[Day-9] insiden yang melibatkan 2 orang

172 64 11
                                    

Awalnya injek-injekan bagian belakang sepatu, terus senggol-senggolan bahu, gak lama dorong-dorongan, lama-lama pukul-pukulan. Ini kalau tidak segera dilerai sama Serim, mungkin Jungmo sama Minhee sudah baku hantam di belakang panggung. Padahal baru beberapa menit yang lalu mereka menyesaikan penampilannya di panggung 30 besar.

Pertengkaran kecil ini bermula saat Jungmo yang seperti biasa, tampil bernyanyi sambil bermain gitar di sebelah kanan Woobin yang berdiri di tengah sebagai penyanyi utama, perlahan tapi pasti bergeser ke bagian kiri panggung, menghampiri Minhee yang awalnya gak sadar Jungmo ada di dekatnya.

"Ssstt ssttt.."

Bisikan kecil itu awalnya tak terdengar, kalah dengan dentuman musik di belakang.

"Sssttt.. sstttt!"

Lama-lama semakin kencang dan cukup mengganggu, akhirnya Minhee menoleh dan ada Jungmo di sana, yang menatapnya dengan pandangan aneh. Seperti mengisyaratkan sesuatu tapi Minhee tak mengerti.

Masih di tengah penampilan, Minhee kembali fokus dengan permainan musiknya.

Tapi, Jungmo bukannya kembali ke posisi malah berdiri semakin dekat dengan Minhee bahkan sampai menyenggolnya singkat karena ia tak menggubris Jungmo.

Minhee menaikkan sebelah alisnya sambil bergumam, "Apa?!"

Jungmo tak menjelaskan apapun, hanya kedua alisnya yang naik. Dagunya yang mengarah pada Minhee seperti menunjuk sesuatu. Tapi, setiap ditanya apa maksudnya, Jungmo tak menjawab.

Sampai selesai penampilan, Jungmo dan Minhee main pelotot-pelototan. Tidak ada yang merusak dari segi musiknya, cuma, kan, tetap tidak enak dipandang mata. Minhee sama Jungmo sudah kayak anak tk yang berantem rebutan gulali.

Sampai kena kritik sama Mas Jae selaku juri. Bukan kritik yang marah-marah terus gebrak meja, tapi lebih ke arah sindiran.

"Kalau cuma mau main-main, jangan di sini. Apa emang niat nyerah terus pulang? Enjoy your performance boleh, tapi stage act-nya tolong tetap dijaga."

Sekarang Jungmo sama Minhee didudukin berjejer sama Serim. Mau disidang.

"Lo berdua kenapa, sih?"

Minhee langsung menunjuk Jungmo, "Jangan salahin gue dong. Tanya, nih, orang dia yang tiba-tiba mepet gue. Ngajak ribut kali."

"Resleting celana lo kebuka!"

Ini yang sejak tadi mau Jungmo bilang, kalau resleting celananya Minhee itu dari awal tampil sampai semuanya turun panggung itu gak ketutup.

"Hah?"

Jungmo mengarahkan dagunya menunjuk celana Minhee, dan ketika Minhee melirik kebawah, benar saja..

"Kok lo gak bilang dari tadi anj-" Minhee malah makin nyolot, menahan malu sebenarnya.

Jungmo yang merasa sudah mengingatkan sebaik mungkin ikutan nyolot, "Kan, udah gue kasih tanda ya dari tadi, lo yang gak paham paham."

"Ya gimana gue bisa paham, lo gak ada bilang apa-apa juga."

"Emang gak kerasa semriwing semriwing AC studio masuk dari bawah?" Woobin menyahut.

Sama sekali tidak ada niat mau bikin sensasi, tapi beneran, Minhee gak sadar.

Sebenarnya, Jungmo juga gak sadar dari awal, sih, soal resleting celana Minhee yang terbuka. Tapi, waktu Jungmo gak sengaja lihat ke arah jejeran crew di belakang kamera yang menyembunyikan tawa, saling berbisik dan menunjuk ke arah Minhee, Jungmo sadar pasti ada yang salah. Dan waktu Jungmo lihat, benar saja resleting celana Minhee masih belum tertutup sempurna.

Telinga Minhee sekarang sudah memerah sepenuhnya. Ia benar-benar malu. Kalau kamera sampai mengarah padanya tadi, bagaimana?! Minhee cuma bisa nyengir. Di luar tersenyum, dalam hati menangis.

Mungkin Minhee harus bilang ke editor, kalau insiden resletingnya tertangkap kamera, Minhee mau minta tolong bagiannya dipotong sampai sebatas perut. Kalau cuma ditutup emot ala hijabers instagram yang gak mau kelihatan auratnya atau parahnya diblur, nanti malah menarik perhatian.

"Ya gue minta maaf deh," Ucap Jungmo menyesal, "Kalo hari ini kita pulang gara-gara gue yang gak profesional, minggu depan gue bayarin berangkat ke Cebu."

Ucapan Jungmo yang langsung membuat kedelapan temannya yang lain menoleh menghadap ke arah lelaki itu. Terus semuanya main lihat-lihatan.

"Serius, nih, Mo?"

Jungmo membalas dengan anggukan yakin.

Dan semuanya yang ada di sana krmbali saling berpandang-pandangan dan mengangguk satu sama lain. Sesi berdoa dimulai..

"Ya Tuhan, hamba tidak memaksa untuk kesempatan di kompetisi ini. Kalau ada yang lebih pantas, beri saja kesempatan ini padanya. Hamba gak pernah liburan ke Cebu. Mumpung dikasih gratis, boleh berangkat minggu depan.."




voice of ramadhan 🌠

Voice of Ramadhan― cravity ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang