4

306 61 4
                                    

Beberapa hari setelah pembicaraannya dengan taehyung.

Chaeyong jatuh sakit. Tapi hari ini ia memaksa untuk ke kantor. Karna ia tau taehyung akan menjemputnya nanti.

"Chae. Izin yuk. Wajahmu pucat sekali" ucap sohyun.

"Tidak. Aku masih bisa kok." chaeyong terus mengerjakan pekerjaannya dengan wajah pucat, keringat dingin yang terus mengalir dan nafasnya yang berat.

"Kalau begitu istirahat. Pergilah istirahat dulu. Berapa menit saja, yang penting kau istirahat. "

"Baiknya"canda chaeyong tersenyum.

"Aku hanya tak ingin kau pingsan ya. Cepat sana"

"Iya. Iya"

Chaeyong baru akan berdiri, yonggi keluar kantor. "Chaeyong-ssi. Kekantorku sebentar"

"Tapi pak-" sohyun baru ingin mengatakan jika chaeyong sakit. Tapi chaeyong memegang tangannya menggeleng.

"Iya" jawab chaeyong.

Yonggi berjalan ke arah lain. Walaupun bingung, ia berjalan ke kantor yonggi.

Ia masuk dan menggigil saat merasakan ruangan sedang ini sangat dingin.

"Simulasi kutub utara kayaknya" cibir chaeyong duduk di sofa menunggu yonggi.

Selagi menunggu, chaeyong menyandarkan kepalanya di sandaran tangan sofa. Kepalanya pusing.

Tak lama yonggi masuk. Ia terdiam melihat chaeyong yang menyandarkan kepalanya. Ia mendekat dan meraba dahi chaeyong. Membuat chaeyong bangun.

Chaeyong melipat tangannya di dada karna dingin. "Ruanganmu kulkas ya" cibir chaeyong.

Yonggi terkekeh menaikan suhu ruangan.
Ia lalu duduk di samping chaeyong.
"Ini obat. Minumlah"

Chaeyong menatap yonggi aneh. "Kau menyukaiku?" ucap spontan chaeyong.

Plak.  Yonggi memukul bahu chaeyong pelan.

"Kalau sakit begini ya. Suka mengkhayal. " gerutu yonggi. "Aku hanya memberikanmu obat dan kau pikir aku menyukaimu"

"Hehe. Siapa tau kan. Mana ada bos memperhatikan bawahannya"

"Yasudah jangan di minum" cibir yonggi.

Chaeyong tersenyum mengambil obat itu "terimakasih bos"

"Iya sama-sama" jawab yonggi membuat chaeyong terkekeh. "Kau istirahat saja dulu di sini. "

"Mana bisa seperti itu bos. Aku kan karyawan di sini. Masa seenaknya istirahat di ruangan atasan" cibir chaeyong.

"Tak kan ada yang curiga. Mereka taunya kau sedang mengerjakan sesuatu di sini bersamaku."

Chaeyong kembali melirik yonggi. "Kau yakin tidak menyukaiku? " goda chaeyong.

Yonggi menghela nafasnya. "Ukuran yeoja biasa yang tak ada cantik-cantiknya sepertimu ini cukup kegeeran. "

"Hehe. Bercanda ah"

*

Akhrinya taehyung datang menjemputnya.  

Karna tadi ia sudah sempat minum obat dan tidur. Akhirnya malam ini perasaannya lebih baik.

Mereka kembali diam di dalam mobil.
Sampai saat mobil itu berhenti di depan gedung apartemen chaeyong.

"Mulai besok kau tak perlu menjemputku"

"aku akan tetap menjemputmu"

"Maksudku, mulai besok sampai satu minggu kedepan, kau tak perlu menjemputku. Aku akan keluar kota dengan beberapa orang di kantor. " bohong chaeyong

"Oh. Baiklah" jawab taehyung singkat.

Chaeyong tersenyum miris.

Begitu inginnya kau keluar dari lingkaran ini ya. Sampai tak menanyakan untuk apa aku keluar kota.

"Gomawo" ucap chaeyong turun dari mobil.

Setelah melihat mobil taehyung menjauh, dia pun berjalan masuk ke gedung.

-

Tubuh chaeyong kembali sakit. Mungkin karna memikirkan hubungannya dengan taehyung.

Chaeyong meringis di atas tempat tidur karna badannya yang tidak sehat.

Chaeyong menangis mengingat  jika dulu, taehyung pasti akan merawatnya dan selalu menemani bahkan memeluknya sampai ia tertidur dengan nyaman.

Tapi sekarang, ia bahkan harus berbohong agar tak melihat wajah taehyung untuk sementara. Setidaknya ia memberikan waktu bagi taehyung untuk memantapkan hatinya.

Chaeyong menangis dengan suara kecilnya. Ia terus terisak karna tubuhnya yang tak enak.

Karna kebiasaan tidur selalu di peluk taehyung jika dirinya sakit, sekarang membuatnya susah.

"Aku ingin dipeluk hiks"

Mungkin sebagian orang juga seperti chaeyong. Yang akan menjadi sangat manja saat sedang sakit.

Chaeyong terus menatap ponselnya. Berfikir akan menghubungi taehyung.
Tapi pikirannya terus beradu antara menghubungi atau tidak.

"Kalau aku hubungi. Itu sama saja dengan tak membiarkannya keluar dari lingkaran ini" pikir chaeyong.

"Jangan manja chae. Anggap saja ini simulasi putus. Kau harus terbiasa tanpanya" tapi berbeda dengan apa yang ia ucapkan. Chaeyong kembali menangis karna bingung bagaimana caranya ia tidur.

Ceklek..

Chaeyong kaget saat seseorang membuka pintu kamarnya. Ia bahkan tak mendengar ada orang masuk ke apartemen ini.

Lampu menyala dan chaeyong bisa melihat sosok yang sedari tadi dipikirkannya.

Dan sialnya, taehyung harus melihat keadaannya yang meringkuk membungkus tubuhnya dengan selimut dan air mata serta wajah pucatnya.

Sempat seperdetik chaeyong ingin berpura-pura sehat. Tapi air matanya malah terus mengalir.

Taehyung menghampiri chaeyong dan naik di atas tempat tidur. Memposisikan dirinya tiduran di samping chaeyong dan memeluk kekasihnya itu.

"Kenapa tak bilang kalau sakit? " taehyung mencium puncak kepala chaeyong yang bersandar di dadanya.

Bukannya menjawab. Chaeyong malah terisak.

"Sshhhh.. Sudah. Aku disini. Tidurlah" taehyung membuka selimut chaeyong dan memeluk tubuh chaeyong dan kembali menyelimuti tubuh mereka.

***

Mian klw masih banyak typo

Gomawo^^

In BetweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang