.

28 5 2
                                    

Seisi kantin tengah ramai dengan seluruh siswa-siswi yang ingin istirahat untuk membeli makanan maupun minuman. Tak terkecuali dengan Raisa and the geng, mereka kini sedang berkumpul di meja pojok yang ada di kantin itu.

"Rai."panggil Mega pada gadis yang sedang bertopang dagu.

Raisa diam, tidak menanggapi panggilan dari Mega. Dengan kesal akhirnya Mega memanggil Raisa untuk kedua kalinya tapi dengan nada yang sedikit keras."RAISA."

"Hah? Lo panggil gue Ga?"tanya Raisa seperti orang kebingungan.

"Lo kenapa sih? dari tadi gue liatin, lo bengong mulu perasaan."ucap Mega yang sedari tadi memerhatikan Raisa yang sedang melamun.

"Gue gak papa Ga."kata Raisa.

"Rai, kalo ada masalah cerita aja sama kita."ujar Aisyah.

"Iya Rai, kita siap kok dengerin cerita lo."tambah Dara.

"Gue gak ada masalah kok, lu pada gak usah ngaco deh."ucap Raisa dengan tawa hambar.

"Ya terus ngapain lo bengong dari tadi?"Tanya Mega yang masih penasaran.

"Gue lagi ngehalu lah, emang gak boleh?"ucap Raisa dengan sedikit kesal.

"Dih sejak kapan lu suka ngehalu?"Mega bingung dengan kelakuan sahabat satunya itu.

"Udah lah Ga, gue males debat sama lu. Gue mau ke kelas Hans dulu, bye."ujar Raisa sambil berlalu dari hadapan sahabat-sahabatnya.

Setelah kepergian Raisa, mereka bertiga pun memutuskan untuk pergi ke kelas.

***

"Raf, liat kakak gue gak?"tanya Raisa saat berada di depan kelas Hans.

"Tuh di dalem, lagi pada ngumpul sama  anak-anak."jawab cowok yang di tanya Raisa tadi.

Raisa pun berjalan menuju tempat di mana kakaknya berada yaitu di pojokkan kelas bersama teman-teman kakaknya.

"Hans." Panggil Raisa dari jarak yang tidak begitu jauh dari posisi orang yang di panggilnya tadi.

"Panggil gue kakak Rai."Kritik Hans pada adiknya itu.

"Ogah, lagian udah biasa juga."ucap Raisa yang tak mau kalah sama Hans.

Melihat perdebatan dua kakak beradik itu, Elang yang sedari tadi diam pun akhirnya menarik pergelangan tangan Raisa menuju luar kelas.

Raisa yang tidak siap pun, akhinya hanya mengikuti kemana Elang akan membawanya pergi.

"Lang, lo ngapain narik-narik gue sih."omel Raisa pada cowok yang bertubuh tinggi itu.

"Gue males liat lu berantem mulu sama Hans."ucap Elang tidak jelas.

"Lah apa hubungannya sama gue sih? Kalo emang lo gak suka liat gue berantem sama kakak gue, ya udah lo pergi aja sono yang jauh."ujar Raisa dengan menggebu-gebu.

"Bisa gak sih lu ngomongnya lebih lembut?"

"Gak bisa kalo sama lo."ucap Raisa dengan nada yang ngegas.

"Gue ada salah apa sih sama lu?"

Raisa diam, dia tidak menjawab pertanyaan itu.

"Jawab bukannya diam."ujar Elang membuat Raisa sadar dari diamnya.

Raisa tidak tau harus jawab apa pada Elang. Mengingat perkataan Hans pada Raisa beberapa hari yang lalu mengenai Elang, membuat dia merasa tidak enak dengan cowok yang ada di hadapannya sekarang.

"Gue harus pergi karena Reyhan udah nungguin gue."ucap Raisa mengalihkan pembicaraan dan berlalu meninggalkan Elang yang berada di koridor.

Raisa menghindari Elang bukan karena dia benci sama cowok itu, tapi lebih tepatnya Raisa ingin menjaga perasaan Mega terhadap Elang. Dia tidak ingin Mega salah paham terhadapnya.

RAISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang