganti baju terus langsung balik ke asrama," jawab Maira.

"Yah, aku baru mau kerja. Dapat shift malam nggak enak banget tau. Jadi nggak bisa baca novel," gerutu Uzma sambil mengerucutkan bibirnya.

Beberapa hari mengenal Uzma yang kini sudah Maira anggap seperti saudaranya sendiri. Membuat ia tau lebih banyak perihal sifat dan kebiasaan yang dimiliki sahabatnya ini. Salah satunya yaitu Uzma suka sekali membaca novel.

Maira tersenyum lalu berucap, "Kan bisa besok Ma baca novelnya. Tunggu waktu senggang."

"Ah, padahal udah halaman terakhir aku tuh udah penasaran sama ending ceritanya bakalan sad atau happy ending." Lagi-lagi Uzma membahas mengenai novel yang sedang ia baca.

"Uda mending sana kamu langsung kerja jangan mikirin novel mulu," suruh Maira.

Uzma mendengus mendengar pengusiran Maira. Untung sahabat, begitulah mereka. Maira yang lebih banyak diam dan Uzma yang lumayan cerewet. Saling melengkapi satu sama lain.

Maira menggeleng saat melihat Uzma yang pergi sembari menghentakan kakinya. Ah, pasti itu anak kesal dengan dirinya. Maira tersenyum, lalu berniat menuju toilet untuk mengganti pakaian kerjanya.

"Pak Rafka." Suara seseorang menginterupsi gerakan Rafka yang sedang berjalan memasuki pintu hotel.

Rafka menoleh sebelum ia mendengus pelan melihat siapa orang yang memanggilnya. "Apa?" tanyanya dingin.

"Bisa ikut saya ke ruangan?"

"Ngapain sih gue capek pengin tidur," tolak Rafka malas.

Rei. Orang yang tadi memanggil Rafka menatap calon atasannya sekaligus sepupunya itu dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Sebentar saja, tidak sampai maghrib."

Mau tidak mau akhirnya Rafka menurut dan mengekor di belakang Rei. Menuju ruangan yang entah apa itu namanya, dirinya tidak mau mengambil pusing dan tidak mau mengetahui juga.

Insya Allah Ta'arufTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang