"Sohyun-ssi "
"Ne Isanim " sohyun berdiri saat yonggi menghampiri meja kerjanya
"Chaeyong tidak masuk lagi? "
Sohyun menatap meja disampingnya. "Ne. Masih kurang sehat katanya"
Yonggi mengangguk "nanti hubungi dia. Dan katakan besok harus masuk. Ini sudah 4 hari dia tidak masuk" jelas yonggi.
"Ne"
Yonggi berjalan keruangannya.
*
Sudah 4 hari chaeyong terus berdiam diri di apartemennya. Hatinya terlampau sakit.
Malam itu chaeyong memutuskan pulang dengan taksi. Ia bahkan sudah tak ingat dengan yonggi. Yang ia tau hatinya hancur malam itu.
Berusaha tidak menangis di dalam taksi, membuat dadanya terasa lebih sesak.
Semalaman ia habiskan hanya dengan menangis.
Taehyung sempat datang ke apartemen chaeyong. Tapi chaeyong mengunci kamarnya begitu mendengar suara orang yang menekan beberapa angka. Chaeyong terus mengabaikan panggilan taehyung dan semua ucapan permohonan maafnya. Bahkan ucapan taehyung yang tak ingin megakhiri hubungan mereka.
Tapi Baginya malam itu semuanya sudah berakhir. Walaupun perasaannya sempat sakit karn ucapan taehyung sebelumnya. Tapi ini sudah terlampau menyakitkan.
Hubungan yang dijalani selama 6 tahun harus hancur karna perselingkuhan.
Paginya, setelah chaeyong yakini bahwa taehyung tak ada lagi di apartemennya. Chaeyong dengan cepat mengganti pasword apartnya.
Dan taehyung selalu datang, bahkan taehyung tak perduli dengan beberapa orang yang mulai terganggu karna teriakan taehyung memanggil chaeyong.
*
Kini kondisi chaeyong sudah lebih stabil. Setidaknya hari ini ia sudah bisa keluar kamar dan tak lagi menangis. Dan ia juga sudah bisa merasakan lapar.
Sebelumnya, chaeyong hanya memakan roti sangking tidak adanya selera untuk makan.Tin.. Tong..
Ting.. Tong..
Suara bel kembali berbunyi.ia yakin itu taehyung. Dan Chaeyong hanya diam. Tak lama suara bel itu hilang.
"Aku lapar. Tapi takut taehyung datang" ucap chaeyong memegang perutnya. Karna ia berencana akan keluar malam ini untuk cari makan.
"YAK. KAU MASIH HIDUP ATAU SUDAH MATI"
Chaeyong sedikit kaget mendengar suara yang begitu familliar di telinganya. Ia berdiri dari duduknya dan menggeser pintu balkon. Ia tau siapa itu.
"KAU MENDENGARKU?? KAU BELUM MATI KAN"
"Kau mendoakan aku mati? " ucap chaeyong.
"Buka pintunya" ucap yonggi.
Setelah mendengar kalimat itu, Chaeyong mendengar suara langkah yonggi yang kembali masuk kerumah. jadi ia berjalan menuju pintu rumahnya.
Ceklek
"Anak sinting. Diam di dalam sendiri tanpa memberi kabar. Kau pikir perusahaan punya keluargamu. " omel yonggi masuk begitu saja saat pintu dibuka.
Yonggi menaruh beberapa kantong yang diyakini chaeyong sebagai makanan.
"Kau yakin tidak menyukaiku? " ucap chaeyong. Duduk dilantai samping meja melihat yonggi yang sedang mengeluarkan beberapa makanan.
"Bisa-bisanya kau berkata seperti itu" cibir yonggi duduk di sofa dan membuka plastik makanan.
"itu karna sikapmu. " ucap chaeyong mengambil satu gorengan.