unknown

20 6 3
                                    

Sekolah masih sepi, seorang gadis dengan rambut pendek sebahu sedang bermain bola basket di lapangan outdoor. Ya hari ini Raisa berangkat lebih awal karena dia ingin menenangkan pikirannya soal permasalahan yang dia alami dalam keluarganya, Sekaligus menghindari sahabat kakaknya itu yang kian hari selalu menjemputnya.

"Huft, cape juga ternyata."ucap Raisa sambil menyeka keringatnya.

"Kerasukan apa lo pagi-pagi gini udah di sekolah?"tanya seseorang yang baru saja datang.

Mendengar suara itu, Raisa sudah tau betul siapa lawan bicaranya ini,"Kerasukan lo."ucap Raisa dengan asal.

"Lo ngehindar dari gue?"tanya laki-laki tinggi itu.

"Maksud lo?"tanya Raisa balik.

"Lo gak mau dijemput sama gue itu artinya lo ngehindar dari gue. Right?"Elang menatap Raisa dengan santai.

"Ya gue ngehindar dari lo. Puas?"ucap Raisa sambil meninggalkan cowok itu ditengah lapangan yang masih kosong.

"Emang gue punya salah sama dia?"gumam Elang bingung.

Elang bingung dengan sikap Raisa yang kadang berubah-ubah. Dia tidak tau harus bagaimana lagi menghadapi Raisa. Tapi, dalam lubuk hatinya dia tetap harus berada di dekat gadis itu. Karena gak tau kenapa ada rasa yang aneh ketika dia dekat dengan Raisa. Rasa yang dulu pernah ada itu kini muncul lagi.

***
Raisa kini berada di dalam kelas yang sepi, belum ada tanda-tanda siswa-siswi yang datang. Dia memanfaatkan waktu itu untuk tidur sejenak, dengan dua tangan yang diletakkan di atas meja sebagai bantalan.

"Dasar anak gak tau diuntung."

"Kerjaannya cuma bikin susah orang tua aja."

"Kapan sih kamu gak bikin masalah. Hah?"

Baru beberapa menit Raisa tidur, kini dia harus terbangun dengan kata-kata yang selalu terngiang-ngiang di kepalanya. Kata-kata yang selalu dilontarkan oleh kedua orang tuanya.

"Kapan Raisa bisa jadi anak kebanggaan kalian?"tanya Raisa pada dirinya sendiri.

Air mata pun jatuh dan Raisa tidak peduli dengan itu. Karena keadaan sekolah masih terbilang sepi dan gak akan ada yang tau kalo sekarang dia menangis.

Tapi perkiraan Raisa salah, ternyata cowok yang dia temui di lapangan basket tadi mengikutinya dan sekarang cowok itu sedang berada di balik jendela kelas Raisa. Dia menyaksikan bagaimana Raisa yang sedang menangis saat ini.

"Gue janji akan bikin lo bahagia Ra."ucap Elang dibalik jendela.

Setelah berkata seperti itu, Elang memutuskan untuk pergi ke kelasnya. Dia tidak ingin kalo Raisa tau bahwa sedari tadi dia mengikuti gadis itu.

Beberapa menit setelah Elang pergi, para siswa-siswi pun datang meramaikan kelas yang sedari tadi sepi. Melihat itu, Raisa segera menghapus air matanya dan bersikap seperti biasa seolah tidak ada masalah di dalam hidupnya.

"Rai ada titipan nih dari kakak kelas."ucap Teman sekelas Raisa yang bernama Yura.

"Siapa?"Tanya Raisa sambil menerima sebuah kotak yang berada di tangan Yura.

"Gak tau namanya siapa."Ucap Yura sambil berlalu dari hadapan Raisa.

Raisa penasaran dengan isi yang ada dalam kotak itu. Kotak merah dengan pita yang terselip di atas. Dengan Rasa penasaran yang tinggi, akhirnya Raisa membuka kotak tersebut. Sebuah coklat dengan ukuran sedang dan kertas kecil yang bertuliskan pesan dari si pemberi.

Raisa mengambil kertas kecil itu lalu membacanya.

Don't be sad anymore, beautiful:)

Setelah membaca surat itu, Raisa kini tersenyum lagi. Ternyata ada yang peduli padanya selain Hans. Tapi siapa? Raisa tidak tau orangnya.

RAISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang