Part sebelumnya:
"Kau bermimpi buruk lagi?" Tanyanya. Naruto hanya terdiam, tampak kebingungan pasalnya kejadian tadi terasa begitu nyata.
"Aku akan kembali ke kamarku" ujar Menma setelah selesai
"Terima kasih"
"Itu gunanya saudara" balas Menma kemudian melangkah keluar menuju kamarnya, meninggalkan Naruto yang masih terduduk diatas kasur memikirkan 'mimpi'nya tadi
__________
'B-bunshin!' Kaget Hinata. Belum sempat ia tersadar dari keterkejutannya, tiba-tiba sebuah tangan menyentuh pundaknya, membuat Byakugan Hinata seketika aktif dan berbalik melayangkan juukennya
"Ughh!" Rintih Naruto saat tinju lembut tapi mematikan itu menyentuh tepat pada bagian perutnya dengan kuat
"M-menma-kun!" Hinata membelalak matanya saat mengetahui pelakunya. "M-maaf a-ku kira..." Ucapan terbata-batanya berhenti ketika Naruto akhirnya terkapar di tanah
__________
"Danzo-sama mendatangiku tadi-.." ujar Minato setelah merasa sang istri sudah cukup tenang
"Kumohon, jangan ada pembantaian klan lagi!"
"Bukan soal itu..."
"Lantas tentang apa?"
"Ini terkait anak kita....Danzo-sama meminta salah dari mereka untuk dijadikan senjata perang desa" jelasnya lantas menunduk
"Kau tahu kan sampai kapanpun, aku tidak akan pernah menyetujui hal itu!!!" Tegas Kushina, "Biarkan aku yang bicara padanya-...!"
"Jangan gegabah, Kushina. Dia orang yang sangat berbahaya! Kita tak tahu apa yang direncanakannya!" Potong Minato
"Kita harus bagaimana? Aku tidak ingin Menma menanggung semua penderitaan itu..." ujar Kushina sambil terisak
"Naruto...." potong Minato menghapus air matanya
"Tapi Kyubi didalam tubuhnya adalah 'Yin', murni kejahatan dan gelap. Akan sangat sulit dan berbahaya jika mencoba mengontrolnya" sanggahnya tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya
"Kita tidak punya pilihan lain, Menma atau Naruto!" Tegas Minato
Wanita itu pun akhirnya mengangguk lemah tanda mengizinkan sang suami mengambil keputusannya
"Aku akan berbicara pada anak itu nanti!" Ujar Minato
Selamat membaca...
.
.
.
.
Cahaya mentari yang telah merambat masuk lewat jendela, memaksa bocah bersurai kuning yang sedang tidur dengan lelap itu untuk menampakkan iris birunya"Jam 10...." gumamnya melirik kearah alarm yang berada di atas meja. Ia ingat semalam tidak melanjutkan tidurnya hingga subuh karena takut mengalami 'mimpi' yang sama lagi
Dirinya yang merasa tidak bersemangat hari ini, akhirnya memutuskan untuk tetap berada disana. Namun karena rasa lapar yang menghampiri perutnya, anak itu pun harus bangkit dan melangkah keluar
"Dasar anak pemalas! Kau tahu sudah pukul berapa ini, hah?!" Bentak sang ibu yang berada di teras rumah saat melihatnya menuruni tangga
"Gomen, Kaa-san. Semalam-..."
"Sudahlah! Kaa-san mau pergi. Tugasmu bersihkan seluruh isi rumah sebelum kaa-san kembali, paham?!" Naruto mengangguk
"Uangmu ada diatas meja. Jangan boros!" Lanjut wanita itu sebelum berlalu pergi keluar rumah
Sang bocah kemudian mulai membersihkan rumahnya, mulai dari menyapu dan mengepel seluruh lantai, hingga mengelap beberapa barang yang terlihat berdebu. Ia terus melaksanakan tugasnya, tidak peduli akan rasa lapar yang telah dirasakan sedari tadi. Setidaknya ini lebih baik daripada harus dimarahi habis-habisan Kaa-san ketika wanita itu kembali dan mendapati tugasnya belum selesai, pikir Naruto
YOU ARE READING
Not Good Enough - Bad Naruto
FanfictionNaruto, bocah malang yang tidak menahu tentang apapun, terpaksa menerima kebencian semua orang didesa bahkan termasuk keluarganya sendiri yang mengacuhkan dan memperlakukan dirinya seperti hewan. Berbeda dengan Naruto, saudara kembarnya, Menma cukup...