Anisa?

28 6 12
                                    

Perpustakaan telah sepi, hanya tersisa Raisa, Reyhan dan beberapa murid lainnya yang masih setia mengerjakan tugas sekolah. Materi yang mereka bahas telah selesai, karena mereka hanya mengulang materi yang kemarin atau bisa dibilang mempermantap materi.

"Rai, kamu hari ini ada acara gak?" Tanya Reyhan saat sedang membereskan buku-buku pelajaran.

"Sejauh ini sih gak ada, emang kenapa?" Tanya Raisa balik.

"Kamu bisa temani saya ke toko alat tulis gak?" Ujar Reyhan.

"Hm bisa kok, tapi buat apa? Kan alat tulis lo masih banyak." Ucap Raisa

"Saya mau belikan untuk anak-anak panti." Ujar Reyhan yang telah selesai membereskan buku-buku.

"Gue di ajak ke panti gak? Kalo gak, gue gak mau nemenin lo ke toko alat tulis." Tutur Raisa.

Reyhan terkekeh, "iya kamu saya ajak kok." Ucap Reyhan dengan senyum di akhirnya.

"Yeay, ya udah ayok sekarang kita ke toko alat tulis." Ujar Raisa dengan penuh semangat.

***
"Total semuanya lima ratus ribu rupiah kak." Ucap Mbak kasir yang sedang menghitung total belanjaan milik Reyhan dan Raisa.

Reyhan mengeluarkan sebuah kartu atm, "ini mbak."

Mbak kasir pun menerima sebuah kartu yang telah diberikan Reyhan, "Terima kasih ya kak atas kunjungannya ke toko ini." Ucap Mbak kasir dengan senyuman.

Setelah dari toko alat tulis, mereka langsung menuju tempat tujuan yaitu panti asuhan kasih bunda. Raisa sedari tadi terlihat bahagia dan begitu semangat saat mobil Reyhan berhenti di depan panti asuhan.

Fyi: Raisa duduk dibagian belakang.

Reyhan melihat ke arah kaca yang ada di mobil, "kelihatannya kamu semangat sekali Ra." Ujar Reyhan.

Raisa terkekeh, "gak tau kenapa senang aja gitu liat anak-anak panti." Ucap Raisa dengan senyuman.

Setelah perbincangan tadi, Raisa dan Reyhan segera turun dari mobil dan menurunkan alat-alat tulis yang berada di bagian bagasi.

Anak-anak panti yang melihat ke arah Reyhan dan Raisa, segera berlari menuju mobil putih tersebut. Salah satu dari anak panti itu memeluk Reyhan dengan erat seolah berkata bahwa dia kangen dengan cowok itu.

"Kak Reyhan, Yaya kangen banget sama kak Reyhan." Ucap anak kecil itu yang diketahui namanya adalah Rara. Tapi biasa dipanggil dengan nama Yaya.

Reyhan melepas pelukan itu dengan lembut, "Kak Rey juga kangen banget sama Rara." Tutur Reyhan sambil mengusap kepala Rara yang dibalut dengan hijab.

Raisa yang melihat itu pun, kagum dengan sosok cowok yang ada di hadapannya ini. Dia segera mendekat ke arah anak kecil yang tadi di peluk Reyhan. "Halo cantik, kenalin nama aku Raisa, aku temannya kak Rey." Ucap Raisa dengan lembut.

"Kak Raisa?" Eja Rara

"Iya, kamu juga bisa panggil aku dengan sebutan Kak Rai." Jelas Raisa pada Rara.

"Kak Rai dan kak Rey namanya hampir sama, jangan-jangan kalian jodoh."

Raisa yang mendengar itu langsung diam, namun tidak dipungkiri lagi kalo Raisa senang dengan penuturan Rara. Begitu pun dengan Reyhan, dia tersenyum tipis mendengar omongan Rara barusan.

"Oh iya Kak Reyhan bawa alat tulis loh buat kalian semua." Ujar Reyhan yang disambut dengan bahagia oleh anak-anak panti.

"Yeay alat tulis baru." Teriak anak panti dengan kegirangan.

"Anak-anak kita bagi alat tulisnya di dalam aja ya, kasian kak Rey pasti capek." Usul Raisa pada anak-anak panti.

Mereka semua mendengarkan Raisa, lalu masuk dengan penuh kegirangan ke dalam panti asuhan kasih Bunda itu. Di dalam sana, Raisa dan Reyhan disambut hangat oleh pemilik panti Asuhan yang bernama Ibu Ratih.

RAISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang