Hijab?

30 6 1
                                    

Entah mengapa saat ini Raisa masih memikirkan kejadian di mall itu. Dimana seorang pria memberikan dia jilbab pink. Biasanya dia menerima banyak coklat dan bunga dari para pengangumnya di loker sekolah tapi pria ini memberikan sesuatu yang berbeda yaitu jilbab berwarna soft pink. Dan pria itu adalah Reyhan putra Alfaro.

"Warna yang bagus."gumam Raisa sambil melirik jilbab yang di berikan Reyhan padanya.

Tok..tok
"Rai abang masuk ya?"tanya Hans dari balik pintu.

"Iya bang."teriak Raisa.

"Itu apaan dek?"Tanya Hans sambil melirik kain yang di pegang Raisa.

"Ini jilbab bang."Ucap Raisa sambil memperlihatkan jilbab itu.

"Bagus ya. Emang dari siapa? Dari aisyah?"tanya Hans.

"Lebih tepatnya kakaknya Aisyah."jawab Raisa sambil tersenyum.

"Cie..baru aja pulang bareng eh si doi udah beliin jilbab aja nih."ujar Hans dengan nada menggoda adiknya yang sekarang sedang senyum-senyum.

"Apaan sih bang. Gue dan dia itu cuma sekedar guru dan murid tau."ujar Raisa.

"Siapa tau jadi pendamping hidup."ucap Hans yang di akhiri dengan tawa.

"Terserah lo aja deh."kesal Raisa.

"Biasanya lo dapat coklat atau bunga dari cowok. Lah ini dia ngasih lo jilbab."

"Katanya sih dia ingin gue pakai jilbab."tutur Raisa.

"Dan lo tau kak cuma dia yang manggil gue dengan sebutan Raisa. Biasanya kan orang-orang panggil gue 'Rai'. "Jelas Raisa lagi.

"Mungkin dia nyaman kali manggil lo dengan sebutan 'Raisa'."

"Dia juga bilang kayak gitu ke gue. Katanya dia nyaman manggil gue dengan sebutan itu terus katanya lagi dia nyaman dengan sebutan itu."

"Itu tandanya-"ucap Hans sambil menggantungkan kata-katanya.

"Tanda apa sih kak?"

"Tandanya dia suka sama lo dek."ucap Hans sambil di akhiri dengan tawa.

Raisa mencubit lengannya Hans karena Hans yang suka meledeknya.

"Rai tadi lo dicari sama Elang."tutur Hans.

"Ngpain dia nyari gue?"tanya Raisa dengan mengeryitkan dahinya.

"Mungkin kangen kali."asal Hans.

"Kangen mulu bicaranya bang."

"Emang iya dek. Lagian si Elang tu gak pernah nyariin keberadaan seorang cewek kecuali lo."

"Gue udah anggap dia sebagai kakak gue dan tujuan utama gue buat deket sama dia yaitu dengan menyomblangi dia sama Mega."

"Hm gue harap lo gak ngasih harapan lebih buat Elang. Karena susah buat dia percaya lagi sama cewek dek."ujar Hans dengan menepuk pelan bahu Raisa.

"Iya kak."

"Kakak pergi sama teman-teman dulu kamu di rumah aja ya. Ingat jangan keluar rumah dan jangan ikut-ikut balapan lagi."

"Iya akak ku yang gantengnya kebangetan."

"Kalau mau ngumpul sama teman suruh Dara sama Mega datang ke rumah aja."ujar Hans sambil mencium kening adiknya itu.

"Iya. Hati-hati ya kak."

▪︎▪︎▪︎

Hans sekarang berada di kafe Mocca tempat biasa dia dan Raisa nongkrong bersama teman-teman.

"Raisa mana?"tanya Elang.

"Raisa lagi di rumah."ujar Hans sambil menyeruput minumannya.

"Kok di tinggal sendirian?"tanya Elang lagi.

"Yaelah Lang kalau khawatir tuh jangan kelewatan juga napa."ucap Rio.

"Biasa kalau orang lagi jatuh cinta mah yang di tanya si doi terus."timpal Adrian yang hanya mendapat tatapan tajam dari Elang.

"Selow bro kita cuma bercanda kok."ujar Adrian sambil mengangkat kedua jarinya berbentuk V.

"Raisa gak mau ikut kesini kata-nya dia mau istirahat dan lo tenang aja gue udah nyuruh Raisa buat nelfon teman-temannya untuk datang ke rumah."jelas Hans.

"Alhamdulillah kalau begitu."ujar Elang.

"Lang semenjak lo kenal sama adek gue kayaknya sifat dingin lo udah mencair deh. Gue harap itu gak sementara."ucap Hans sambil menepuk pelan bahu Elang.

"Gue gak tau kenapa sekarang gue peduli sama adek lo."gumam Elang yang masih bisa di dengar oleh Hans dan teman-temannya.

"Mungkin lo udah ada perasaan sama dia kali."ujar Adrian.

"Mungkin." Batin Elang

***

"Rai gimana belajar bareng kak Reyhan?"tanya Mega antusias.

"B aja."

"Kok B aja sih. Harusnya lo senang tau bisa belajar bareng sama kak Reyhan."ujar Dara yang tak dapat jawaban dari Raisa.

"Rai kata Aisyah lo diberi hijab sama kak Reyhan?."tanya Mega yang membuat Raisa spechless

"Emang beneran ya Rai?"tanya Dara antusias ingin mendengarkan jawaban dari Raisa.

"Hmm...i..iya"

"Wah kode tuh biar Raisa mau pakai hijab terus bisa dilamar kak Reyhan. Kak Reyhan kan sukanya sama cewek yang berhijab."ucap Dara.

Perkataan Dara membuat Raisa bungkam. Karena baru kali ini dia mendapatkan hadiah dari seorang lelaki yang memberikan dia sebuah hijab.

"Cewek berhijab? Ah sudahlah gue juga gak suka sama dia. Mana mungkin dia punya perasaan lebih sama gue."batin Raisa.

"Apaan sih lo Ra. Lagian dia juga sukanya sama cewek yang sholeha."

"Itu kan cuma prediksi aja Rai. Muka lo serius amat dah dengan ucapan gue."ujar Dara

"Udah Ra jangan ganggu Raisa lagi. Kita kan di sini buat jagain Raisa biar dia gak kabur terus ikut balapan lagi."ucap Mega

"Emang gue anak kecil?yang harus dijaga sama orang tuanya biar gak makan eskrim."ketus Raisa.

"Hehe..maaf Rai jangan ngambek gitu dong."ujar Mega

"Iya Rai nanti kak Reyhan gak jadi suka sama lo lagi."ujar Dara.

"DARA."teriak Raisa sambil melemparkan sebuah bantal ke wajah Dara.

RAISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang