2

370 67 3
                                    

Hari ini kampus mereka mengadakan reunian.
Dan yang membuat chaeyong sedih adalah. Taehyung tak mengatakan apapun mengenai hal ini.

Maksudnya, chaeyong jadi bingung. Apa ia harus menunggu taehyung datang menjemput, atau ia harus berangkat sendiri ke tempat reuni.

Chaeyong juga sudah berusaha mengirimkan taehyung pesan, dan mencoba menghubunginya. Tapi namja itu sama sekali tak merespon.

Chaeyong yang sudah cantik karna mengganti bajunya di kantor, kini kembali duduk diam di meja kerjanya.

"Kenapa belum pergi? " tanya sohyun teman kantor yang duduk di seberang mejanya. "Kau akan terlambat nanti"

Chaeyong melihat jam "sedikit lagi"

Chaeyong terus berusaha menghubungi Taehyung.
Ini memang belum jam pulang, tapi pekerjaan chaeyong sudah selesai, dan ia juga sudah meminta izin pada yonggi selaku atasannya.

Mungkin dia sibuk. Lebih baik aku pergi sendiri.

"Eh.. Mr.Min " ucap seseorang saat melihat yonggi yang lewat dengan wajah datarnya.

Chaeyong hanya menatap.

Topeng sekali bos kita ini.

-

Sudah hampir satu jam chaeyong menunggu balasan Taehyung, tapi tak ada.

"Kau jadi pergi atau tidak? Kalau tidak aku ingin memberimu pekerjaan" ucap yonggi yang tiba-tiba datang ke dapur saat chaeyong sedang minum.

"Jadi. Masih menunggu Taehyung"

"Oh. Memangnya dia tak mengatakan akan datang menjemput jam berapa? "

Chaeyong menatap yonggi

Ddrrrttt... Ddrrtt

From. Jeni
Kenapa belum ke sini? ini kita sudah ramai, Taehyung juga barusan datang. Tapi kenapa dia datang sendiri? Kalian belum putus kan.

Chaeyong menatap tak percaya pesan itu.

Wae?

"Hei" tegur yonggi.

"Aku pergi ya"

Chaeyong pun meninggalkan yonggi.

*

Sesampainya di salah satu rumah makan, tempat ajang reuni angkatan mereka.
Chaeyong berjalan sambil mencari di mana sosok kekasihnya itu.

Saat mendapati sosok yang di cari. Chaeyong terdiam, rasanya sedikit sakit saat melihat fakta bahwa kekasihnya yang sedari tadi di hubungi, sudah ada di sini dan sedang bersenda gurau dengan teman-teman mereka.

"CHAE" teriak jeni memanggil chaeyong.

Chaeyong dan Taehyung saling menatap. Tapi chaeyong cepat mengalihkan dan tersenyum pada jeni.

Ia berjalan dan duduk di samping taehyung.

"Wahh.. Ini dia pasangan kampus kita yang membuat iri seisi jurusan" ucap namjoon teman mereka.

"Apa sih" jawab chaeyong malu walaupun hatinya sakit.

"Jadi. Bagai mana hubungan kalian? Masih pacaran kan? "

"Kenapa bertanya seperti itu? " ucap Taehyung minum.

"Soalnya kalian datangnya terpisah. Benar belum putus kan?! "

"Hehe.. Aku tadi masih ada kerjaan, jadi aku menyuruhnya datang lebih dulu" ucap chaeyong.

"Oooo... Susah memang kalau sudah kerja. Apalagi beda kantor. " namjoon mendekatkan tubuhnya "bagai mana pekerjaanmu? "

"Baik. Kau? "

Setelah itu mereka mulai membicarakan hal-hal yang menjadi prioritas mereka sekarang.

Dari yang memiliki pekerjaan bagus, sampai yang masih menganggur.

"Kayaknya aku lebih baik nikah saja. Setidaknya ada yang menafkahiku" ucap arin yeoja yang sudah beberapa kali tak lolos di tahap wawancara.

"Memangnya ada yang mau?! " cibir dongho salah satu teman mereka.

"Brengsek" cibir arin.

Dan mereka semua tertawa.

Chaeyong hanya mengikuti alur dan lebih banyak mendengarkan teman-temannya berbicara.

Walaupun suasana cukup menggembirakan, tapi tidak bagi kedua sepasang kekasih itu.

Mereka berdua terlihat cukup canggung. Dan chaeyong tak menyukai hal ini.

Ia menatap Taehyung. "Sudah. Berhenti minum" tahan chaeyong saat Taehyung menuangkan bir kedalam cangkir kecil.

Taehyung menatap chaeyong. Ia belum mabuk, tapi ia menuruti perkataan chaeyong.

Saat suasana terus bertambah. Chaeyong memutuskan pulang.

Ia beralasan jika besok ia harus presentasi di rapat. Jadi ingin memeriksa berkasnya.
Sedangkan Taehyung hanya diam.

"Tak pulang sama-sama?antarlah dulu dia Taehyung, nanti balik lagi kalau kau masih ingin minum" tanya namjoon heran karna hanya chaeyong yang berdiri dari tempat duduknya.

"Tidak apa-apa, lagi pula mana bisa ia menyetir dengan kondisi seperti ini. Aku memang tak bisa lama. Jadi aku duluan ya" chaeyong menepuk bahu Taehyung dan pergi.

**

Sesampainya di apartemen, chaeyong duduk di sofa panjangnya. Ia merebahkan seluruh punggungnya di sandaran sofa.

Ia lelah.
Lelah fisik dan mental.

"Seharusnya kau bilang apa salahku. Kalau tiba-toba seperti ini. Apa yang akan aku lakukan? " gumam chaeyong.

Akhirnya ia memilih mandi dan mengganti bajunya.

Mengenai presentasi rapat besok. Chaeyong sebenarny tak berbohong. Hal itu memang ada. Hanya saja, itu tak menjadi alasannya untuk pulang lebih cepat.

Ia hanya tak suka dan sedikit kecewa dengan Taehyung .

Dan walaupun sulit, chaeyong hanya bisa membiarkan kekasihnya itu seperti ini.

Karna bagi chaeyong, mungkin saja taehyung sedang mengalami hal yang sulit sehingga bersikap seperti ini. Dan chaeyong akan membiarkan taehyung, setidaknya chae tak ingin dulu mengganggu taehyung.

***

Untuk yang sudah baca sampai part 2 ini.. Aku ucapkan  terimakasih lagi ya

Kalaupun seandainya peminatnya baik.. Author mungkin akan lanjut

Tapi

Lanjutnya pelan-pelan saja.. Karna memang ff ini masih proses..

Dan kalau peminatnya kurang.. Mungkin berhenti dulu sampai author memang sudah benar-benar selesai menulis ff ini sampai ending.. Dan akan mulai promote.
(Maksudnya Tidak mungkin dalam waktu dekat selesai nulisnya.. Pasti akan lama, bisa sampai berbulan-bulan lamanya)

Intinya.. Beda rasa Semangatnya saja sih..

Kan kalau masih on going dan masih proses nulis,, pasti bakal cepat selesai karna liat respon yang ada di tiap partnya😁 (halahhh ngomong apa sihhh)

Pokoknya begitulah...

Gomawo^^

In BetweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang