6

196 40 0
                                    

Hari ini chaeyong masuk kerja. Ia sedang Menjalani harinya sebagai karyawan yang teladan.

"Chaeyong-ssi"

"Ne"

"Antar laporanmu " ucap yonggi berjalan masuk keruangannya tanpa menatapnya.

Chaeyong berdiri dan mengambil beberapa berkas yang sudah di kerjakannya semalam ke ruangan yonggi.

Saat chaeyong masuk. Ia melihat mode yonggi yang tak lagi sama jika hanya mereka berdua. Kini aura kepemimpinannya terlihat. Aura yang ia tunjukan pada orang-orang di kantor.

Chaeyong mendekat ke meja yonggi dan menaruh berkasnya di atas meja.

Yonggi memakai kacamatanya dan menarik beberapa berkas chaeyong. Ia terlihat begitu teliti. Dan Jika sudah mode begini. Chaeyong kadang lupa jika yonggi punya sisi abstrak di hidupnya.

"Duduk" ucap yonggi dingin setelah sadar kalau chaeyong sudah berdiri sejak tadi.

Chaeyong pun duduk.

Yonggi memberikan satu berkas pada chaeyong. Dan Chaeyong langsung membukanya.

Yonggi menutup berkas terakhir dan duduk bersandar menatap Chaeyong yang bingung.

"Sudah baca" nada yonggi masih dingin.

"Ini apa ya?! "

"kau ikut denganku ke busan. Gantikan yoonhee karna ia izin sakit" jelas yonggi mengenai berkas perihal apa yang akan mereka bahas di busan.

"Naega wae? " bingung rose tiba-tiba.

"Shirreo? Aku bisa menanyakan pada yang lain" ucap yonggi baru akan menarik berkas itu.

"Aku tidak mengatakan tidak ya" cibir chaeyong memeluk berkas tersebut tanpa sadar. "Mian " ucap chaeyong karna sadar ucapannya yang tak sopan.

"Baiklah. Sepulang kantor kita berangkat" ucap yonggi menarik kacamatanya.

Chaeyong berdiri. "Aku mengerti. Kalau begitu" chaeyoung membungkuk memberi hormat dan keluar ruangan.

"apa itu? " tanya sohyun begitu chaeyoung duduk.

"Ah. Berkas untuk klien besok di busan"

"Kau ke busan? Dengan Mr.Min? " kaget sohyun. "Yonhee? "

"Katanya sakit. " jawab chaeyong. "Kenapa kau begitu kaget sohyun-ssi" cibir chaeyong.

"Aku hanya ngeri membayangkan hidupmu besok dengannya"

"Wae? "

"Kau baru sekali ini ya perjalanan bisnis dengannya.? " tanya sohyun.

"Kalau berdua baru kali ini. Biasanya kan rame-rame"

"Nah itu. Intinya kau harus kuat mental saja. aku dulu sumpah tidak tahan karna tegasnya. Padahal aku hanya melakukan kesalahan kecil. "

"Ya itu karna kau salah. "

"Iya juga. Tapi.. Semangat ya... Berapa hari di sana? " tanya sohyun.

"3 hari"

"Pelajari itu. Jangan membuat kesalahan saat klien bertanya. Bisa di sidang di tempat kau" ucap sohyun menakut nakuti chaeyong.

"Ah.. Kau. Aku kan jadi takut" gerutu chaeyong.

"Hehehe" tawa sohyun.

**

Sepulang kantor. Mereka bukannya langsung berangkat, tapi mereka pulang dulu untuk memgemas pakaian.

Alasan chaeyong menerima perjalanan bisnis ini, karna berfikir jika ia tak harus berbohong pada taehyung.

Chaeyong menarik koper kecilnya keluar aartemen. Ia tak membawa baju banyak karna mengingat ia pasti akan kurang jalan-jalan.

"Maaf lama" ucap chaeyong saat melihat yonggi yang sedang merokok di teras.

"Kajja" ucap yonggi mematikan dan membuang puntung rokoknya terlebih dahulu.

Chaeyong mengikuti yonggi dari belakang. Ia sempat berfikir, apa yang membuat yonggi berubah dingin. Apa karna semalam? Tapi chaeyong berfikir itu tidak mungkin. Tapi apa.

-

Dalam perjalanan, mereka berdua hanya diam. Rasanya begitu canggung. Padahal biasanya mereka akan saling bercanda atau menghina jika sudah semobil.

"Yonggi-ssi " chaeyong tak berani menatap yonggi. Ia kadang hanya bisa melihat pantulan wajah yonggi dari kaca dashboard mobil.

Dan buruknya, yonggi tak menggubris chaeyong.

"maaf jika  aku membuat kesalahan. "

"Aku hanya tak suka kau mencampur urusan pribadimu dengan pekerjaan" ucap yonggi. Dan chaeyoung jadi tau. Ternyata karna alasan izinnya semalam.

"Mian" gumam chaeyong. "Geundae? " chaeyong menatap yonggi. "Dari mana kau tau-"

"Bukannya aku memang tau hubunganmu dengan taehyung sedang tak baik?! Dan yang kulihat, kau tak sakit. Kau hanya sengaja ingin bolos. Iya kan " cibir yonggi.

Malam semakin larut, dan ucapan yonggi sedikit tidak baik di pendengarannya.

"Dari mana kau tau aku tak sakit? Siapa tau aku memang benar-benar sakit. "

"Aku tau kau. Kau tak akan izin walaupun sakit. Kau justru akan masuk kantor kemudian pulang jika memang sudah tidak sanggup" jelas yonggi. "Jika kau izin. Itu artinya kau hanya sedang menghindari sesuatu, entah pekerjaan atau sumber dari yang kau hindari "

Chaeyong menarik ujung bibirnya tersenyum. "Kau terlalu mengenalku" chaeyong lalu menatap yonggi. "Apa kau tak bisa memarahiku saja kalau aku ada salah? Jangan mendiamkan atau bersikap dingin padaku. Aku jadi takut" gerutu chaeyong.

Yonggi akhirnya tersenyum. Chaeyong melihat itu. Dan chaeyong tau kalau yonggi sudah tidak lagi marah padanya.

"Berarti aku harus sering-sering seperti ini. Biar kau takut dan mendengarku" yonggi menatap chaeyong karna mereka sedang berhenti di lampu merah.

"Aku lebih memilih kau memarahiku. Kau menakutkan jika seperti ini. Aku jadi paham kenapa orang kantor takut denganmu"

"Berarti selama ini kau tak takut denganku? "

"Tidak. " chaeyong terkekeh. Karna memang benar ia tak pernah takut dengan yonggi.

"Karyawan kurang ajar" mereka berdua sama-sama terkekeh

Dan akhirnya suasana perjalanan di malam hari ini, dengan jarak tempuh 3 jam lebih berjalan dengan baik.

***

"WAE?" protes chaeyong saat menyadari jika mereka sekamar di hotel.

"Jangan banyak protes. Aku tak akan memakanmu" cibir yonggi duduk di ruang tamu mini. "Lagi pula kamar kita ada pintunya ya. Ini sengaja biar memudahkan kita bertemu. "

"Micchinom " gerutu chaeyong.

Memang benar di hotel ini mereka memesan satu kamar. Tapi. Ini ruangan VVIP yang jelas berbeda dengan kamar hotel yang lain. Di ruangan ini terdapat dua ruang kamar, ruang tamu yang dilengkapi tv dan meja makan.

Chaeyong lalu duduk di samping yonggi. "Kau sengaja kan. " cibir chaeyong membuat yonggi mengernyitkan alisnya "seharusnya aku tau. " chaeyong mengibas rambutnya kebelakang. "Kau menyukaiku kan" ucapnya kegeeran.

Bukk

Yonggi melempar bantal sofa ke arah chaeyong "michhinom. tidur sana. Sepertinya kau mabuk darat" yonggi berdiri dan masuk ke kamarnya.

"Yak. bagai mana bisa kau langsung masuk. Kita masih harus memilih kamar" omel chaeyong saat yonggi yang langsung masuk saja ke kamar.

***

Tes

In BetweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang