Aneh

45 36 7
                                        

"Rasa penasaran itu masih tetap ada, jika saja sesuatu yang membuat kita penasaran belum kita ketahui

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rasa penasaran itu masih tetap ada, jika saja sesuatu yang membuat kita penasaran belum kita ketahui."
-

Rafka memutar kursi yang ada di ruangan ini. Sambil sesekali mengetukan pulpen di atas meja. Ini adalah ruangannya sekarang. Mulai hari ini Rafka sudah harus memegang dan mulai mengerjakan tugasnya sebagai calon GM di Sanjaya Hotel. Ah, rasanya malas ia tidak berniat bekerja di sini. Ia di sini hanya karena paksaan. Maka jangan heran jika Rafka tidak begitu serius dalam bekerja nantinya

"Kamu paham apa yang baru saja saya jelaskan?" tanya Rei.

Rafka menganggukan kepala saja.

"Baik untuk hari pertama kamu mulai cek data presentase tamu di bulan ini. Ada berapa rating yang tamu berikan pada hotel kita ini."

"Iya gue paham. Udah deh sana lo keluar aja dari ruangan gue," usir Rafka sambil menggerakkan tangannya dengan gerakan mengusir.

"Baik saya pamit kalau begitu."

"Hem."

Sepeninggalan Rei dari ruangannya Rafka mulai membuka satu persatu dokumen yang sudah tersedia di meja. Membaca isinya, lalu jemarinya mulai menari di atas keyboard. Tampak serius.

Seperti itulah aslinya Rafka. Jika sedang serius pasti serius sekali. Tetapi, jika sudah bertingkah jangan ditanya lagi. Membuat kita hanya mampu menggelengkan kepala.

"Alhamdulillah."

Maira mengucapkannya saat telah menyelesaikan tugasnya membersihkan salah satu kamar. Waktu sudah menunjukkan pukul dua belas siang, waktunya istirahat sebentar. Bisalah buat makan siang dulu. Memang sistem di hotel ini, jika jam 12.00 pasti akan ada waktu istirahat selama tiga puluh menit. Sampai jam dua belas lebih tiga puluh.

Langkah Maira membawanya ke asrama. Niatnya ingin mengajak Uzma makan siang bersama.

"Asalamu'alaikum," salam Maira setelah membuka pintu kamar mereka.

"Wa'alaikumsalam," jawab Uzma yang tengah asik dengan novel di tangannya.

"Ma, kamu udah makan siang belum?"

Uzma menggeleng. Lalu Maira mulai mengajak Uzma untuk makan siang bersama. Mereka memilih membeli makan di luar, karena yang lebih murah dan ya kalian pasti tahu lah.

"Alhamdulillah akhirnya kenyang juga," ujar Uzma sambil memegangi perutnya.

"Alhamdulillah," sambung Maira. "Yaudah yuk, Ma. Kita balik ke hotel jam istirahatku udah mau habis nih."

Untuk ukuran seseorang yang memang sudah tau seluk beluk dunia perhotelan, mengerjakan suatu pekerjaan yang berhubungan dengan itu pasti akan mudah, bukan? Begitupun bagi seorang Rafka. Rafka sekarang sudah selesai mengerjakan tugas pertamanya. Sebenarnya tidak ada yang salah pada Rafka jika disuruh bekerja di sebuah hotel. Ia insyaAllah sanggup. Yang salah hanyalah ia tidak mau bekerjanya di hotel milik sang Ayah.

Insya Allah Ta'arufTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang