Part sebelumnya:
"D-dimana ini?!!" Panik bocah kuning itu mulai berlari. Namun sekeras apapun ia berusaha, dirinya selalu berakhir di tempat yang sama -Genjutsu-
"mereka semua membencimu dan ingin kau mati!"
Terlihat banyak orang yang entah datang dari mana, mulai menghajarnya dan melemparkan beberapa kunai, "aakhh!" rintih Naruto saat benda itu berhasil merobek bajunya dan melukai tubuhnya
Tiba-tiba didepannya, muncul sesosok makhluk mirip Menma yang memandang angkuh dirinya dengan mata kemerahan. "Kau menyedihkan, Naruto!"
"Aku bisa mendapatkan apapun yang aku inginkan. Hadiah, mainan....teman yang nyata" lanjutnya. Terlihat di belakang makhluk itu, tampak semua orang yang dikenalnya termasuk teman-teman mereka sedang berdiri dan memuji sosok Menma yang tersenyum menyeringai kearahnya
"Kau sendirian, kau bahkan tidak cukup menjadi anak baik untuk mendapatkan kasih sayang Kaa-san dan Tou-san!" ketusnya
"T-tolong, berhenti!" Pinta Naruto sambil berusaha menutup telinganya dengan kedua tangan
____________Bocah itu langsung terjatuh ketanah dengan keringat dingin yang membasahi wajahnya yang pucat dan mata yang terbelalak
"Bagus. Semakin cepat kau menyadarinya, semakin cepat dunia ini menuju kedamaian!" ujar Tobi sebelum akhirnya menghilang dari sana
Selamat membaca...
.
.
.
.
Malamnya, bocah bersurai kuning itu terlihat duduk di kasurnya sambil memandang lurus keluar jendela.'Apa-apaan itu tadi?!' Batinnya tampak masih kebingungan dengan kejadian yang dialaminya ketika bertemu sosok bertopeng itu. Tatapan dingin semua orang, serta rasa sakit yang ia rasakan ketika kunai yang mereka lempar mengenai kulitnya, semuanya begitu nyata.
Beberapa detik kemudian, pandangannya pun berubah sendu, "Tapi kenapa semua orang sangat membenciku?" Gumamnya
'Kau menyedihkan, Naruto!' perkataan Menma kembali terdengar. "Menma sialan! Ini semua salahnya!"
Ingatan saat pertarungan kecil mereka tadi ikut muncul, bagaimana perlakuan kedua orang tuanya selama ini yang selalu menyalahkan dirinya atas segala hal tanpa mendengar pembelaannya. Berbeda dengan Menma yang tidak pernah dimarahi, sekalipun saudaranya itu berbuat kesalahan yang fatal. "Selalu saja dia, ttebayo!"
Iris sebiru langit yang biasa menunjukkan kehangatan itu langsung berubah penuh kebencian seketika. "Akan ku balas kau, lihat saja!!!"
********
Keesokan harinya....
"Aku pergi, Kaa-san!" Terdengar suara Menma, diikuti sosoknya yang berlari keluar rumah menghampiri dua orang ninja yang telah menunggunya di depan gerbang
Naruto yang sedari tadi duduk didekat jendela kamarnya sambil melihat keluar, lantas beranjak ke lemari dan mencari sebuah pakaian yang mirip dengan yang dikenakan Menma tadi. Tidak sulit baginya untuk menemukan benda itu, sebab pakaian Menma yang diberikan padanya selalu saja memiliki jenis yang sama
-skip-
Setengah jam kemudian. Bocah bersurai kuning itu tampak berdiri menatap dingin kearah pantulan dirinya didepan cermin. Bahkan sekarang ia mulai merasa muak dengan bayangannya sendiri yang terlihat mirip seperti saudaranya itu
Tanpa berlama lagi, Naruto segera bergegas keluar kamarnya lantas menuruni tangga. Saat melewati ruang keluarga, tampak sang ibu sedang duduk di sofa sambil membaca sebuah majalah.
YOU ARE READING
Not Good Enough - Bad Naruto
FanfictieNaruto, bocah malang yang tidak menahu tentang apapun, terpaksa menerima kebencian semua orang didesa bahkan termasuk keluarganya sendiri yang mengacuhkan dan memperlakukan dirinya seperti hewan. Berbeda dengan Naruto, saudara kembarnya, Menma cukup...