[Day-1] lapangan parkir kecepatan 20 km/jam

613 127 29
                                    

"Lo nyetir agak cepet dikit bisa gak, sih?! Percuma punya mobil bagus kalo nyetirnya malah kayak nyetir bajaj."

"Sabar.."

"Udah jam 10 ini!"

"Iya, sabar.."

"Udah ini, udah aja telat, udah."

"Enggak kok, sabar-"

Tiinnnn!!! Tiiiinnnnn!!!

Kan, sabarnya Jungmo akhirnya diprotes sama mobil di belakangnya.

Tau, sih, lagi puasa gini harus sabar, cuma kalau nyetir mobilnya kalah cepat sama gerobak dorong dan akhirnya bikin macet, ya emosi juga, kan.

Tapi, Jungmo masih tetap menyetir dengan santai seakan tak mempedulikan klakson mobil belakang yang berisiknya sudah ngalah-ngalahin suara kopaja kehabisan bensin.

Bukan karena Jungmo egois, tapi karena Jungmo tau, mobil hitam metalic di belakang sana itu mobilnya Woobin, dan yang nyolot bunyiin klakson pasti Wonjin.

"Kak, sumpah, ini kalo gak buru-buru bisa didiskualifikasi."

"Iya iya, tinggal nyari parkir."

"Kalo gak gak inget lagi puasa udah gue tendang keluar mobil lo, ngesot ngesot sana."

Hari ini, hari di mana sembilan orang yang tergabung dalam satu grup bernama King Krabby akan mengikuti audisi ajang pencarian bakat musik spesial Ramadhan yang akan tayang di TV saat sahur.

Awalnya iseng, tapi di coba dulu aja, tidak berharap banyak. Tapi, siapa sangka kalau pemberitahuan lolos itu yang mengantar sembilan pemuda ini ke dalam studio saluran penyiaran.

"Hampir gue tabrak asli, Mo, mobil lo." Ucap Woobin sambil berlari kecil dan menenteng koper kecil di satu tangannya.

"Aturan tabrak aja, sih. Geregetan gue liatnya." Sahut Hyeongjun.

"Gue lagi nyari tempat parkir ya, bukan sengaja dilama-lamain." Jungmo membela diri.

Seongmin yang berlari di belakang berdecak kesal, "Gara-gara Bang Serim, nih, pake acara salah lihat jadwal audisi. Jelas-jelas ditulis jam 10, bilang digrup jam 12."

"Pada gak mau dengerin apa kata gue, sih. Dibilangin berangkat 3 jam lebih awal biar gak buru-buru. Lo semua pada ngegampangin, sih." Allen ikut menyahut.

"Ya lo berangkat 3 jam lebih awal itu mau bantu panitia beres-beres panggung apa gimana? Pintu masuk juga belom dibuka, lo udah kemah di depan." Balas Serim.

"Yang bangunnya kebo diem-diem aja itu, udah kayak orang gak ada salah, padahal kita telat gara-gara nungguin dia nyari sepatu doang." Lirik Minhee pada Wonjin, setengah menyindir sebenarnya.

Taeyoung mengangguk, ikut manas-manasin aja, "Padahal udah gue bilang berkali-kali, jangan lupa pasang alarm. Abis sahur terus subuhan jangan tidur lagi. Batu, sih."

"Ya, kan, gue ikut jadwal aja, katanya audisi mulai jam 12, ya gue santai dong," Wonjin tentu tidak mau disalahkan, "Lagian kalo udah tau telat bukannya ngebut, malah ribet cari parkir. Jangan nyalahin gue doang dong."

Intinya semua salah. Salahnya barengan sampai membentuk satu rangkaian, yang membuat sembilan orang ini jadi keburu-buru mengejar waktu.

Tangan kanan dan kiri penuh membawa segala perlengkapan alat musik, tapi mulut masih tidak lelah menggerutu. Kalau tidak ingat lagi puasa di mana harus menahan nafsu dan amarah, kayaknya mereka bersembilan sudah baku hantam di lapangan parkir.

"Kok feeling gue udah gak enak ya." Ucap Hyeongjun.

"Gak enak gimana, Jun?" Tanya Serim.

Hyeongjun menyenggol lengan Minhee dan Jungmo heboh, "Inget gak awal kita ngirim demo buat audisi, yang Taeyoung disuruh ngirim video ke e-mail Voice of Ramadhan, tapi malah nyasar ke e-mail Indonesia's Next Top Model. Dari situ firasat gue udah gak enak, tuh."

Iya, memang benar begitu kejadiannya.

Gak tau juga apa yang dipikirkan Taeyoung waktu itu, sampai salah alamat. Kalau salahnya karena typo satu atau dua huruf, sih, masih bisa dimaklumi. Tapi, ini, kan, parah. Ibarat orang mau pergi tujuannya ke Pulau Seribu tapi malah nyasar sampai ke Raja Ampat. Jauh.

Kalau Seongmin gak lagi gabut dan memeriksa e-mailnya kembali saat itu, mungkin mereka gak akan lolos ikut audisi, tapi malah putar haluan jadi model majalah.

Awal kompetisi yang tidak semulus apa yang diharapkan. Masa depan harus dipertanyakan.

"Aduh, gue kebelet. Ijin ke kamar mandi dulu ya?"

Jungmo baru mau berlari mencari ke kamar mandi, tapi keburu ditarik balik sama Woobin, "Gak ada gak ada, udah telat."

"Kencing di botol aja." Tidak usah didengar, Minhee emang ngomongnya suka asal.

"Ada yang punya minum gak, sih? Tenggorokan gue kering."

"Kalo masih ada waktu, kita makan dulu dong. Katanya mie ayam di sini enak."

"Gue kencing aja gak boleh, lo malah minta mampir kantin."

"Inget lagi puasa woi puasa!"

"Gak usah ribut deh, malu-maluin."

Ya, baru sadar aja kalau dari tadi sudah diliatin sama semua orang di sana.

"Panggilan kepada peserta dengan nomor urut 1404 untuk segera memasuki ruangan audisi."

Seperti familiar dengan nomor urut yang disebutkan..

"Sekali lagi, panggilan kepada peserta dengan nomor urut 1404 untuk segera memasuki ruangan audisi."

"It's out turn?"

"Sekali lagi, panggilan kepada peserta dengan nomor urut 1404 untuk segera memasuki ruangan audisi. Kalau tidak segera masuk, akan kami diskualifikasi."

Dan semuanya langsung kelabakan berlari sebelum nama mereka dicoret.

Bismillah, ladang kurma tiga hektar. Wish us luck!





voice of ramadhan 🌠

Voice of Ramadhan― cravity ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang