Pagi ini Chaeyong berada dalam suasana yang baik. Dirinya tak lagi galau Karna kelakuan Taehyung yang beberapa hari lalu terus datang berkunjung ke tempatnya.
Kini ia berusaha menjalani saja harinya. Ia hanya ingin mengganti hari-hari rumitnya kemarin dengan lembaran yang baru.
Mengenai Taehyung yang masih mengunjunginya. Ia sungguh tak ingin pusing lagi. Baginya, cukup dengan bicara seperlu dan melayani Taehyung sebagai 'tamu' itu sudah cukup. Ia tak mau lagi duduk di samping mantan kekasihnya itu atau ngobrol dengan membahas hubungan. Mereka.
Kepalanya seakan sudah mau meledak karna kelakuan Taehyung. Jadi kini ia berusaha menyelamatkan dirinya dengan tidak lagi menggubris Taehyung.
Perasaan Chaeyong pada Taehyung??
Dalam hubungan yang berjalan cukup lama. Ia masih memiliki perasaan itu. Tapi ia hanya tidak ingin semakin sakit jika mengikuti kemauan hatinya.
"Jangan bengong. Di rampok baru tau rasa"
Chaeyong yang memang sedari tadi berdiam diri di depan tempat surat kaget saat melihat sang bos menegurnya.
"Kau yang mau merampokku" cibir chaeyong mengambil beberapa surat.
"Memangnya boleh? " tanya yonggi mengikuti chaeyong menuju lift.
Chae menatap aneh sang bos. "Memangnya kau pikir boleh? " chaeyong melempar kembali pertanyaannya. "Orang gila pun tidak akan memgizinkan dirinya dengan sukarela di rampok pak"
Ting..
Mereka masuk bersama ke dalam lift.
"Memamgnya kau tau aku ingin merampok apa darimu? "
"Jangan aneh-aneh deh pak." ucap chaeyong seakan tau kemana arah pembicaraan yonggi.
"Hehe... Ya jangan di tutup juga akses merampoknya" kata Yonggi tau jika yeoja di sampingnya ini tidak mau melanjutkan pertanyaannya tadi.
Chaeyong hanya tersenyum. Walaupun diucapannya ia menolak tak ingin Yonggi meneruskan ucapan yang dimaksud. Tapi sebenarnya chaeyong hanya ingin menghindari saja.
Atau lebih tepatnya, ia takut menyakiti perasaan mereka, entah perasaannya atau perasaan Yonggi.
Chaeyong tak pernah menutup pintu sebagai mana yang di maksud oleh yonggi. Ia hanya memberikan tirai nyamuk di depan pintu yang terbuka lebar. Tapi bukan berarti Chaeyong menganggap Yonggi nyamuk ya. Ia hanya ingin Yonggi mengenalnya dulu seperlunya dan kemudian ia boleh menerobos tirai nyamuk itu.
"Jangan terbebani. Aku tak akan merampokmu. Aku hanya ingin menjadi maling saja jadi kau harus waspada" ucap yonggi keluar lebih dulu dari lift saat pintu terbuka.
"Sama saja dong" cibir chaeyong.
"Dih kata siapa sama... maling itu ngambilnya diam-diam. Sedangkan rampok itu terang-terangan" jelas yonggi yang kini malah bingung dengan penjelasannya.
Melihat wajah Yonggi yang tiba-tiba bingung, membuat chaeyong terkekeh karna tau kenapa Yonggi menampilkan ekspresi itu.
"Berarti anda salah bos. Anda kan tidak diam-diam" ucap Chaeyong menahan tawanya.
"Benar juga ya" ucapnya serius, sadar jika selama ini ia mendekati Chaeyong secara terang-terangan dan tidak secara diam-diam. "Ah... Kalau begitu mulai sekarang aku akan menjabretmu saja"
"Ya Ampun Pak... Aku tak menyangka jika jiwa kriminalmu se semangat ini" pusing Chaeyong menggelengkan kepalanya.
"Memangnya kau tau maksud jambret? "