[Day-21] barang bukti dari kamar 099

135 51 17
                                    

"Serim, tolong teman-temannya diajak ke meeting room di lantai 9. Sudah ditunggu di sana."

"Ya?"

"Segera ya, jangan buat menunggu lama."

Serim yang baru menyelesaikan sholat dhuha pagi itu, yang niatnya mau langsung ke mobil menyusul teman-temannya yang lain, tiba-tiba langsung dicegat oleh seseorang dengan seragam yang Serim kenal sebagai seragam crew Voice of Ramadhan.

Yang bisa Serim baca dari raut wajah dan cara penyampaiannya itu, sepertinya ada sesuatu yang penting dan sangat darurat untuk disampaikan. Jujur saja, itu membuat Serim tiba-tiba gugup.

Ini, ada apa ya?

Kalau pun mau menyampaikan sesuatu terkait kompetisi King Krabby di sini, atau briefing semata, Serim rasa bukan. Memang ada hal lain yang mau dibicarakan dengan dirinya dan teman-temannya yang lain.

"Ada apa, Bang?"

Serim hanya bisa mengendikkan bahunya ketika kedelapan temannya sudah datang dan menanyakan panggilan itu.

"Kok tumben, sih, kita dipanggil barengan. Kalo briefing biasa, kan, cuma Bang Serim yang maju."

"Atau kita mau dipulangin lagi, gara-gara salah baca pengumuman voting tadi? Seharusnya kita yang dapet vote paling rendah gitu."

"Ah, ya masa, sih. Tapi, kita masih posisi aman tadi. Kalo ada salah perhitungan juga gak mungkin meleset jauh, kan."

"Dipanggil barengan ke meeting room, udah berasa mau disidang aja."

Kata-kata adalah doa. Orang bilang, sih, begitu. Dan ternyata, memang benar. Begitu sembilan anggota King Krabby ini masuk ke dalam ruang meeting, tatapan mata mereka sudah langsung bertabrakan dengan beberapa orang yang duduk berjejer di sana. Dengan wajah yang serius dan hanya ada keheningan di sana. Suasananya jadi mendadak dingin.

"Pe..permisi."

"Silahkan duduk."

Serim memgangguk dan maju lebih dulu untuk mengambil tempat di tengah. Di sampingnya ada Allen, Seongmin dan Minhee yang saling melempar tatapan bingung. Hyeongjun yang sampai duduk mepet sama Wonjin saling berpegangan tangan. Taeyoung, Woobin dan Jungmo yang berusaha tetap tampak ramah tapi tak bisa menyembunyikan kegugupannya.

"Sebelumnya saya mohon maaf karena mengganggu waktu istirahat dan waktu latihan kalian. Tapi, memang ada hal penting yang harus saya sampaikan dan mungkin bisa kita bahas di sini. Segera."

Tidak ada yang berani balas bicara, dan semuanya cuma mengangguk mengiyakan. Tetap berusaha tenang, walaupun tangan yang terkepal di bawah meja sudah gemetar pelan.

"Kalian sudah tau, kan, kalau setiap hari salah satu dari crew kami ada memeriksa dan melakukan inspeksi ke setiap kamar peserta?"

Sekali lagi, sembilan orang itu hanya bisa mengangguk.

"Dan saat crew melakukan pemeriksaan di kamar 099 tempat di mana kalian tidur, kami menemukan ini."

Sebuah bubuk putih dalam plastik kecil yang diletakkan di atas piring putih, kini digeser menuju tengah meja. Sembilan pandangan mata itu pun tertuju ke satu arah.

"Kami tidak ingin berburuk sangka pada salah satu peserta. Bahkan kami tau bagaimana kalian bersikap baik sejauh ini. Tapi, apa yang kami temukan ini, sepertinya harus diluruskan."

Semua anggota King Krabby terdiam, masih mencoba mencerna apa maksud dari pembicaraan ini. Mereka dipanggil secara privat, beberapa kepala divisi acara yang duduk di hadapan mereka dan sebuah barang yang menjadi alasan keberadaan mereka di sini.

"Apa benar kalian mengonsumsi barang haram ini?"

Barang haram apa?!

"Ini narkoba, kan?"

"Astagfirullah.."

Mendengar namanya saja merinding. Bagaimana mungkin mereka sampai bisa memiliki barang ini?

Serim biar kata badannya segede titan itu saja takut sama serangga. Allen yang besar di luar negeri itu kalau kenalan sama cewek baru suka kikuk. Jungmo yang kebanyakan makan tape saja pusing. Woobin yang mencium bau duren bisa mabuk. Wonjin yang minum kopi susu segelas bisa tidak tidur sampai tiga hari. Minhee yang sekali minum obat batuk langsung tidur secepat kilat. Hyeongjun yang tiap lihat badut langsung kabur. Taeyoung yang masih suka keselek boba. Seongmin yang sekalinya dengar cerita hantu langsung gak berani ke kamar mandi sendiri.

Bagaimana bisa orang-orang ini sampai punya barang haram itu di kamarnya?!

"Kami sangat tidak mentolerir perbuatan seperti ini. Dan jika benar, terpaksa kami harus mengeluarkan kalian dari kompetisi-"

"T-tapi itu cuma gula halus, Pak."

"Apa?"

Woobin menunjuk bubuk putih dalam plastik itu, "Itu bukan narkoba, tapi itu cuma gula halus sisa donat yang saya beli buat takjil buka puasa kemarin."

Suasana mendadak hening.

"Oh.."

Dan sembilan anggota King Krabby dipersilahkan keluar dari ruangan, setelah disidang atas tuduhan palsu tanpa bukti yang jelas, bahkan tak ada sama sekali.

"Nanti tolong belikan nasi padang buat mereka buka puasa, sama belikan itu pizza yang satu meter. Saya mau turun dulu, buang malu terus minta maaf."





voice of ramadhan 🌠

Voice of Ramadhan― cravity ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang