Sad boy Elang

15 2 1
                                    

Raisa memarkirkan motor sport nya di tempat parkiran sekolah tepat di sebelah motor sport milik kakak nya dan juga sahabat-sahabat kakaknya. Saat hendak menuju kelas, Raisa di cegah oleh seorang cowok yang bertubuh atletis. Cowok itu adalah Elang.

"Gue mau lewat, minggir lo." Ucap Raisa ngegas.

"Gak."

"Mau lo apa sih Lang?" Tanya Raisa yang mulai kesal.

Elang tidak menghiraukan pertanyaan Raisa, dia malah balik nanya pada gadis yang ada di hadapanya. "Kemarin pulang bareng siapa?"

"Lo cuman mau nanya itu?" Tanya Raisa yang dibalas anggukan oleh Elang.

"Gak jelas lo." Kata Raisa datar.

Raisa meninggalkan Elang di tempat parkiran dan dengan cepat dia segera menuju kelasnya berada.

Elang diam di tempat sambil menatap Raisa yang sudah jauh dari pandangannya, "Di saat gue udah bisa buka hati lagi, kenapa harus lo yang jadi obatnya Rai?" Gumam Elang pelan.

***
Suasana kantin terlihat begitu ramai, Raisa dan kawan-kawannya mengambil tempat di bagian pojok kantin. Tidak jauh dari tempat mereka, terdapat Hans yang sedang bersama sahabat-sahabatnya juga.

"Dar, Aisyah kenapa gak masuk?" Tanya Raisa.

"Katanya sih lagi ada urusan di pesantren." Ucap Dara sambil memakan mie nya.

"Oh Reyhan juga ikut?"Tanya Raisa lagi.

"Pasti ikutlah, apalagi kaitannya sama keluarga." Tanpa sadar Dara hampir saja keceplosan tentang tujuan Aisyah dan Reyhan yang tiba-tiba berkunjung ke pesantren.

Raisa merasa ada yang ditutup-tutupi Dara padanya." Dar, lo gak sembunyiin sesuatu dari gue kan?" Tanya Raisa

Dara lupa kalo yang ada dihadapannya adalah Raisa, orang yang selalu tau pergerakan lawan bicaranya."Eng-gak ada kok Rai." Jawab Raisa gugup.

Raisa menyipitkan matanya sambil memperhatikan Dara, "awas aje lu boong, gue gak mau ya temenan sama lu lagi."

Dara seketika takut dengan ancaman yang di lontarkan Raisa padanya. Dengan sesegera mungkin dia menetralkan rasa takutnya.

"Rai, lu punya perasaan lebih gak ke kak Rey?" Tanya Mega mencairkan suasana.

"Ngaco lu Ga, gue gak punya rasa lebih ke Reyhan." Ucap Raisa dengan tertawa.

"Hati-hati sama omongan Rai, bisa jadi suatu saat lu punya perasaan yang lebih ke dia, terus dianya jadian dengan yang lain. Kan sedih:(" Ucap Mega menasehati Raisa soal cinta.

"Lu ngomongin gue atau diri lu sendiri Ga?"

SKAKMAT. Mega terdiam dengan pertanyaan Raisa, karena pada dasarnya semua yang di ucapin Mega tadi adalah kisah yang terjadi pada dirinya sendiri.

"Kenapa diam Ga?" Tanya Raisa lagi.

Mata Mega kini menatap Raisa dengan sendu, " Raisa ih mainnya pakai hati, mana sakit lagi." Ucap Mega mendramastis.

Dara yang melihat Mega ingin tertawa, tapi dia juga merasa kasihan dengan sahabat satunya ini yang selalu gagal dalam kisah percintaan. Mega sih sukanya sama orang yang gak suka dia balik.

Dara mengelus punggung Mega, sembari berkata" yang sabar ya Ga, Gue yakin suatu saat nanti ada orang yang cinta sama lu tulus apa adanya."

"Makasih ya Dar, gue terharu banget tau punya teman kayak lu. Gak kayak yang itu tuh. Sukanya menistakan teman." Ucap Mega menyindir Raisa.

"Dih, gue juga males kali temenan sama lu Ga." Kata Raisa membalas sindiran dari Mega.

"Raisa mah gitu, mainnya serius mulu. Orang gue cuman bercanda juga." Kesal Mega pada Raisa.

"Gak jelas lu Ga."

