[Day-22] 5 tersangka insiden petasan

121 47 13
                                    

"Bang.."

"Heh, Jin, di mana lo, udah malem gini kok belom balik?"

"Gini, Bang.. Aduh, gimana ya ngomongnya?"

"Wonjin?"

"Bang, tarik nafas dulu coba.."

"Kenapa, sih?"

"Bang Allen lagi di mana?"

"Di studio."

"Bentar, di sana ada Bang Serim?"

"Gak ada, tadi ijin pergi."

"Oke, Bang, gini.."

"Wonjin, ngomong yang jelas, gak usah bikin gue deg-"

"Gue sama yang lain lagi di polsek, Bang."

"HAH?!"

"Tenang, Bang, tenang dulu-"

"Ini maksudnya gimana, sih? Lo ngapain di polsek? Oh, lo lagi antri nasi goreng yang kemarin viral itu ya, yang katanya pake penglaris tuyul? Kata Jungmo, dia nitip satu, mau buktiin apa beneran seenggak enak itu kalo dibungkus-"

"Kita ditangkep, Bang, sekarang lagi ditahan di Polsek."

"HAH?! KOK BISA?! LO ABIS NGAPAIN?!"

"Ke sini dulu deh, Bang, ribet kalo gue ceritain sekarang."

Wonjin tidak sedang bercanda soal dirinya, Minhee, Hyeongjun, Taeyoung dan Seongmin yang sekarang lagi duduk berjejer di bangku panjang polsek setempat, dengan bibir yang bergetar ketakutan dan beberapa polisi berseragam yang terus memperhatikan mereka sambil geleng-geleng kepala.

Jadi, ceritanya begini, habis buka puasa dan sholat maghrib, Taeyoung yang awalnya cuma ngajak Wonjin buat nemenin dia beli hadiah kenang-kenangan untuk Jaehee yang grupnya gagal lolos ke babak spekta selanjutnya. Sebagai kasih yang belum sempat tersampaikan dan belum sempat diperjuangkan, dengan hadiah yang Taeyoung beri nanti, setidaknya Jaehee bisa mengingatnya.

Tapi, akhirnya Seongmin juga minta ikut, katanya dia mau beli es krim rasa mint choco yang sudah diidamkan dari kemarin. Memang agak batu, sih, baru saja suaranya kembali setelah radangnya sembuh, malah nantangin mau makan eskrim lagi.

"Lo sikat gigi aja, terus air bekas kumur-kumurnya lo telen deh, udah itu rasa mint choco." Terus kakinya Woobin langsung diinjek sama Seongmin.

Hyeongjun juga minta ikut, mau sekalian beli kadi untuk ulang tahun kakaknya minggu depan. Minhee juga mengikutkan diri, gabut aja, sih, pengen jalan-jalan cari udara segar.

Kelimanya keluar, pinjam mobilnya Woobin, yang kebagian nyetir hari ini Minhee. Soalnya yang lain agak gak yakin sama Wonjin, Wonjin kalau nyetir suka ugal-ugalan. Sudah dia yang nyetirnya ngawur, dia juga yang sibuk bunyiin klakson nyalahin orang lain.

Setelah Taeyoung, Hyeongjun dan Seongmin sama-sama mendapat apa yang mereka cari. Sudah, kan, mereka menuju parkiran mobil buat ambil mobil, mampir beli cilok bakar terus balik pulang.

Tapi, waktu nungguin si abang ngebakar cilok, Hyeongjun lihat ada bapak-bapak tua penjual kembang api. Muncul lah rasa iba itu, akhirnya Hyeongjun beli jualannya, walau cuma sedikit, soalnya gak ada sisa uang lagi, Hyeongjun harap bisa bermanfaat untuk si bapak dan keluarga di rumah.

Ada kembang api, ada petasan.

"Main dulu kuy, kayaknya di sebelah situ ada lapangan deh."

Ajakan Minhee yang seharusnya tidak diiyakan oleh yang lain. Ajakan Minhee yang pada akhirnya menyeret mereka berlima pada pihak berwajib.

Awalnya cuma main kembang api sambil ketawa-ketawa, ambil foto, rekam video, pokoknya yang instagramable. Lalu keterusan main petasan sambil ngakak kenceng, dibanting, dilempar-lempar dan karena kebanyakan bercanda akhirnya petasannya kelemlar ke dalam halaman masjid, dan berakhir meledak, ngagetin orang satu masjid yang lagi sujud.

"Malu-maluin banget dah, lo kalo diseret ke kantor polisi pake alesan yang keren dikit lah. Balapan liar, transaksi di black market atau apa gitu. Ini malah ketangkep gara-gara petasan." Bisik Jungmo ngawur.

"Maafkan kelakuan teman-teman saya, Pak. Saya yakin kalau teman-teman saya ini tidak berniat untuk membuat keributan sampai membuat geger satu masjid."

Karena Serim yang pergi dan masih belum bisa dihubungi sampai sekarang, akhirnya Allen yang maju sebagai penanggung jawab lima orang tertangkap konyol ini.

"Tolong, jangan diulangi lagi ya."

Untung bapak polisinya baik.

"Bang Serim udah tau?" Tanya Wonjin takut-takut, soalnya walaupun kelihatannya Serim kelakuannya agak bocah dan sering cengengesan, kalau sudah marah, serem.

Woobin menggeleng, "Kayaknya belum, sih, chat dari gue masih centang satu semua. Lagi jalan kali sama gebetannya."

"Loh, Bang Serim punya cewek baru? Sejak kapan?"

Yang lain juga bingung, soalnya sampai sekarang Serim sama sekali tidak lernah cerita kalau punya pacar atau gadis yang sedang ia dekati. Biasanya, sih, Serim selalu curhat kalau punya tambatan hati baru.

"Iya kali," Jawab Woobin lagi tak yakin, "Udah berapa hari ini, kan, lihat HP mulu, terus teleponan sampe sahur. Heran juga gue, apa kupingnya gak panas."

"Tumben diem-diem aja kalo bener punya cewek baru."

"Gebetannya Bang Serim udah punya cowok kali, jadi diumpetin."

Dan berakhir Minhee dijejelin roti srikaya, kebiasaan ngomongnya suka asal nyebut, gak dipikir. Kalau benar kejadian, kan, bahaya.




voice of ramadhan 🌠

Voice of Ramadhan― cravity ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang