"Tidak ada kata yang mampu mewakili rasa. Karena rasa bisa saja tumbuh hanya dengan cara menatap."
_Rafka Sanjaya_
-Senja di balkon kamar VIP 231 tepatnya milik Rafka terlihat sangat indah. Dengan bertelanjang dada sehabis mandi, Rafka langsung menuju balkon kamarnya.
"Senja itu indah kaya lo Ra. Tapi bedanya senja hanya sesaat kalau Maira indah terus perasaan." Rafka berceletuk masih menatap pantulan senja yang sebentar lagi hilang dari pandangan.
Allahuakbar Allahuakbar
Suara adzan berkumandang merdu di masjid Baiturrahman, masjid yang dekat dengan posisi hotel membuat suaranya nampak jelas terdengar.
Dua sosok perempuan yang kini tengah memakai mukenanya bersiap untuk melaksanakan sholat mahgrib. Maira dan Uzma sholat berjamaah di dalam kamar.
Asalamualaikumwarahmatullah
Asalamualaikumwarahmatullah
Selesai berdoa keduanya lalu kembali merapihkan alat sholatnya. Dilanjutkan dengan keduanya yang kini akan makan malam bersama, alhamdulilah sekali karena hari ini keduanya memiliki shift yang sama.
"Mau nyari apa nih?" tanya Uzma saat sudah sampai di depan banyak pedagang pinggir jalan.
Maira nampak melihat-lihat semua pedagang. Matanya langsung tertuju pada pedagang 'Nasi goreng spesial Pak John'.
"Aku pengin nasi goreng aja, Ma. Tuh yang pedagang di ujung," jelas Maira sambil menunjuk letak pedagang nasi goreng.
"Yaudah yuk ke sana." Lalu keduanya pun berjalan ke arah pedagang nasi goreng.
"Pak, nasi gorengnya dua, minumnya es teh sama teh anget ya," ujar Maira.
"Bungkus apa makan di sini, Neng?" tanya penjual nasi goreng.
"Makan di sini aja, Pak." Lalu mereka mengambil posisi duduk lesehan sembari menunggu pesanan datang.
Uzma sibuk dengan ponselnya, entah sedang melihat apa terlihat serius. Sedangkan Maira ia tengah menatap sekeliling, banyak kendaraan lalu lalang. Karena memang tempat ini berada disebrang jalan raya depan hotel Sanjaya.
"Ini pesanannya Neng." Pedagang nasi goreng itu menghampiri mereka dengan nampan berisi dua piring nasi goreng dan lengkap dengan minuman yang dipesan.
"Terima kasih Pak," ucap mereka kompak.
Pedagang itu hanya mengangguk lalu pamit untuk melayani pelanggan yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Insya Allah Ta'aruf
General Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Izinin gue memantaskan diri buat lo, Ra. Kalau udah pantas gue bakalan ajak lo ta'aruf," kata Rafka. Ucapan Rafka membuat Maira terdiam di tempatnya. "Lebih baik Bapak pantaskan dulu diri Bapak di hadapan-Nya. Urusan jodoh...