Bel masuk pun telah berbunyi, menandakan pelajaran kedua akan segera dimulai. Raisa dkk bergegas menuju kelas, tapi saat di pertengahan jalan Raisa memisahkan diri dari sahabat-sahabatnya. Dara yang melihat itu bertanya pada raisa, " mau kemana lu?"

Raisa berbalik menghadap sumber suara, "mapel fisika, gue males sama gurunya."

"Bolos lagi?"

"Yah seperti yang lu tau Dar. Oh iya kalo lu pada nyariin gue, atau abang gue nanya bilang aja gue di tempat biasa." Ucap Raisa sebelum pergi ke tempat yang dia maksud tadi.

Dara yang melihat kepergian Raisa, hanya bisa geleng-geleng kepala dengan kelakuan sahabatnya itu. "Rai, gue harap lu beneran gak ada rasa sama kak Rey."ucap Dara sebelum masuk ke dalam kelas.

Di tempat yang berbeda tepatnya di rooftop sekolah, Raisa mengistirahatkan tubuhnya di atas sofa yang tersedia di tempat itu. Tapi, baru saja istirahat Raisa diganggu oleh bau rokok yang tidak sedap dari tempat itu. Gadis dengan kuncir satu tersebut, mencari keberadaan bau itu. Dilihatnya ada seorang cowok dengan pakaian oblong hitam dan celana abu-abu yang melekat di tubuhnya, dengan segera Raisa menghampiri orang tersebut." Woi kalo ngerokok, jangan disini. Gue gak suka." Teriak Raisa.

Cowok dengan baju oblong hitam itu berbalik menghadap lawan bicaranya," lah Raisa? Kamu ngapain disini?" Tanya Cowok tadi dengan perasaan kaget.

"Harusnya gue yang nanya lu ngapain ngerokok disini, bikin ganggu tau." Ucap Raisa dengan ketus.

"Ini outdoor Rai, jadi siapa aja bisa ngerokok disini. Termasuk aku." Kata Elang pada Raisa.

"Tapi lu mikir Lang, dengan lu kayak gini bikin orang di dekat lu bahaya. Contohnya, dengan lu ngerokok bisa bikin gue sesak nafas dan kena penyakit yang berbahaya akibat rokok lu itu." Ucap Raisa dengan tegas.

"Oh ya satu lagi, gue gak suka lu panggil aku-kamu ke gue." Peringat Raisa lagi.

Elang yang melihat Raisa akan pergi, segera menarik pergelangan tangan Raisa dengan pelan." Maafin gue Rai, kalo bikin lo gak nyaman."

Raisa menatap Elang dengan seksama, sepertinya ada sesuatu yang Elang sembunyikan pada teman-temannya. "Lo lagi punya masalah?" Tanya Raisa tiba-tiba.

Elang diam, dia tidak menyangka bahwa Raisa bisa membaca pergerakannya yang menunjukkan bahwa dia sedang ada masalah.

"Kalo punya masalah, cerita. Jangan diam kek gini, gak semua orang bisa baca pikiran atau situasi lo." Kata Raisa.

"Gue gak tau harus cerita ke siapa."

"Lang, lo punya sahabat. Apa gunanya mereka, kalo disaat lo punya masalah. Lo gak cerita apa-apa ke mereka."

"Tapi, kalo lo belum siap cerita ke mereka. Lo bisa cerita ke gue atau abang gue." Kata Raisa lagi.

"Jangan lampiasin masalah lo, dengan lo ngerokok kek gini. Ini bukan nyelesain masalah, tapi malah nambah masalah. Kesehatan lo itu penting, jangan sampai hanya karena suatu masalah lo jadi sakit." Ucap Raisa sebelum meninggalkan Elang sendirian di atas rooftop.

Elang terdiam dengan ucapan Raisa. Seorang gadis yang terkenal dengan kenakalannya di sekolah, ternyata mempunyai pikiran yang begitu dewasa dan bijak dalam menyikapi suatu masalah." Gue semakin kagum dengan sikap lo Rai." Ucap Elang dengan pelan saat sang pemilik nama sudah pergi meninggalkan tempat itu.















Hai guys! Gimana nih cerita kali ini? Seru gak? Oh ya guys, maaf author baru bisa publish cerita ini lagi. Dikarenakan tahun kemarin masih sibuk dengan dunia praktikum dan laprak, jadi gak sempat buat nulis atau lanjutin cerita lagi. Wkwk

But makasih ya buat kalian yang masih setia nungguin kelanjutan cerita ini. Salam hangat dari author guys♡

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang