Part sebelumnya:
"Anak nakal!"
"K-kenapa? Aku kan hanya melihat saja" gumam Naruto sambil menunduk dengan tatapan sedih
"Kau mau ini kan! Ambillah!" Pria itu melempar topeng rubah yang tadi dilihat Naruto dengan kasar hingga mengenai kepala bocah itu
"Sekarang pergi! Jangan pernah kembali lagi!" Usir pria itu lantas berbalik kedalam tokonya, "Taburi garam setelah anak itu pergi!" Lanjutnya pada seseorang
Tidak tahan dengan semua itu, Naruto langsung bangkit meraih topeng tadi lantas berlari pergi menjauhi kerumunan tersebut
Selamat membaca...
.
.
.
.
Seorang Gadis bersurai indigo melangkah dengan tenang menyusuri sebuah jalan. Dilihat dari ransel yang ia bawa, tampak dirinya baru saja kembali dari akademi. Lengkungan tipis kearah atas dan senandung pelan yang keluar dari bibirnya menandakan mood gadis ini sedang dalam kondisi yang baik. Sesekali Ia terlihat berhenti dan menyapa beberapa orang dengan sopan saat melewati merekaKetika hendak berbelok, tanpa sengaja iris lavendernya menangkap sosok bocah familiar yang berlalu melewatinya begitu saja.
"M-menma-kun?" Ujarnya menatap punggung sang bocah yang makin menjauh menuju arah hutan. Namun sayang panggilannya tidak didengar. Hal itu pun membuat Hinata sedikit khawatir dan akhirnya memutuskan pergi mengikuti bocah itu
-skip-
Saat ini, Naruto tengah duduk di tepi danau. Kejadian didepan toko tadi masih saja berputar di kepalanya. Mata biru yang biasa memancarkan kehangatan itu, tampak tertunduk menatap sendu pada topeng rubah yang berada di genggamannya, "padahal aku kan tidak melakukan apapun, kenapa mereka memarahiku" Gumamnya
Cukup lama ia berada disana sebelum akhirnya berbalik menuju pohon yang biasa digunakannya untuk beristirahat dan meletakkan topeng itu disana. Ia kemudian kembali berdiri, mengumpulkan napas sebanyak yang bisa ditampung paru-parunya, sebelum akhirnya melesat melompati beberapa dahan dan batu seraya menghindari rintangan dengan tangkas. Tanpa menyadari sepasang mata lavender sedang menatap kagum kearahnya sedari tadi
"Ganbatte, Menma-kun..." Ujar seseorang membuat Naruto yang hendak meraih dahan, sontak menoleh. Sayangnya hal itu menyebabkan dirinya gagal mendapat pegangan dan langsung terjatuh dari atas pohon
"M-menma-kun!" Sang pemilik suara akhirnya keluar dan berlari menghampiri Naruto dengan raut wajah panik. "K-kau tak apa?" Tanyanya khawatir
Naruto bangkit dan duduk diatas tanah lantas mengusap kepalanya yang sedikit sakit. "Aku baik-baik saja, ttebayo, eh-..?"
"Hinata-chan!"
"Sedang apa disini?"
Mendapati Naruto yang sedang menatap lekat dirinya membuat Hinata menjadi gugup, "A-aa i-tu a-ano aku..." jawabnya terbata-bata sambil memainkan kedua telunjuknya didepan dada
Melihat reaksi Hinata yang lucu membuat Naruto langsung terkekeh, kemudian menarik tangan gadis itu mengikutinya ke bawah pohon
Menyadari tangannya digenggam Naruto, sontak wajah Hinata langsung memerah padam. 'tenanglah Hinata, i-ini hanya Menma-kun!' batinnya berusaha menjaga kesadaran agar tidak pingsan disini
Mereka pun duduk bersandar disana setelah Hinata melepas ransel yang dibawanya dan meletakkan benda itu disamping tubuhnya
"Kau belum menjawab pertanyaan ku Hinata-chan, sedang apa disini?"
"A-aku tadi melihat Menma-kun, ja-di aku ikuti..." jelasnya jujur sambil menunduk. Tanpa sengaja pandangannya terjatuh pada topeng yang sedang digenggam Naruto, membuat bocah itu ikut melirik, "Aku mendapatkan ini tadi. Bagaimana menurutmu Hinata-chan? Ini keren kan, ttebayo?" Ujarnya bersemangat dan dibalas anggukan oleh Hinata
YOU ARE READING
Not Good Enough - Bad Naruto
FanfictionNaruto, bocah malang yang tidak menahu tentang apapun, terpaksa menerima kebencian semua orang didesa bahkan termasuk keluarganya sendiri yang mengacuhkan dan memperlakukan dirinya seperti hewan. Berbeda dengan Naruto, saudara kembarnya, Menma cukup...